Si Go Green

24 5 16
                                    

Bismillah
Minggu malam tau kan...
Yey si Vianz mau ngapel
Ohya maaf jika part ini ada beberapa kata yang tidak sopan🙏🏻
Happy reading...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kalian pada bisu ya?" tanya Vianz polos kepada temannya.

Seketika aura dalam kelas mendadak dingin, tatapan teman lain menusuk mata Vianz. Memang dasarnya Vianz yang polos. Ia tidak akan terpengaruh tatapan seperti itu. Kemudian ada seorang temannya yang berdiri.

"Mana?" tanya seorang laki-laki kurus berkacamata. Menodongkan tangannya ke arah Vianz. Si Vianz akhirnya sadar dan memberikan satu tangkai bunga matahari kepada orang itu.

"Lain kali bawa aja potnya sekalian, biar bisa gue tanam di rumah," ucap orang itu lalu membawa bunga pemberian Ervianz ke tempat duduknya. Mulai saat itu jeda beberapa detik, semua teman Vianz mulai menghampiri Vianz. Tentu saja, ia membagikan bunganya dengan senyuman merekah. Andhra yang melihat dari mejanya tersenyum tipis. Ia harap senyuman itu tidak pernah luntur dari pemiliknya.

.........

"Ndhra, tadi tergolong sukses gak?" tanya Vianz kepada Andhra yang sibuk mengunyah bubur kacang hijau kemarin yang dihangatkan oleh ibunya. Biasa, mubadzir kalau dibuang.

"Kalau gue bilang sukses aja. Percaya gak lo?"

"Emmm. Percaya aja sih, kan gue percaya lo juga hehe."

"Vi, kalau minggu ini lo mau datang ke rumah gue. Nanti gue kenalin temen baru gue," ujar Andhra.

"Minggu mah masa akhir promosi Ndhra, dan senin hasilnya. Mana bisa tenang keluyuran guue," sahut Vianz. Memang hari minggu, masa promosi ketua kelas berakhir, dan pengumuman saat hari senin. Karena nantinya akan menjadi perwakilan kelas dalam rangka sambutan perlombaan kelas yang akan dilaksanakan hari rabu depan.

"Heh Ez batu!" sentak Yuki yang tetiba muncul dari belakang Andhra.

"Apa?" balas malas Vianz. "Lo kalau gak panggil gue Ez batu bisa gak sih," lanjutnya.

"Udah promosi nih ekhem," sela Vera yang juga muncul secara tiba-tiba di belakang Vianz.

"Sekali lagi kalian muncul tetiba. Gue..."

"Apa!" teriakan Yuki bahkan hampir mengundang semua perhatian kelas.

"Astaghfirullah Ki tiati pita suara lo copott," himbau Vera.

"Pokoknya gue gak akan kalah," ucap Yuki penuh penekanan pada Vianz yang menatap mereka berdua tanpa berkedip.

"Ah sesuka kalian deh. Lagian kalau gue gak jadi ya biasa aja," ucap Vianz dengan entengnya.

"Vi...lo gak manggil bu setya?"

"Astaghfirullah gue lupa Ndhra. Aduhhh mati." Setelah mengucapkan itu Vianz berlari keluar kelas menuju kantor guru. Oh, salahkan dia lupa menjadi penanggung jawab mata pelajaran bahasa indonesia. Terlalu banyak omongan, hingga terlupakan pergantian jadwal sudah berlalu.

.......

Tok tok

Vianz mengetuk pintu kantor guru dengan pelan. Lupakan bahwa dia menahan panggilan alam saat ini. Jeda beberapa detik kemudian, seorang guru membuka pintu. Guru laki-laki berperawakan tinggi itu menatap Vianz dengan tajam.

"Cari siapa?"

"Mau cari Bu Setya pak, hehe." Oke Vianz mulai berkeringat dingin menghindari tatapan menyeramkan dari guru laki-laki dihadapannya.

ErvianzWhere stories live. Discover now