Prolog

17 1 0
                                    

Bantu Support cerita aku ini, yuk!
Menghargai karya orang lain dengan kalian membaca saja itu tidak membayar dengan penulis itu membuat cerita tersebut.

Menulis tidak segampang seperti kalian kira, jadi hargai yuk penulis dengan vote, komen dan share.

LIKE, COMMENT DAN SHARE
Terimakasih

Tanpa kalian yang menyempatkan diri untuk membaca cerita ini, cerita ini tidak bisa dikenal banyak orang/memperluas jangkauan membaca cerita ini 🌺

HAPPY READERS

---------------------

"Terjerat dalam pesona asmaramu ternyata semudah hembusan nafas,
namun melupakanmu sesulit aku memetik bintang."

--------------------

Hutan Humboldt Redwoods, California, Amerika Serikat, 06. 40 (PST)

“Carabella Alice Roseanne, nama yang begitu menarik,“ ungkap cowok berkulit putih gading dengan senyuman terukir di wajahnya.

Saat ini ia sedang memegang secarik foto yang menampilkan potret seorang gadis sedang membaca buku, gadis cantik yang nampak seperti gadis biasa dengan aksesoris pita biru muda yang terpasang manis di kepalanya. Sedari tadi pandangannya tak bisa lepas dari foto itu.

“Target atau pujaan? Tapi gue nggak yakin kalau nih cewek bisa bertahan lama,“ celetuk Alger, cowok lain yang sedang berdiri dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

“Gue nggak sebodoh dulu. Tua bangka itu terlalu tua untuk bermain dengan cucunya,“ balas Ahmad Rifki Fauzi, yang sedari tadi memegang foto. Sedetik kemudian ia membalikkan badannya, menghadap Alger dengan senyuman devil.

★o☆

Menikmati indahnya pemandangan di pagi hari, rumput hijau di padang savana yang luas, udara segar yang dapat menyejukan, serta matahari pagi yang cerah membuat kita terlena untuk menikmati indahnya ciptaan sang Kuasa. Tetapi itu hanya ada di angan-angan belaka, sulit rasanya mencari ketenangan dengan menikmati indahnya alam, terutama di kota besar seperti Jakarta ini.

Sinar matahari mengenai mata seorang gadis yang masih tertidur pulas. Kemarin gadis itu membaca novel sampai larut malam. Ia yang sangat menyukai novel, apalagi genre Sci-fi, membuatnya sering mengabaikan jam tidur untuk segera menyelesaikan bacaannya. Sebab, sekalinya membaca ia akan begitu enggan untuk beranjak.

Namun, gadis itu memiliki sisi lemah, ia terlalu manja dan tempramental. Sifat tempramennya tumbuh bukan tanpa alasan, kematian sang ibu yang terjadi tepat di depan matanya saat ia berumur 5 tahun, akibat bertengkar dengan ayahnya, membuat jiwanya terguncang. Apalagi fakta bila pelaku pembunuhan adalah ayahnya sendiri. Di detik itu juga, ia sadar bila sosok laki-laki yang ia banggakan merupakan psikopat.

- TO BE CONTINUED -

Yang mau kenalan sama Author, kalian bisa follow akun sosmed yang tertera dibawah ini, ya

Yang mau kenalan sama Author, kalian bisa follow akun sosmed yang tertera dibawah ini, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEE YOU NEXT PART!

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah mampir 🐾

S A V A G E  | Cerpen Antologi [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang