Bab 3

293 83 19
                                    

DRAKE
Bab 3

Suci seringkali kabur ke paviliun di malam hari hanya agar Drake membacakannya dongeng dari buku "Allura di Hutan Ottisia" karya Booboo. Suci sangat menyukai dongeng fabel di dalamnya, apalagi bila dibacakan oleh Drake.

Namun, Drake lelah. Ia sudah mengantuk dan ingin tidur, tetapi gara-gara Suci, dirinya harus rela membacakan dongeng tentang peri hutan dan kawan-kawannya setiap malam, meninabobokan bocah tiga tahun itu.

Hingga akhirnya, Drake mempunyai ide gila.

"Suci tahu, kenapa Suci bandel?"

"Suci tidak bandel," dalih Suci sambil tersenyum jail.

"Ya, Suci bandel. Sangat bandel. Suci tidak mau menurut pada Bunda dan malah kabur setiap malam ke sini."

"Tidak apa-apa, kan, rumah Drake dekat."

Drake berdeham. "Suci ingat, setahun yang lalu Suci diculik ODGJ?"

Mata Suci mengerjap. "ODGJ?"

Mengingat kejadian itu, Drake masih saja bergidik, terlebih membayangkan sosok Cami dengan rambut gimbal dan mata memelototnya, juga lagu yang didendangkan olehnya sebagai pengantar perpisahan wanita itu dengan Suci. Tidak pernah ada yang membahasnya lagi agar Suci tidak merasa trauma.

"ODGJ itu... ehm... orang gila. Suci ingat, kan?"

Mata Suci memelotot. "Cami?"

Anak pintar! Drake sudah menduganya, Suci masih ingat akan hal itu meski satu tahun telah berlalu. "Iya, benar."

"Cami tidak menculik Suci. Cami menyelamatkan Suci dari orang jahat."

Iya, itu memang benar. Drake menyeringai menatap gadis berambut ikal di hadapannya ini. "Iya, seperti itu. Suci tahu kenapa Cami 'menyelamatkan' Suci?"

Suci menggeleng.

Seringai jahat Drake semakin lebar dengan mata menyipit. "Karena sebenarnya, Suci itu anak Cami. Cami itu... ibu kandung Suci."

Suci mengerjap, kemudian tertawa. "Ihhhh, Abang Drake!"

"Loh, aku serius, Suci." Drake kini memasang wajah tanpa senyum. Seringai sudah lenyap dari wajah tampannya. "Suci itu bukan anak Ayah dan Bunda, tapi Suci itu anak kandung Cami. Dulu, Ayah Karan dan Bunda Ayu menemukan Suci di kardus dekat bak sampah depan rumah."

Suci menggeleng, matanya kini sudah berair. "Huwaaa... Abang Drake bohong!"

Drake memegang bahu mungil Suci dan menatapnya dengan raut dibuat-buat seolah sangat bersedih. "Suci tenang saja, Ayah Karan dan Bunda Ayu sudah anggap Suci anak kandung sendiri, tapi kalau Suci bandel, nanti Suci akan dikembalikan pada Cami."

Suci berhenti menangis, bola matanya menatap Drake ketakutan. "Suci tidak akan nakal lagi."

"Suci janji?"

Suci mengangguk.

Drake memberikan kelingkingnya. "Suci harus janji, jangan bilang orang lain kalau Suci tahu dari aku soal Suci anak Cami."

Suci mengangguk.

"Kelingking Suci mana?"

Gadis itu terlihat kebingungan melihat jari Drake, kemudian menyodorkan jarinya sendiri. "Suci... janji."

Drake tersenyum lebar kemudian menepuk-tepuk kepala Suci. "Anak pintar."

Setelah ini, Suci pasti tidak akan membangkang lagi, pikir Drake bangga.

Setelah kejadian itu, Suci memang jadi lebih pendiam, membuat orang-orang di sekitarnya panik dan berpikir kalau Suci sedang sakit. Drake hanya tertawa dalam hati melihatnya. Namun ternyata, setelah beberapa hari berlalu, kenakalan gadis cilik itu kembali berlanjut. Membuat Drake akhirnya pasrah harus rela terus ditempeli oleh Suci.

Sial, sial, sial!

***

"Abang Drakeee!" Suci lagi-lagi kabur ke rumahnya setelah dimandikan oleh bundanya. Kedua pipinya menampilkan lekukan saat gadis kecil itu tersenyum lebar. "Ayo main!"

Drake terpaksa menemani gadis itu bermain boneka-bonekaan di kamarnya. Samar-samar tercium aroma cokelat dan strawberry dari rambut ikal dan tubuh mungilnya. Drake tidak suka makan cokelat, tapi entah kenapa aroma yang terkuar dari Suci membuatnya ingin mengendus gadis itu. Alih-alih melakukannya, Drake malah menjambak rambut Suci hingga gadis itu menjerit.

"Aww, sakit, Abang!"

"Rambut Suci sudah panjang, bisa aku makan, pasti rasanya seenak mie bakso."

"Ihh, Abang!" Suci langsung kabur.

"Sini!" panggil Drake dengan seringai.

"Nggak! Nanti Abang Drake makan rambut Suci lagi!"

"Ya sudah sana pulang," usir Drake santai.

Suci langsung duduk lagi di depan Drake. "Makannya jangan banyak-banyak, nanti Suci botak."

Wajah Suci begitu menggemaskan membuat Drake menyeringai, kemudian menjambak rambut ikal Suci dan membawanya mendekat untuk ia hirup aromanya. Tanpa sadar, ia mengendus pipi kemudian leher Suci membuat gadis itu kegelian. Saat akan menggigit leher gadis itu, Drake tersadar. Ia buru-buru mendorong Suci untuk kembali bermain bersama bonekanya.

Tidak, tidak, tidak! Aku bukan pedofil!!!

***Note: Untuk cerita Suci dan Cami cuma ada di extra bab (buku The Nanny and I versi cover baru) ya.

Putri Permatasari, Selasa, 15 Februari 2022, 19.36 wib.

DRAKE by EmeraldWhere stories live. Discover now