Sandwich

357 74 3
                                    

       Jane berulang kali mengecek kotak bekal di tangannya. Sesekali ia meneliti keadaan, Barangkali Mike sudah berangkat ke sekolah. Gadis berwajah cantik itu akan tersenyum lebar saat Mike datang dan menghampirinya.

       "Sandwich buat Krist lagi? Kapan sih lo mau ngasih sendiri ke dia?"
       "Uhm... Maaf ya Kak Mike aku jadi ngerepotin. Tapi aku masih belum berani bilang ke Kak Krist kalo aku yang tiap pagi ngasih dia sandwich."
       "Nanti keburu keduluan sama Namtan loh."

       Mendengar itu Jane hanya bisa menghela napas. Memang saingannya begitu berat. Namtan, Gadis yang selalu ada di dekat Krist. Namtan unggul dalam segala hal dibanding dirinya yang untuk mengungkapkan perasaan saja tak sanggup.

       "Kalo ngga bisa sama Kak Krist kan aku bisa sama Kak Mike."
       "Maksud lo gue jadi alternatif nih?"

●●●

       Jane tersenyum saat mengingat masa masa SMA nya. Setiap hari ia disibukkan oleh kegiatan membuat sandwich untuk laki laki yang ia suka. Namun kini Jane dibuat bingung oleh kenyataan kalau Krist menyukai pria. Ia tak tahu harus melanjutkan perjuangannya mendapatkan hati Krist atau mundur perlahan. Di sisi lain ada misi baru yang harus Jane selesaikan, Membantu Fiat menyelesaikan urusan di dunia agar anak itu bisa pergi ke surga.

       Fiat, Hantu yang Jane temui beberapa hari yang lalu. Semakin Jane mengenal Fiat, Semakin ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Seperti malam ini, Sesi tanya jawab antara Jane dan Fiat yang selalu rutin di lakukan.

       "Lo ngga kangen sama temen temen lo Fi?"
       "Kangen lah. Abis aku ngedrop tuh aku bener bener ngga bisa ketemu mereka. Mereka dateng pas aku udah ngga ada. Aku belum minta maaf sama mereka."
        "But... Kalo dipikir pikir lo jarang banget nyebut Pak Singto. Cerita lo cuma seputar Kak Krist, June sama Kak Mike."

       Hening, Fiat hanya tertunduk. Jane pun merasa bersalah setelah melihat reaksi Fiat.
       "Aku mau cerita, Tapi takut Kak Jane benci ayah aku."
       "Sebelum lo cerita gue juga udah benci sama dia. Udah ceritain aja."

       "Malem itu, Papa mabuk. Kak Jane tau ngga, Papa kalo mabuk kaya kerasukan. Bener bener beda kaya biasanya. Waktu itu aku nanya ke papa tentang perasaannya buat ayah, Dan untuk perumpaan, Papa malah pecahin gelas, Random banget. Udah banyak air mata yang keluar dari mata papa. Ayah brengsek banget kak. Sejujurnya aku nyesel pernah minta harapan papa dan ayah rujuk. Aku egois banget."

       Fiat menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Dari sana Jane tahu betapa Fiat menyayangi sosok Krist, Sekalipun mereka tak ada hubungan darah. Cerita tak berlanjut. Fiat hanya bisa memeluk lututnya dan menangis.

       "Ngga egois kok Fi. Wajar kalo anak berharap orang tuanya akur. Apalagi waktu itu kondisi lo lagi memburuk. Gue tau apa yang lo lakuin semata mata karna ngga mau papa lo kesepian nanti. Udah dong Fiat nangisnya, Gue ikutan sedih."

       Benar saja, Mata Jane ikut berkaca kaca menyaksikan Fiat terisak. Seolah ada sihir yang menyeretnya masuk ke dalam kesedihan sosok hantu tersebut.

       "Kak Jane, Maaf ya aku nyusahin." Ujar Fiat setelah ia berhenti menangis.
       "Minta maaf nya nanti aja, Perjuangan lo belum selesai, Atau bahkan belum mulai."

●●●

       Untuk pertama kalinya setelah beberapa waktu lalu bertengkar dengan Krist, Kini Mike kembali melangkahkan kaki ke dalam kafe milik temannya itu.

       Mike bersyukur tak ada Singto di sana. Ia jadi bisa berdamai setelah perang dingin dengan Krist.
       "Iced lemon tea 1 ya Krist." Ucap Mike dari belakang. Tak lupa dengan senyum ramahnya.
       "Mike! Gue pikir lo ngga bakal sudi main ke sini lagi."
       "Lebay lo. Gue ngga sebenci itu sama lo kali. Tenang aja."

       Mike cukup lama berada di kafe Krist bahkan hingga Jane datang untuk bekerja.

       "KAK MIKE?!" Ujar Jane begitu ia melihat Mike.
       "Nona Sandw-"

       "No no no akhirnya ketemu Kak Mike juga! Oh my God kangen bangeeeet."

        Jane secepat kilat membungkam Mike agar laki laki itu tak menyebut nyebut tentang sandwich atau Krist akan tahu kebenarannya.

       "Lo kerja disini sekarang?" Mike bertanya pada Jane dan dijawab dengan anggukan kepala.
      
       "Kayanya kalian berdua akrab banget." Ujar Krist yang tiba tiba datang dari arah dapur.
       "Iya dong, Kita kan bestie banget, Yakan Kak Mike?"

       "Pulang kerja nanti Kak Jane harus jelasin ke aku tentang ini." Ucap Fiat. Ia dari tadi hanya diam memperhatikan kedekatan antara Jane dan Mike.

●●●

       "Jadi Kak Jane tiap pagi bikin sandwich buat papa tapi ngasihnya lewat Om Mike? Hahahahaha cupu banget woi"

       Jane merasa kesal ditertawakan oleh hantu yang akhir akhir ini selalu di dekatnya itu. Terlebih Fiat menyebutnya cupu hanya karena ia tak berani memberikan sandwich untuk Krist secara langsung.

       "Lo boleh ketawa kalo kisah cinta lo mulus. Lo juga ngga berani kan nembak June? Lo bahkan lebih cupu, Karena lo cowo."
       "Aku ngga nembak Jane karena aku tau umur aku ngga lama lagi. Bukan karena insecure, Kaya..."
       "Kaya gue. Tapi lo harus tau, Dulu saingan gue tuh Namtan. Mukanya cakep, Body nya aduhai, Deket sama Krist. Gue yang remahan rengginang ini ya jelas insecure lah."

       Nama itu sudah tak asing lagi bagi Fiat. Si pemilik nama merupakan seseorang yang menghancurkan keluarganya, Merebut sosok ayah dari kehidupannya.

       "Secantik apapun, Kak Jane jauh lebih baik daripada dia."



      

Hai, jangan lupa vote ya, Ddankies!!

NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora