02.07

3.2K 333 52
                                    

Chandra kemusuhan. Dia lagi marah. Gak mau keluar kamar, gak mau makan dan gak mau kuliah. Intinya Chandra ngambek total.

Kenapa bisa?!!

Salahin Ayah sama Bunda yang mendadak harus keluar negeri tanpa pamit sama dia dan sampai sekarang belum ngabarin sama sekali.

"Adek tuh khawatir, paham gak sih?"

Iya itu Chandra yang lagi ngegalau sambil nyemil malkist abon diatas kasur. Belum aja ntar remahannya kececer terus diserbu semut.

Bentar-bentar!! Loh kok nyemil?! Tadi katanya gak mau makan?!!

Chandra gak mau makan nasi tapi cemilan tetep lancar. Nanti kalau gak gitu kasian baby tummy nangis. Chandra mana tega.

Oke balik lagi ke Chandra yang masih asik sama cemilannya sambil mantengin hp nunggu kabar dari orangtunya.

Jeno lagi ada urusan di kantor ayah makanya Chandra sekarang sendirian dirumah. Niatnya mau duselin bundanya setelah dia berjuang di semester satu kuliahnya yang penuh drama makalah dan persentasi tanpa batas.

Tapi yang ada dia malah ditinggal. Seminggu pula! Terus perginya pas dia masih tidur. Kan gak bisa peluk-peluk sama ciumin bundanya dulu.

Pas lagi asik nyemil sambil galauin orangtuanya tiba-tiba laptop Chandra yang diatas meja belajarnya bunyi. Emang sengaja dinyalain soalnya tadi Chandra abis main game. Chandra nengok ke arah laptopnya, ada pop up email yang masuk. Karena penasaran akhirnya Chandra samperin meja belajarnya.

Chandra langsung duduk dikursi meja belajarnya pas liat dia dapet email dari siapa. Muka manyun-manyun gemes karena ngambeknya langsung ilang. Diganti sama muka seriusnya pas liat nama pengirim email.

Hades.

.

.

.

Mark Alrando Setiawan. Siapa sih yang gak kenal ketua BEM dikampus ini? Ganteng iya, baik juga iya, kaya jangan ditanya ini mah karena jawabannya udah pasti iya.

Ada yang naksir dia gak di kampus? Banyak! Kalo dikumpulin udah kayak mau konser mini. Tapi apa Mark peduli? Oh tentu saja tidak kawan. Mark mana peduli sama semua orang yang naksir dia. Biar anak pejabat sekalipun, gak peduli. Udah ada si manis Chandra yang jadi pemilih hatinya.

Jadi pas dihari Selasa minggu pertama libur kuliah yang mana kemarinnya dia abis nganter pacarnya pulang dan di Selasa paginya dia dateng ke kampus buat ngurus BEM, Mark cuma bisa senyum kecil pas ada cowok yang dia tau satu tingkat sama Chandra berdiri di depan dia sambil bawa paper bag dengan logo ternama.

"Papa baru pulang dinas terus bawa oleh-oleh banyak. Terus kebetulan cocok sama kakak. Diterima ya."

"Dalam rangka apa ya?"

"Maksudnya?"

Mark ketawa pelan pas denger pertanyaan si adek tingkatnya ini. "Ya ini, lo ngasih gue ginian dalam rangka apa?"

Mark melihat lelaki didepannya ini tersenyum lebar yang membuat dia teringat Chandranya, "hah kangen adek jadinya".

"Gak dalam rangka apa-apa kok kak! Aku pas liat ini langsung inget kakak aja. Diterima ya kak!!"

"Imbalan yang harus gue kasih apa?"

Semakin lebar senyum adik tingkat di depannya membuat Mark perlahan merasa bosan, " buruan jawab, gue mau rapat."

"Aku gak minta imbalan kok tapi kalau bisa nanti malem kita berdua makan di resto yang baru buka itu gimana?"

Mark tersenyum lebar, dalam hati tertawa karena ia sudah menebak kemana pembicaraan ini berakhir.

"Sorry tapi gue udah ada rencana malem ini jadi--"

"Gak harus malem ini kok kak!! Kapan aja kakak sempat!!"

Mark menggelengkan kepalanya pelan, "Gak bakalan sempat gue. Jadi simpen barang itu buat diri lo sendiri. Udah ya gue duluan."

Mark melangkahkan kakinya meninggalkan si adik tingkat yang kini meremat tali paper bagnya kuat.

"Udah gue bilang, lo gak bakalan bisa buat kak Mark suka sama lo."

"Lo diem!"

"Whooops ternyata sama aja ya kayak bokapnya, suka nutup mulut rakyat."

"Anjing lo Sean!"

Sean tertawa lalu melangkahkan kakinya mengikuti Mark yang sudah tak terlihat sambil melambaikan tangannya. Meninggalkan si lelaki yang masih meremat tali paper bagnya kuat.

"Sialan!"

.

.

.

Mengetukkan jari-jarinya di meja, Rendi kembali melihat layar komputer rumahnya. Membiarkan sang suami dan sang anak berguling-guling diatas karpet tebal di ruang tengah rumah mereka.

Layar komputernya penuh dengan deretan angka, huruf serta berbagai karakter dan simbol yang mungkin tak akan kalian pahami. Ada satu titik merah yang menjadi pusat perhatiannya saat ini.

Bertanya-tanya kenapa titik merah itu bisa aktif kembali dengan berani. Handphonenya yang tergeletak diatas meja bergetar pelan menandakan ada pesan masuk.

Matanya membulat sempurna ketika ia membuka pesan yang masuk ke dalam handphonenya. Kepalanya tertoleh kearah sang anak dan suami yang masih tertawa riang bersama.

"Ini buruk, sangat buruk."

.

.

.

Sementara itu dikamar Chandra, lelaki manis itu terus menatap layar laptopnya dengan pandangan tajam. Chandra menghela nafas pelan lalu menutup laptopnya. Menatap kearah jendela lalu mengerjapkan matanya pelan, Chandra kembali menghela nafasnya lelah.

Kembali naik keatas kasurnya dan meraih malkistnya yang belum habis, Chandra kembali memakan malkistnya.

"Ada aja cobaan anak ganteng, mau makan malkist sambil ngambek aja susah."

Tangan Chandra terulur kearah telinga kanannya, "Cardinal code, 21.71.05.1002."

Chandra menghabiskan potongan malkist terakhirnya lalu merebahkan tubuhnya dikasur. Hening sejenak sebelum rengekan Chandra kembali terdengar.

"Bunda ihhh mau duseeeel~"

Ya, kembali dengan Chandra yang bergerak tak karuan diatas kasur sembari merengek entah pada siapa.

Mungkin kalian mau gantiin Bunda Dharma sementara buat dijadiin tempat Chandra ngedusel?

Kalau aku sih yes🥰

*******

Iyyh balik lagi sama aku yang begitu muncul langsung ngajak mikir hehehe lobiu💚

Doo Bee Doo [MarkHyuck]Where stories live. Discover now