Part 3: Rekaman Video

228K 4.4K 44
                                    

Sinar mentari membangunkan ku dari tidur lelapku. Kubuka mataku dengan perlahan kemudian mengerjapnya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina ku. Tubuhku terasa sangat lelah dan lemas, tulang-tulang ku pun terasa remuk redam. Apalagi bagian bawah tubuhku terasa sangat perih.

Kesadaran ku mulai berkumpul, pikiranku pun melayang ke kejadian tadi malam. Bayangan kejadian tadi malam berputar dalam pikiran ku, dimulai ketika Axel menawarkan minuman, saat aku meminum minuman laknat tersebut, hingga peristiwa pemerkosaan yang dilakukan oleh Axel.

Aku sangat menyesal menerima minuman yang diberikan oleh Axel, dan yang lebih penting, aku menyesal mengenal pria bejat seperti Axel. Air mataku terjatuh semakin deras, Isak tangisku terdengar memenuhi kamar hotel yang sepi.

Kehormatan yang selama ini aku jaga kini hilang direnggut paksa oleh kekasih sahabatku. Bagaimana jika Angel tahu jika kekasihnya melakukan hal bejat pada diriku? Apakah dia akan mendukung ku atau malah membenciku. Dengan kesal aku bangkit dari tidurku dengan selimut yang melilit tubuhku.

Pandanganku melihat ke sekeliling kamar yang terlihat seperti kapal pecah. seprai yang kusut disana sini dengan noda berwarna merah di tengah seprai, bukti jika selaput daraku telah pecah. Aku hanya menatap bekas tersebut dengan pandangan nanar. Tak mau berlama-lama melihat noda darah yang telah mengering ku edarkan pandangan mataku ke arah lantai, Pakaian yang aku kenakan semalam berceceran di lantai dengan kondisi tak layak pakai. Bagaimana aku bisa pulang?

Keningku mengernyit ketika melihat tas belanjaan di atas sofa. Dengan perlahan aku berjalan sambil menahan sakit. 
Aku mengurungkan niatku untuk melihat tas belanjaan yang ada di atas sofa dan pergi menuju ke arah kamar mandi. Aku perlu membersihkan diriku yang sudah kotor.

Kubuka selimut yang melilit ditubuhku,  ku tatap pantulan diriku di cermin wastafel. Banyak sekali tanda berwarna merah pudar di kulitku. Dengan jijik aku usap kissmark yang ada di tubuhku dengan kasar, aku ingin menghilangkan jejak ini dari tubuhku. Bukannya menghilang, justru kulitku semakin memerah karena terlalu keras menggosoknya.

Ku langkahkan kakiku ke shower, kemudian ku nyalakan shower mandi.
Tanganku mengambil sabun mandi sebanyak mungkin untuk membersihkan tubuhku yang kotor. Aku sangat jijik dengan tubuh ini, tangisku kembali turun memikirkan bagaimana nasib masa depanku.

Setelah menghabiskan selama satu jam untuk mandi, aku mengambil tas belanjaan yang tersimpan di atas sofa, ternyata tas tersebut berisi pakaian untukku dilengkapi dengan pakaian dalam. Masa bodo jika ini pemberian dari pelaku yang memperkosaku, aku tetap memakai nya karena aku memerlukan pakaian ini untuk pulang ke rumah.

Setelah mengenakan pakaian dan sepatu heels, aku mengambil tasku yang berada di atas meja dan pergi meninggalkan hotel dengan langkah pelan.

Tanganku melambai ketika ada taksi yang melintas, kubuka pintu belakang taksi dan duduk di kursi penumpang. Setelah aku menyebutkan alamat rumahku, sang sopir pun melajukan taksi menuju alamat rumahku.

Selama 30 menit, akhirnya taksi yang aku tumpangi sampai dirumah peninggalan orang tuaku. Aku pun membayar tagihan kemudian melenggang keluar. Tanganku merogoh tas untuk mencari keberadaan kunci rumah dan kemudian membuka pintu.

Rumah ini merupakan rumah peninggalan kedua orangtuaku. Banyak sekali kenangan yang tersimpan dalam rumah ini. Rumah ini terdiri dari 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi dan halaman yang lumayan luas.

Ku langkahkan kedua kakiku ke dalam rumah, hanya keheningan yang menyambut kedatanganku.
Kubuka sepatu heels, dan menaruhnya ke dalam rak sepatu. Ku lempar dengan asal tasku di tempat tidur, kemudian tanganku membuka lemari baju dan mengambil baju rumahan. Aku mengganti baju yang kupakai dengan baju yang kuambil dari lemari, karena aku tidak sanggup berlama-lama mengenakan pakaian yang diberikan oleh Axel. Rencananya besok aku akan mengajukan surat resign dari perusahaannya.

Kurebahkan tubuhku di atas tempat tidurku, tubuhku masih terasa lelah dan vaginaku masih terasa sakit dan berdenyut-denyut. Tak terasa mataku terpejam dan kesadaran ku terenggut secara perlahan.

*******

Saat ini, aku tengah duduk di kursi kerjaku menunggu kedatangan Axel, atasanku. Selembar kertas yang berisi surat pengunduran diri berada digenggamanku. Keputusanku sudah bulat, aku berniat untuk mengundurkan diri dari perusahaan ini. Aku tidak sanggup jika berada dalam satu lingkungan dengan orang yang telah mengambil kehormatan ku.

Tak lama kemudian, pintu lift berdenting dan menampakkan tubuh atasanku. Derap langkah tegapnya terdengar menggema dipendengaranku. Mata tajamnya tidak terlepas melihat ku aku hanya sanggup menundukkan wajahku menghindar untuk menatapnya. Sebelum ia membuka pintu ruangannya, aku berkata.
"Saya ingin mengundurkan diri" ucapku dengan lantang. Kepalanya menoleh ke arahku, dengan alis yang mengangkat sebelah.

"Apa? Masuk ke ruanganku kita bicarakan di dalam ruang kerjaku." Putusnya dengan tegas. Ketika aku akan menyuarakan protes ku. Tubuh kekarnya menghilang di balik pintu.

Ada ketakutan yang menghampiri ku, aku takut hal kejadian kemarin malam kembali terulang. Namun, pikiranku menepis semua prasangka-prasangka buruk itu. Kuhirup udara sedalam-dalamnya dan menghembuskan nafasku. Dengan langkah percaya diri ku langkahkan kakiku ke dalam ruangan CEO.

Kulihat ia tengah duduk di kursi kerjanya dengan laptop yang menyala di atas meja kerja.

"Kau ingin berhenti?" Tanya Axel dengan sorot tajamnya.

"Benar, sir" ujarku dengan lancar.

"Apa alasanmu?" Tanyanya. Pake nanya lagi, ya gara-gara kelakuan bejatmu lah. Namun, aku tidak bisa menyuarakan apa yang sedang bercokol dipikiran ku.

"Hm... Baiklah, jika kamu tidak memberitahukan apa alasanmu mengundurkan diri. It's okay. Tapi, aku memiliki sesuatu untukmu, sebentar aku akan menunjukkannya padamu. Mungkin saja hal itu akan membuatmu berubah pikiran" ujar Axel membuatku bingung sekaligus penasaran. Kulihat Axel mengutak-atik laptop miliknya dan kemudian tiba-tiba terdengar bunyi desahan wanita keluar dari speaker dari laptop miliknya.

Mataku membola melihat tayangan video dari laptop Axel. Itu adalah rekaman video yang menampilkan persetubuhan kemarin malam. Yang membuatku marah adalah dalam video tersebut hanya memperlihatkan wajahku saja sedangkan wajah Axel disamarkan.

"Bajingann!!!" Teriakku kencang, tanganku terulur menampar wajah mulus Axel. Namun, sebelum tanganku menyentuh pipi miliknya, tanganku dicengkeram dengan kuat oleh Axel.

"Berani-beraninya kau ingin menamparku. Jangan membuat kesabaran ku habis. Sekarang kau pilih, menjadi budak seks ku dan menuruti semua perintahku atau kau tetap pada keputusan mu keluar dari perusahaan ini tapi jangan kaget jika esok hari video ini akan tersebar ke internet." Ujarnya dengan tegas, seringai tajam kembali terlihat di wajahnya.

Ya Tuhan, apa yang harus aku pilih. Kedua pilihan ini sama-sama tidak menguntungkan untukku.

"Jika saya memilih pilihan pertama, apakah anda akan menghapus rekaman itu sekarang juga?" Tanyaku

"Tentu tidak sayang. Aku akan menghapus video itu jika aku sudah bosan denganmu, lebih tepatnya pada tubuhmu" ujar Axel dengan tidak tahu diri. Amarahku memuncak mendengar ucapan dari atasanku ini.

"DASAR BAJINGAN BIADAB!!" Umpatku dengan menatap tajam kearahnya sedangkan ia hanya tertawa mendengar umpatan ku.

"Apakah kau lupa jika aku adalah sahabat Angel? Kau dengan teganya mengkhianati angel dan melakukan cara kotor untuk menjebak ku" lanjutku menumpahkan segala unek-unek yang ada di dalam hatiku.

"Jadi, apa yang kau pilih?" Tanyanya menghiraukan perkataan ku

Ayu memejamkan kedua mataku, kemudian berkata
"Baiklah, aku memilih pilihan yang pertama" ujarku sambil menundukkan kepala ku, setetes cairan bening mengalir dari sudut mataku.

"Bagus. Pilihan yang bagus. Sekarang kemarilah dan lakukan tugas pertamamu" ujar Axel sambil menepuk pahanya.

"Kemarilah. Jangan membuat kesabaranku habis" ujar Axel dengan nada tajam.

Terpaksa aku mendekat kearahnya yang sedang duduk di kursi kerjanya. Dengan sekali tarikan, tubuhku terjatuh di atas pangkuannya.


TBC

Jangan lupa menekan tombol bintang dan memberikan komentar.

27-02-2022

Reupload: 30-08-2022

Perangkap Cinta Sang CEO (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant