Part 17 Menemukanmu

155 13 1
                                    


POV ABIMANYU ON

Mobil yang dikemudikan oleh mas Aldi berhenti di depan sebuah rumah mewah. Menurut google maps, petunjuknya berhenti disini. Setelah sempat nyasar, akhirnya sampai di depan rumah yang dimaksud.

Lebih dari sekedar rumah, ini villa yang biasanya hanya ditinggali beberapa hari saja oleh si pemilik. Daerah bogor, cukup jauh juga dari Jakarta. Tempat yang tersembunyi, tak banyak orang tahu. Entah apa motif si penculik sampai menyembunyikan Sabrina tanpa meminta tebusan.

Kami segera keluar dari mobil dan melongok kearah pagar. Seorang satpam menghampiri kami.

"Cari siapa ya pak?" tanyanya dengan sopan.

"Saya cari istri saya yang diculik sama bos kamu." Tanganku mengepal. "Buka pintu gerbangnya sekarang."

"Mmaaaff...pak, nggak ada siapa-siapa disini," satpam itu enggan membukakan pintu pagarnya untuk kami masuk.

"Saya aparat," suara mas Aldi terdengar tinggi. Dengan tubuh tegap dia membuat si satpam sedikit kaget dan menunduk. "Cepat buka atau saya suruh pasukan saya mengepung tempat ini."

Mas Aldi memang polisi betulan. Dia bertugas di Sat Reskrim. Jadi, memang kesehariannya jarang memakai seragam dan tampangnya memang sedikit mirip preman dengan badan tinggi besar.

"Cepat!!" Serunya meninggi.

Si satpam dengan tangan gemetar, membuka pintu pagar dan membiarkan kami masuk kedalam halaman villa yang luas itu. Di pintu utama kami berpapasan dengan seorang wanita setengah baya seumuran dengan ibu.

"Dimana keparat itu sembunyikan istriku" ujarku sedikit emosi.

"Si eneng tuan?" tanyanya takut-takut.

Aku mengangguk. Tanpa banyak bicara, dia menunjuk kearah tangga menuju lantai atas. Aku buru-buru naik ke tangga diikuti mas Aldi, mbak Santi dan wanita setengah baya itu.

Ada tiga kamar di lantai itu, dan wanita yang mengikuti kami tadi menunjuk salah satu kamar yang di pojok. Segera aku kesana dan membuka pintu kamar itu.

"Sabrina," ucapku saat melihat sosok wanita yang meringkuk diatas kasur dengan tangan dan kaki terikat.

POV Abimanyu Off

*****

POV Sabrina On

Samar kudengar suara berisik diluar sana. Apa mungkin itu Abi? Aku mengerjapkan mata sebentar dan merasakan kepalaku sangat pusing. Rasanya badanku lemas, padahal tadi aku sudah menghabiskan makananku.

Tak lama ku dengar pintu dibuka dengan paksa. Seseorang masuk dan berteriak.

"Sabrina."

Itu suara Abi. Aku berusaha untuk bangun tapi tak bisa. Tangan dan kakiku terikat, sedangkan pintu kamar tak terkunci dari luar. Bima mengikatku sebagai gantinya ia tak mengunci pintu kamar seperti kemarin.

Abi bergegas menghampiriku dan membantu melepaskan ikatan di tangan dan kakiku. Dia juga membantuku duduk.

"Abiii..." lirihku. Air mataku menetes. Ia memelukku, menenggelamkanku dalam dekapannya.

"San," panggilku yang melihat ada Santi juga mas Aldi suaminya. Santi menatapku dengan mata berkaca-kaca. Aku yakin keadaanku saat ini sangat menyedihkan.

"Sa, kamu nggak papa kan," tanya Santi setelah ia juga memelukku erat.

Aku menggelengkan kepala. "Aku nggak papa kok."

"Kita harus secepatnya pergi dari sini," ujar Abi mengingatkan. "Sebelum si penculik itu kembali."

Aku dan Santi mengangguk. Ia membantuku turun dari tempat tidur itu. Kurasakan kepalaku berdenyut lagi. Pusing dan aku mencoba menahannya di depan mereka.

Bronies (Berondong Manies)Where stories live. Discover now