Jika itu sungguh Ricky

3.1K 402 85
                                    

Mobil x-pander warna hitam yang dikendarai Nandes terus melaju mengikuti laju motor di depannya. Nandes berusaha tetap menjaga jarak supaya tidak membuat si pengendara motor merasa diikuti. Rangga yang duduk di kursi belakang bersama putrinya yang sedang tertidur jadi tengang. Pria itu harap-harap cemas. Jantung berdebar gak karuan.

"Ndes ...mau kita ikutin dia sampai mana?"

"Sampai dia berhenti."

"Kita potong jalan dia aja biar cepat," tukas Rangga.

"Maksudnya?"

"Tunggu jalan sepi terus kita berhentikan dia."

"Kita bukan orang sini Mas, nanti kita disangka perampok dong. Mau dikeroyok orang sini?"

"Ya gak gitu juga, kita berhentikan dia buat pastiin dia Ricky atau bukan. "

"Ya tapi gak bisa main berhentikan dia juga. Lagian jalan ramai gini."

"Kita cari tempat yang sepi."

"Iya kalau dia lewat jalan yang sepi, kalau dia terus melewati jalan raya ini gimana? Sudah lah, Mas Rangga diam saja, jangan ngajak ngomong terus, bikin gak fokus aja."

Rangga langsung diam tak menyahut lagi. Dasar adik kurang ajar. Sama kakaknya gak sopan. Gak tahu kalau dia gelisah, tak sabar, ingin sekali menghadangkan mobil depan si pengendara motor itu, lalu memastikan itu Ricky atau bukan. Daripada membuntuti seperti ini, lambat sekali. Rangga terus menggerutu dalam hati. Dan sesekali dia mengingatkan Nandes untuk lebih mendekat dengan si pengendara motor. Hemm ... nyatanya Rangga tidak bisa diam. dia malah menyalahkan Nandes gak becus bawa mobil saat hampir saja kehilangan jejak.

Di saat adik dan kakak itu sedang fokus dengan motor yang mereka kejar, tiba-tiba saja Bella terbangun dari tidur dan merengek memanggil Rangga.

"Papa ..." panggil Bella dengan suara serak bangun tidur. Gadis kecil itu mengucek kedua matanya.

"Papa ..." panggil Bella lagi.

"Ada apa Bella? Tidur lagi ... tidur lagi," kata Rangga tanpa melihat ke arah putrinya. Matanya hanya fokus ke depan.

"Papa ... Bella pengen pipis."

"Hah, nanti saja tahan dulu."

"Gak bisa udah gak tahan," rengek Bella.

"Papa ...." kali ini Bella menarik lengan papanya.

Rangga menoleh ke arah Bella. Saat melihat wajah Bella, pria itu baru sadar kalau anaknya sungguh sedang menahan ingin buang air kecil.

"Ndes ... cari pom bensin terdekat, atau rumah makan, Bella mau pipis nih."

"Gak bisa dong Mas, kita bisa kehilangan jejak orang itu."

"Tapi Bella sudah gak tahan lagi Ndes, kasihan dia."

Mengejar orang yang mirip Ricky itu sangat penting, Tapi keadaan Bella yang kebelet pipis juga penting.

"Kenapa gak pakai pampers aja si tadi," gerutu Nandes.

"Pampers kepalamu, dia sudah lima tahun untuk apa pakai pampers!"

Nandes tak langsung menghiraukan kata-kata Rangga. Dia malah terus melaju mengikuti pengendara motor di depannya.

"Papa pipis ..." rengek Bella.

"Ndes hentikan mobilnya!" pekik Rangga.

Nandes langsung menginjak rem dan menepikan mobilnya dengan rasa kesal.

"Ayo Bella kita cari toilet." Rangga menggendong tubuh kecil putrinya keluar dari mobil.

Ia lalu menoleh ke kanan dan kiri mencari toilet umum di sekitar tempat itu.

Being With You (End)Where stories live. Discover now