Chapter 1

435 39 6
                                    

       Saat ini kota Seoul terlihat begitu cerah. Pemandangan Langit biru yang indah dengan sedikit awan putih membuatnya terlihat semakin memukau. Apalagi jika dipandang dari atas gedung tinggi, seolah langit itu mampu untuk diraih. Begitupun dengan kebahagiaan, sebagian orang begitu mudah untuk meraihnya, namun sebagian tidak. Itulah takdir dan kehidupan yang akan terus berputar seperti roda.
       Disebuah rooftop gedung sekolah dasar, seorang gadis kecil saat ini duduk menatap langit cerah itu. Namun berbanding terbalik dengat raut wajah cantiknya yang terlihat mendung. Matanya yang memerah dan terlihat sayu, begitu jelas jika dia baru saja menangis.

" Tuhan.. aku mohon, jangan pisahkan kami" mengusap air matanya, kemudian gadis itu berdiri dan melangkah untuk pergi dari atas gedung tersebut.

       Dilain tempat, seorang wanita dengan paras bak dewi yunani melangkah sedikit tergesa di sebuah koridor rumah sakit. Wajah cantik itu terlihat khawatir. Langkah kakinya kemudian berhenti di depan sebuah pintu, menarik napasnya dan dengan perlahan membuka kenop pintu tersebut. Setelah pintu itu terbuka lebar, manik matanya menatap seseorang yang terbaring lemah di atas brankar. Dengan pandangan nanar, wanita yang bernama Bae Joohyun atau yang biasa dipanggil Irene itu melangkah perlahan.

" Jisoo-ya.." Lirihnya, namun masih bisa di dengar oleh dua orang wanita yang ada di kamar rawat inap tersebut.

" Joohyun-ah" balas wanita yang dipanggil Irene, Kim Jisoo. Mata wanita yang terbaring lemah itu berkaca-kaca, perasaannya bercampur aduk setelah meilhat Irene. Ada perasaan rindu dan rasa bersalah yang bercampur menjadi satu. Lidahnya kelu, dia tidak tahu harus berkata apa kepada sahabat yamg sudah lama hilang dari sisinya. Ada rasa malu karena mereka kembali bertemu dengan keadaan seperi saat ini. Lemah dan tidak berdaya.

" Mianhae.. " Ujar Irene dengan isakan kecil seraya menggenggam tangan Jisoo. " Mianhae karena baru menemuimu sekarang" Irene semakin erat menggenggam tangan sahabatnya itu.

" Kwenchana.. " Lirih Jisoo. " Darimana kau tahu jika aku disini?"

" Aku yang memberi tahu Nyonya Bae Jisoo-ya" Jawab seorang wanita yang menemani Jisoo beberapa hari ini, dia bernama Kim Soojung.

Flash Back

       Soojung atau yang biasa dipanggil Sowon saat ini menunggu Irene disebuah cafe. Dia mengakui begitu sulit untuk bertemu seorang pemilik perusahaan seperti Irene. Dia begitu bersyukur akhirnya Irene menyetujui permintaannya untuk bertemu.

" Sudah lama menungggu? " Ucapan seseorang membuat Sowon kembali dari lamunannya. Dia langsung berdiri dan membungkuk.

" anniyo, saya juga baru datang nyonya bae" Ujar Sowon dengan senyuman ramah.

" Tidak usah berbohong, saya tahu anda sudah menunggu lama" Irene tahu jika Sowon berbohong karena mereka awalnya sepakat untuk bertemu 1 jam yang lalu. Irene tidak bisa datang tepat waktu karena ada urusan yang tidak bisa ditinggal. " Apa yang ingin anda bicarakan?" Ujar Irene to the point karena ia tidak memiliki banyak waktu. Masih banyak pekerjaan yang harud dia selesaikan hari ini.

" Saya langsung saja nyonya, apa anda mengenal wanita ini?" Sowon menyodorkan sebuah foto. Tangan Irene bergetar saat foto itu berada ditangannya dan begitu mengenal orang yang ada di dalam foto tersebut.

" I-ini.. apa kau mengenalnya? Di mana dia sekarang? Aku mohon berita tahu aku. Aku sudah lama mencarinya" Ujar Irene dengan napas yang sedikit memburu.

" Jisoo saat ini sedang berjuang untuk melawan penyakitnya nyonya bae " Lirih Sowon.

" Mwo?" Irene tidak bisa berkata-kata. Dia begitu shock dengan apa yang dia dengar saat ini.

" Kanker otak stadium akhir. Jisoo saat ini sedang berjuang untuk melawan penyakit itu. Dua hari yang lalu Jisoo bercerita padaku, jika dia memiliki sahabat yang begitu disayanginya. Dia ingin bertemu dengan anda sebelum dunianya berakhir nyonya bae" Sowon berucap dengan isakan. Sedangkan irene diam membeku, bahkan dia tidak menyadari jika air mata sudah membasahi pipinya.

" Sowon-ssi, beritahu dimana aku bisa menemui Jisoo. Aku akan menemuinya setelah urusanku selesai. Ada urusan yang tidak bisa aku tinggalkan. Aku janji, secepat mungkin aku akan menemuinya" Sowon mengangguk dengan senyuman bahagia walaupun disertai isakan. Dia begitu senang akhirnya perjuangannya tidak sia-sia untuk bertemu dengan Irene agar wanita itu mau menemui Jisoo. Sowon memberikan secarik kertas kepada Irene, memberikan alamat rumah sakit dimana Jisoo dirawat.

Flashback End

" Aku sudah mencarimu kemana-mana, kenapa kau menjauhiku dan menghilang? Apa salahku Jisoo-ya? Katakan padaku agar aku tahu dimana salahku, agar aku bisa memperbaikinya. Aku min-"

" Ssst.. kau tidak ada salah sedikitpun padaku Joohyun-ah" Jisoo memotong perkataan Irene.

" Lalu kenapa selama ini kau menghilang?" Isak Irene.

" Joohyun-ah, bisakah kita tidak membahas ini? Kau tidak salah apapum padaku. Dan kita sudah bertemu kembali bukan?"

" Tapi- "

" Please.. " Potong Jisoo kembali dengan nada lirihnya seraya mengeratkan genggaman tangan mereka.

" Arraseo.." Irene menghapus air matanya dengan tangannya yang bebas kemudian juga menghapus air mata Jisoo.

" Bagaimana keadaanmu?" Tanya Irene seraya mengusap pipi Jisoo yang terlihat tirus dan pucat.

" Seperti yang kau lihat, tidak ada lagi harapan untukku" Jisoo tersenyum, namun terlihat sebuah semyuman pasrah dengan keadaan.

" Jangan bicara seperti itu Jisoo-ya, kau harus semangat. Kau pasti akan sembuh" Irene berusaha memberikan semangat.

" Aku tidak mau lagi berharap. Penyakitku sudah semakin parah dan aku tidak punya apapun lagi untuk berobat"

" Untuk masalah biaya kau tidak perlu khawatir lagi. Aku akan menanggung semuanya, berapapun itu. Hanya satu yang aku minta darimu, tetap bertahan. Tetap semangat dan yakin jika kau akan sembuh. Itu saja" Jisoo menggeleng. Tidak setuju dengan apa yang dikatakan Irene.

" Tidak, aku tidak mau menyusahkanmu. Apalagi dengan cara apapun, penyakitku tidak akan sembuh"

" Jisoo-"

" Eomma.. " Irene tidak jadi melanjutkan perkataannya saat seseorang membuka pintu kamar rawat Jisoo.

" Hai sayang.. kau sudah pulang? " Jisoo tersenyum lemah menatap anaknya yang melangkah perlahan. Seraya melangkah, iya menatap Irene dengan wajah bingung karena tidak mengenal orang yang menjenguk ibunya itu. Selama ini, tidak ada seorang pun yang datang untuk melihat ibunya kecuali Sowon.

" Joohyun-ah, ini putriku. Sayang, perkenalkan dirimu ke auntie Joohyun"

" Anyeonghaseyo.. Kim Yerim imnida" ujar gadis kecil itu dengan membungkuk sopan.

To be Continued..

Hello readers... salam kenal ya.. Bagaimana menurut readers? Apa ceritanya menarik? Rencananya ini bakal ku buat pairingnya surene, tapi seulrene kayanya cocok juga. Kalau untuk seulrene bakan ku buat genben. Apa dua versi aja ya?  Oh ya, ini fokusnya tentang yerene juga ya..
Mohon pendapatnya di komemtar ya readers.. jangan lupa di vote juga.. biar aku semangat untuk melanjutkan ceritanya.. thank youu :)


Yerim's LifeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ