🌸 Little Injun - 9 🌸

3.9K 548 27
                                    

Happy reading!

***

"Jadi, kenapa kalian tampak begitu serius sekarang?"

Pertanyaan itu bukan tanpa alasan meluncur begitu saja dari bibir Kun. Hanya saja, ketika mereka tiba di asrama Dreamies langsung disuguhkan dengan ekspresi kelam dari kelima remaja di depannya ini. Aura mereka semakin menakutkan dari biasanya. Kun sangat yakin kalau semisalnya ada Mark di sini, pemuda itu akan ciut. Karena pada dasarnya walaupun member tertua di unit Dreamies, Mark akan kalah oleh member lainnya.

Kasihan sekali.

Kun lupa dengan dirinya sendiri ketika kalang kabut mengurus membernya.

"Hei, aku bertanya pada kalian."

Sekali lagi pemuda dengan nama lengkap Qian Kun itu berbicara, menegur para member termuda dari keseluruhan unit.

Kelima remaja itu saling sikut, menyenggol satu sama lain agar segera bicara. Entah kenapa, meski sudah mengenal dekat Kun dari zaman masih trainee tetap saja dalam kondisi seperti ini mereka mendadak segan dan canggung. Seolah jika bicara bukan menuntaskan masalah, malah menimbulkan masalah lain. Sedangkan Renjun kecil duduk dengan tenang di atas pangkuan Ten. Sorot mata begitu polos tanpa dosa.

Tatapan yang mampu membangkitkan emosi berapi di ubun-ubun.

Bagi beberap orang yang melihat akan beranggapan begitu.

Karena tak kunjung bersuara, Kun menghela napas lelah sembari memijat pelipisnya. Ia bahkan tidak memperdulikan triplets 99 line ketika mereka mulai bertingkah. Bahkan, mungkin untuk saat ini Kun sedang enggan mengakui kalau mereka adalah member unitnya. Salahkan saja ketiganya karena memiliki isi kepala yang sedikit gila.

Dalam artian sebenarnya. Menurut pandangan seorang Kun.

"Anu ... kami tadi mencari nama dokter yang dimaksud Renjun di internet. Setelah mengecek seluruh website entah rumah sakit atau laboratorium yang ada di seluruh Seoul, kami menemukan satu nama tertera di alamat website," ujar Jeno akhirnya mewakilkan para member bersuara dengan nada tenang.

Namun, kalau dilihat lebih jeli lagi ada sedikit keraguan di sorot matanya.

Mata Kun sedikit berbinar. "Benarkah?"

Jeno mengangguk. "Benar. Dia termasuk dokter muda di sana. Meski begitu, track record-nya selama ini cukup bagus," jawabnya.

Mendengar itu, perasaan lega sedikit menyeruak dalam hatinya. Ada secercah harapan bagi mereka untuk membuat Renjun kembali normal dengan mencari Hee-Jae, sang dokter muda dan memintanya segera membuat penawar dari cairan pengecil itu. Karena bagaimana pun Renjun harus kembali ke kondisi semula. Apalagi sisa untuk liburan mereka hanya tinggal beberapa hari lagi. Mereka tak bisa membayangkan kalau saat kembali promosi Renjun masih menjadi anak kecil.

"Syukurlah. Aku cukup tenang dengan informasi itu," ujar Ten bersyukur.

Chenle meliriknya, sedikit memicingkan mata. "Kau terlihat bahagia sekali, Ten Hyung."

"Tentu saja!" Ten menjawab lantang. "Walaupun dalam bentuk anak kecil dia menggemaskan, tapi aku merindukan dia kembali normal. Kau setujukan, Injun?" Tangannya mengelus rambut merah muda Renjun sambil bertanya itu.

Our Little Injun ✔️Where stories live. Discover now