05

805 54 1
                                    

-- Typo's --

--

Semenjak keduanya menjalin hubungan, Kenzie menjadi sering berada di rumah. Bersama Nathan yang ternyata pandai memasak, juga anak yang terlampau mageran.

Jadi Kenzie lebih memilih menurut dan tinggal di rumah nya, ketiga jam makan, Ia akan duduk di kursi meja makan menatap punggung Nathan yang tengah memasak makanan untuknya.

Atau ketika pulang sekolah, dia akan menjemput Nathan ke sekolah nya, kemudian mampir terlebih dahulu ke Minimarket untuk membeli camilan teman mereka marathon Film.

Duduk bersisian di sofa, dengan tangan saling merangkul menatap layar di depan.

Sudah hampir dua Minggu setelah pacaran, Kenzie mulai merasa terbiasa. Suara serak Nathan yang mengalun lembut, mata indah itu yang menatapnya penuh binar, senyumnya yang manis juga kekehannya yang entah mengapa candu di telinga Kenzie.

Namun, keinginan untuk mendapatkan Ferrari milik Adrian masih besar di hatinya. Kenzie tidak tahu menahu seluk beluk keluarga Nathan, namun Nathan hampir tau segalanya karena Kenzie yang bercerita tanpa sadar.

Nyaman.

Namun egonya lebih tinggi, ketika dia bertanya kepada dirinya sendiri apakah dia memiliki perasaan kepada Nathan, jawabannya tidak. Sudah saya bilang bahwa cinta disini sepihak bukan?

Si pembohong dan si pencinta.

Kenzie adalah player, bahkan kemarin Ia menerima tantangan dari Chellvan untuk berselingkuh selama satu hari dengan pria manis lain pilihannya, tentu saja untuk Kenzie buat hancur.

Namun entah mengapa kemarin Ia seperti merasa bersalah bohong kepada si manis, ketika Nathan hanya mengangguk dan tersenyum mengiyakan percaya atas kebohongan yang Kenzie buat, Kenzie tak tega.

Sekarang, Kenzie tengah duduk di sofa panjang, menceritakan bagaimana harinya di sekolah tadi. Nathan duduk di sampingnya, saling merangkul dengan kepala Nathan bersandar di bahunya.

Kenzie bisa merasakan bahwa Nathan sangat mencintainya, namun demi Ferarri dan uang jajan, kali ini Kenzie tak mau peduli. Di hati kecil nya, ada keinginan untuk memiliki namun Kenzie tak ingin menjalin hubungan.

Terlebih dengan seorang laki laki.

'Chup!

Nathan mendongak, menatap Kenzie yang kebingungan karena telah mencium keningnya. Ia terkekeh pelan, sebelum ikut mencium pipi Kenzie hingga si empu malu sendiri, pipi hingga telinganya memerah.

Begitupun dengan Nathan yang sudah sampai leher.

"Jangan bikin kaget!"

Kata Kenzie, Nathan tiba tiba saja mendusel di dada Kenzie. Membuat jantung keduanya bisa terdengar oleh masing-masing, berdetak sangat cepat.

"Lu duluan yang pertama, gua lebih kaget."

Kenzie balas memeluk Nathan, pikirannya tengah kacau. Jadi, dia memiliki perasaan kepada si manis, atau tidak? Semua nya buyar ketika handphone berdering pelan, sebuah pesan masuk dan Kenzie langsung mengambil handphonenya di meja.

Kenzie terdiam sebentar, melirik ke samping kiri dimana wajahnya berhadapan langsing dengan Nathan yang sepertinya mengantuk mulai menutup mata, Ia yakin Nathan akan terlelap beberapa menit lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzie terdiam sebentar, melirik ke samping kiri dimana wajahnya berhadapan langsing dengan Nathan yang sepertinya mengantuk mulai menutup mata, Ia yakin Nathan akan terlelap beberapa menit lagi.

Jadi Ia menunggu, menunggu Nathan hingga terlelap. Beberapa menit berlalu, dirasa Nathan sudah terlelap, Kenzie mengangkat Nathan perlahan naik ke pangkuannya.

Sempat terusik, sebelum Ia menduselkan diri dan menyamankan dirinya untuk memeluk Kenzie. Kenzie kembali menatap handphonenya.

Tapi jika dipikirkan kembali, benarkah Ia menang? Atau malah sebaliknya kalah? Kenzie memang berhasil menjadikan Nathan miliknya dalam kurun waktu lima hari, dan sekarang sudah berjalan dua Minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tapi jika dipikirkan kembali, benarkah Ia menang? Atau malah sebaliknya kalah? Kenzie memang berhasil menjadikan Nathan miliknya dalam kurun waktu lima hari, dan sekarang sudah berjalan dua Minggu.

Tapi di perjanjian saat itu, tidak boleh ada rasa, perasaan apapun itu.

"Lo ngga boleh suka sama dia, nyaman, apalagi sampe cinta!"

Kenzie mendengus remeh, Chellvan tertawa kecil di ujung sana, menghisap vapenya dan mengepulkan asapnya sengaja pada wajah Mark yang tengah tidur.

Kenzie melirik pada Adrian "Yakali, gue mah ngga pernah pake perasaan!"

"Yayaya, ada perasaan artinya lo kalah, bye!"

Pikirannya buyar ketika pesan dari Adrian kembali masuk.

Baiklah, Egonya kali ini menang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baiklah, Egonya kali ini menang. Ia melempar handphone nya ke sofa sebelah kanan. Lalu Ia menepuk nepuk pipi Nathan perlahan, hingga si empu mengerang dan bangun.

"Nathan, ayo putus?"

"Hah?" Dia terlihat linglung, tak tega sebenarnya.

Tapi maaf, Kenzie lebih memilih uang jajan yang banyak untuk berfoya-foya.

"Ayo putus!"

Nathan mengerang kecil "Besok aja putusnya, sekarang gua ngantuk! Jangan ganggu!"

Kenzie pasrah.

-----

To be continued

Hehe, baru kemaren jadian udah putus aja :v yahahaha

PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang