Adek merasa bersalah?

1K 68 8
                                    

Pukul 19.00 tepatnya saat dinner. Mark sudah pulang dari kantornya, merasa senang karena bisa bertemu dengan haechan dan juga dedek bayi yang masih diperut mama nya.

Melihat haechan yang menunggu dirinya di depan pintu. Melihat gurat bahagia dari wajah manis haechan saat  mark pulang itu sungguh menyenangkan.

" Ayahnya dedek pulang " ucap mark

Haechan terkekeh geli, sebutan ayah memang cocok untuk mark. Sebelumnya haechan inginnya mark dipanggil papa oleh buah hatinya nanti, tetapi panggilan ayah tidak buruk juga.

" Capek ya mas, mandi dulu sana. Habis itu makan, aku tunggu in di meja makan ya "  ucap haechan, kemudian beralih membantu mark melepas dasi yang dipakai suaminya itu.

" Iya mama, yaudah aku mandi dulu "











Selang beberapa menit, mark sudah terlihat lebih segar dengan menggunakan baju biasa dan celana pendek. Menurut haechan malah lebih tampan seperti ini.

" Yuk, makan. " ajak mark

Haechan mengangguk, kemudian di menyiapkan nasi untuk mark dan lauknya juga.

" Makan yang banyak ya mas, biar gak sakit. Kamu kayanya cape banget, tidurnya gak nyenyak terus karna denger aku muntah-muntah tiap pagi " ucap haechan merasa khawatir.

Saat akan menyuapkan makanannya kemulut. Pandangannya beralih ke haechan, tangannya terangkat mengelus surai hitam milik haechan.

Ia tau haechan khawatir, tetapi ini sudah kewajibannya. Bagaimanapun mark suaminya, anak yang dikandung haechan juga merupakan darah dagingnya.

" Aku gak papa lo kamu repotin, aku suami kamu. Udah kewajiban aku jagain kamu. Bahkan pas kamu muntah-muntah aku gak tega, jadi jangan ada pikiran kaya gitu. Sekarang fokus aja jaga kesehatan biar dedeknya sehat di perut kamu, ok "

Haechan tersenyum, hatinya menghangat. Berterimakasih kepada Tuhan karna di berikan suami seperti mark, yang mengerti keadaannya setiap saat .

" Makasih ya, kamu ngerti banget perasaan aku. Aku gak tau harus gimana lagi berterimakasih sama kamu lo " ucap haechan, matanya mulai mengeluarkan liquid bening.

Mark sedikit panik saat haechan mulai menangis.

" Loh kok nangis dek, jangan nangis dong. Dedeknya ikut sedih nanti lo " ucap mark , mencoba menenangkan haechan.

Kemudian dia berdiri, beralih membalikan tubuh haechan agar menghadap dirinya.

" Seharusnya aku yang bilang makasih, kamu udah mengandung anak kita. Pertama aku denger kabar kamu hamil aku seneng banget  " ucap mark sembari menghapus sisa air mata yang ada di pipi gembul milik haechan.

Mark itu pengen jadi orang yang bener-bener megang tanggung jawabnya.

" Dah jangan nangis lagi, sekarang kamu mau apa hm? " tanya mark

" Besok mau ketemu bubu sama mae aja boleh gak mas? "

Oh iya, haechan udah lama gk ketemu bubu sama mae nya.

" Boleh kok apa yang gak boleh buat adek, nanti aku yang anterin habis pulang kerja mau gak? Aku pulangnya cepet kok paling cuman nandatanganin berkas sama ngecek perkembangan perusahaan aja " ucap mark

" Gak papa kok, nanti adek tunggu sebisa nya mas aja. Adek gak buru-buru banget kok" ucap haechan sambil tersenyum.

" Yaudah, sekarang habisin dulu makanannya. Mau aku suapin? "

Haechan kaget dong, pipinya warnanya udah semerah tomat. Malu karna mark seneng banget bikin jantungnya jedag-jedug.

" Gak usah mas, adek mau makan sendiri aja" ucap haechan

Daily life || MarkhyuckWhere stories live. Discover now