05

149 23 10
                                    

#

#

#

Brian langsung merenggangkan otot-otot kakunya setelah menyelesaikan siaran paginya. Semalam ia habis diajak Wira begadang soal lagu baru dan ia baru tidur kurang dari 2 jam, tapi sudah harus bangun pagi karena ada siaran pagi.

"Gue masih ada jadwal nggak sih abis ini, Bang?" tanya Brian sambil membereskan barang-barangnya. Kedua matanya terasa memberat dan ia butuh tidur.

"Pagi ini lo free, ntar baru ada jadwal sekitar jam dua, syuting sama salah satu youtuber gitu. Kenapa?"

Brian menutup mulutnya yang menguap. "Ngantuk gue, Wira semalem ngajak gue begadang sampe jam 3, njir. Udah tahu gue siaran pagi masih aja diajak begadang," gerutunya lalu mengajak Danu keluar ruang siaran.

Mendengar gerutuan itu, Danu langsung mendengus. "Salah lo mau."

Brian berdecak. "Gue sebenernya enggak mau, Bang, serius," balasnya terdengar sungguh-sungguh.

"Tapi lo nggak tahan sama sogokan Wira, makanya mau kan?" tebak Danu tepat sasaran.

Brian mangguk-mangguk. "Sogokannya terlalu menyayangkan untuk ditolak, Bang, jadi sebagai rekan tim yang baik, ya gue iyain."

Danu geleng-geleng kepala tidak habis pikir. "Jangan keseringan makan tengah malem deh, Bri, diet gitu loh, kalau nggak mau kena tegur Mas Hasan."

"Kaga bakal berani Mas Hasan negur gue, Bang, tenang aja lo. Selagi gue masih aktif bikin lagu buat agensi, aman. Lagian gue gemukan juga masih tetep ganteng kok. Santuy," ucap Brian dengan wajah sok kegantengannya.

Untung beneran ganteng, coba kalau enggak udah dijitak Danu pasti.

"Bang, laper. Sarapan dulu, yuk!" ajak Brian.

Danu menggeleng tidak setuju. "Sarapan di rumah aja, biar bisa langsung tidur lo. Biar ntar siang pas gue jemput lo-nya nggak susah dibangunin."

"Gue mau sekalian ngapel. Rindu berat nih gue sama cewek gue. Ntar kalau gue kena malarindu gimana? Mau tanggung jawab lo, Bang?"

Danu tetap menggeleng tegas. "Enggak. Kan besok-besok bisa, atau kalau enggak nanti deh habis pulang syuting aja gimana?"

Kini giliran Brian yang menggeleng tidak setuju. "Yang rindu sekarang, Bang, masa nanti yang ketemu? Keburu sekarat gue," keluhnya sambil memasang wajah sok dramatis.

Danu mendengus sambil memukul topi Brian gemas. "Enggak usah lebay!" Ia berdecak tidak suka, "siapa lagi sih cewek lo kali ini? Gue males ya kalau disuruh ngurusin kalau seandainya kena skandal."

"Namanya Leteshia, Bang."

Danu kembali berdecak dan kali ini sambil geleng-geleng kepala. "Baru lagi?"

Meski sudah biasa, tapi Danu masih tidak bisa menyembunyikan nada kagetnya.

"Enggak kok, Bang." Brian menggeleng.

"Perasaan kemarin namanya Novi deh?" guman Danu.

"Jangan pake perasaan, Bang, baper baru tahu rasa lo," kekeh Brian dengan nada meledek, "nama lengkapnya Novita Leteshia." Ia kemudian menempelkan jari telunjuknya pada bibir, "sst, tapi ini secret ya, Bang. Jangan kasih tahu yang lain, apalagi member Enam Hari."

Danu tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan menatap Brian heran. Nama lengkap itu terdengar tidak asing.

"Siapa itu, Bri? Kok namanya kayak nggak asing," Kedua bola mata Danu seketika membulat sempurna setelah mengingat siapa pemilik nama itu, "anjir, ini bukan Novi adik ipar Satya kan, Bri? Adik Jovita? Plis, bilang kalau gue salah!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 29, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Inneffable (On Hold)Where stories live. Discover now