01 - Where Is Zamora?

58 6 7
                                    

Chapter pertama nie🙏🏻

Happy reading guys, i hope you like this story~~

Smile or Pain


Angin dingin berhembus kencang dari jendela Tamara. Tamara langsung bangun dan melihat jam alarm nya, 06:40 Tamara hampir telat.

"Arghh sialan, ga gue bunyiin anjing," Tamara segera bangun dan tersadar ada sesuatu, "jangan bilang..." Tamara memejamkan matanya singkat dan menoleh takut takut kearah kasur. Benar saja.

"Sial banget hari ini" Monolog Tamara.

Ia langsung menyibakkan seprainya dan langsung mandi untuk mencucinya.

Selesai mandi dan mencucinya, ia kembali melihat jam dan menunjukkan jika 5 menit lagi bel masuk sudah berbunyi. Pasrah. Itu yang Tamara lakukan sekarang.

Selesai bersiap, Tamara langsung bergegas memakai sepatunya melewati orang tuanya di meja makan yang hanya menatap nyalang kearahnya.

Klek!

Tamara langsung membuka pintu lalu menutupnya kembali dengan sedikit kencang.

Tamara sedikit berlari menuju sekolah sembari mengecek handphonenya untuk menunjukkan waktu.

"Kebanyakan baca wattpad anjeng," Tamara menyipitkan matanya seperti menangis. Ga beneran ya njem.

Saat sudah sampai di gerbang sekolah, Tamara mendapat kejutan. Jeng jeng, gerbangnya udah ditutup. Sial. Kata yang Tamara ucapkan dalam hati. Katanya sih masih pagi Jangan misuh, tapi klo keterlaluan ya misuh aja -Tamara.
(*Misuh semacam memaki gitu)

Tamara melihat satpam yang bertugas di pos dan menghampirinya, "pak ijinin saya masuk dong pak, sekali ini deh beneran pak sekali ini doang" Tamara menunjukkan jari telunjuknya dengan muka memelas.

"Baiklah, karna kamu jarang telat gapapa" Dalam hati, Tamara senang mendapat jawaban seperti itu.

Satpam segera membuka gerbangnya dan menutupnya kembali seperti semula.

Jeng jeng, Tamara mendapat kejutan(lagi) setelah perjuangan berlari-lari dari rumah menuju sekolah, Tamara hanya mendapatkan informasi bahwa kelasnya sedang jam kosong atau jamkos.

Zamora yang kebetulan ingin keluar kelas melihat Tamara yang berjalan tertatih karena kelelahan.

"Lah, lo ngapa lari anjir" Zamora menatap heran kearah Tamara.

"Nah pas banget," Tamara menurunkan tasnya dari pundak dan diberikan kepada Zamora, "nih taroin dongg, ya ya ya"

"Yayaya" Zamora hanya tersenyum paksa lalu masuk kedalam kelas, mengikuti Tamara dibelakangnya.

Tamara segera duduk diantara ketiga temannya, "gila tau ga si cape nya dari abis bangun ngebut mandi terus nyuci gara gara tamu terus lari lari kaya dikejar syaiton nirojim taunya jamkos jing" Tamara memukul meja pelan dengan kepalan tangannya.

"Eh ini tuh mau ujian semester makanya guru pada ngurusin ujian segala kaya rapat," Liora berkata dengan tangannya yang disilangkan di dadanya sembari bersandar di bangkunya.

Tamara juga bersandar dan melihat kearah bangku milik Zamora. Kosong.

"Eh iya jora mana bray?" Tanya Aurora secara tiba-tiba.

"Paling ngapel ama Leon" Jawab Liora.

Tamara menyenggol lengan Liora, "eh iya, ngomongin nak IPA, lo tuh bisa ga si peka dikit yor? Kesian si Arkan di gantung mulu" Tamara langsung membuka topik dan menatap Liora.

"Tau tuh bocah, padahal sinyal udah keras banget yak," sambar Aurora, "oh iya terus kemaren gue nge gep orang yang ngikutin lu tam, kayanya secret admirer dah"
(*Gep semacam menciduk)

"Wadepak, siapa anjir." Tamara menatap bingung kearah Aurora.

"Samlekom ya ahli kubur" Ucap seseorang dari arah pintu.

"Si yanto, masih pagi udah ngadi ngadi." Tamara menggeleng pelan melihat kelakuan teman sekelasnya. Tamara melihat jam di dalam kelas yang menunjukkan pukul 07:10.

"Sumpah bosen banget anjir, ngantin lah kuy" Tamara mengajak teman-temannya sembari berdiri dari bangkunya.

Diikuti dengan anggukan dari ketiga temannya. Selama perjalanan menuju kantin, mereka selalu mengobrol macam macam hal. Dari candaan hingga yang serius, bahkan mengobrol yang tidak mungkin menjadi mungkin.

"Eh tau ga si," Viera mengucapkan kalimat andalan miliknya, "gua mimpi aneh banget, masa ya di mimpi tuh gua lagi koma tapi gua bisa liat kalo gua lagi koma. Ngerti ga?"

"Iya iya ngerti, jadi kaya lo bisa liat badan lo sendiri kan." Liora.

"Iya, semacam itu, tapi ya gua tetep mikir kalo itu cuma mimpi gitu dan ga bakal nyata" Viera kembali mencairkan suasana karena ia sudah tau ini akan mengarah kepada penjelasan Tamara dan Liora yang sulit di mengerti.

"Ga ada yang ga mungkin di dunia ini Vi," Tamara yang sedari tadi hanya mendengarkan kini angkat bicara mengenai cerita Viera, "bisa aja itu emang kejadian tapi ga disini"

"Maksudnya?" Viera benar benar tak paham akan hal ini.

"Karena gue penganut teori multiverse makanya gue bisa bilang ini, bisa aja yang lo mimpiin bener bener kejadian di paralel lain gitu" Jelas Tamara.

"Ohh iya iya ngerti, tapi gue setuju sama ucapan lo. Selain itu ga ada yang tau sebesar apa alam semesta kan, ga menutup kemungkinan juga adanya multiverse" Sambar Liora.

Setelah sampai di kantin, mereka langsung duduk dan memesan makanan ringan untuk mengganjal perut.

Ting!

Pesan notifikasi dari handphone Liora mengalihkan atensi mereka. Liora segera mengeluarkan handphonenya dan melihat pesan dari seseorang.

Leon

: Zora bareng lo??

Lah, kaga le gw kira jg sama lu :
Read


"Siapa?" Tanya Tamara.

"Leon nanya si jora lagi sama kita ga, ya gue bilang kagak" Liora langsung meletakkan handphonenya di meja dan memakan makanan yang sudah di pesan.

Tbc

Gimana nih chapter pertama???

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimana nih chapter pertama???

See you in next chapter👋🏻

Smile Or Pain [✔️]Where stories live. Discover now