#4

373 9 1
                                    

Semenjak perubahan Petra, banyak karyawan perempuan lebih suka berkonsultasi kepada Roni dan masuk ke ruang desain hanya untuk menikmati ketampanan yang disuguhkan wajah Petra.

Tapi memang, sudah tidak diragukan. Divisi desain memang karyawannya mumpuni. Dari segi finansial dan fisiknya. Tidak perlu dipertanyakan. Chindy adalah salah satu contoh cita-cita para karyawan perempuan di perusahaan ini.

Tak berbeda dengan salah satu dari divisi pelayanan, Irine. Perempuan dengan tubuh semok, montok, dan suka menggunakan pakaian minim itu setiap hari datang ke ruang desain. Perkara klien yang ribut dengan desain jadinya atau konsultasi ringan yang seharusnya bisa diselesaikan tanpa bantuan Roni.

"Anu, Irine. Bisa kirim via WhatsApp, kan?" tanya Roni sudah mulai jenuh dengan kedatangan Irine.

Namun Irine menolak, beralasan jika hal ini harus diperhatikan dan dibicarakan secara langsung.

"Minggu minggu sebelumnya, lu malah susah diajak bahas masalah klien," sindir Petra sembari berjalan ke meja Wendy untuk memberikan revisi.

Sandi tertawa renyah, diikuti tawa Roni yang tertahan. Irine menatap Roni bengis, kemudian menoleh Petra yang tidak memperdulikannya. Padahal dari tempat Petra berada, pria itu bisa melihat kemolekan tubuhnya yang digadang-gadang sebagai idaman seluruh pria.

"Kan sibuk," jawab Irine sambil berjalan pelan ke arah Petra sembari berharap Petra menatapnya. Namun hingga di depan meja Wendy, Petra sama sekali tidak meliriknya.

Petra tak membalas sama sekali. Pria itu memilih beradu dengan Wendy yang tidak terima dengan penolakan Petra tentang desain yang dibuatnya.

Seolah ingin menjadi superior, Irine membantu menyangkal Wendy. "Jelek. Mana mau klien kayak gitu. Aku aja ga mau pake," ketus Irine, yang lagi-lagi berharap mendapat respon baik.

Namun berbalik, Petra kini meliriknya. Ia menatap tajam Irine, geli. "Apaan maksudnya? Ga ngerti urusannya ga usah ikutan."

Irine mengrenyit. Ia tidak tahu harus apa. "Kan.., katanya ga bagus," bela dirinya mencoba untuk tampil baik.

"Iya, tapi ga ada bilang kalo klien ga mau. Ish, Ron. Nape, sih? Suruh bahas di luar, deh. Ganggu banget, anjing."

Dengan cepat Roni mengajak Irine keluar dari ruangannya. Karena sudah sangat dipastikan semua anak desain tidak suka dengan kehadiran Irine.

Daripada dia nantinya yang kena semprot, ada baiknya Irine yang dia semprot duluan.

=====

"Ape sih, Pet?! Itu udah bener warnanya sama yang diminta!"

"Lu mau kasih kayak ginian ke klien? Totalitas napa, Wen?!"

"Hah?! Totalitas totalitas tai babi, lu kira gua ga totalitas?! Gua mikir sampe otak gua pusing butuh healing!"

"Ga. Tolak. Gua kasih rinciannya."

Petra mengembalikan desain yang dibuat Wendy seharian ini. Memang cukup rumit yang diinginkan klien dan Wendy harus menguras otaknya sekaligus beradu dengan Petra.

Sudah menjadi makanan sehari-hari jika ruang desain ramai di siang hari ketika jam istirahat usai. Beberapa yang sudah disetujui dikerjakan oleh Sandi yang kemudian diberikan ke Roni untuk diperiksa kembali. Sementara yang tertahan di meja Petra harus dikembalikan ke Wendy dan bertengkar hebat. Terkadang Roni ikut membantu, begitupun Surya.

"Dia minta bulu di pundak kanan, gue kasih, dong! Lo ga baca konsep yang dia mau? Ini pesta tema black swan, Pet!"

"Diem lo. Keestetikan lo mana, Wen? Kalo emang black swan, trus ngapain lo kasih warna putih di bagian dadanya? Model gaunnya bisa lo ganti tanpa harus pake warna putih. Sini ah gua ajarin, bego banget," balas Petra ngotot.

Friend With(out) Benefits - ENDWhere stories live. Discover now