[HHH] : 05. Tidak Baik-Baik Saja

6.6K 798 182
                                    

Komentar yang ini harus rame juga, ya? Kan udah double up

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Komentar yang ini harus rame juga, ya? Kan udah double up. Ya kali sepiiii :')

***

Film sudah mulai sejak satu jam yang lalu, tetapi Raras masih duduk di depan studio 4 sambil menatap sendu dua tiket yang tadi dibelinya begitu sampai bioskop.

Tadi, Raras berharap inisiatifnya ini tidak akan membuat Bhisma repot mengantre membeli tiket lagi begitu cowok itu tiba di bioskop. Raras juga sudah membeli minuman dan popcorn caramel ukuran large untuk dinikmati berdua Bhisma.

Lalu, di mana Bhisma sekarang? Kenapa laki-laki itu belum juga datang?

Entah sudah berapa kali Raras menghubungi Bhisma, tetapi teleponnya tidak juga mendapat jawaban. Chat-nya pun tidak kunjung terbalas.

Apa jangan-jangan Bhisma ada panggilan mendadak dari agensi lagi? Bukankah laki-laki itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya di Bali?

Raras memang tidak tahu kapan Bhisma sampai di Jakarta, tetapi membaca pesan ajakan nonton subuh tadi, cukup membuat Raras paham jika hari ini Bhisma sudah pulang.

Namun, lama-kelamaan perasaan Raras jadi tidak enak. Takut Bhisma sedang tidak baik-baik saja. Terlebih kekasihnya itu memang sibuk sekali akhir-akhir ini. Mungkin-mungkin saja jika Bhisma jatuh sakit, kan?

Dengan perasaan cemas bercampur gelisah, Raras kembali menghubungi Bhisma. Ia tidak peduli lagi pada tiket yang telanjur ia beli, atau sudah sejauh mana ia tertinggal untuk menonton film, atau popcorn di sisi kanan tubuhnya yang masih penuh, atau minuman bersoda favorit Bhisma yang belum sempat tersentuh sama sekali dan es batunya mulai mencair.

"Halo?"

Raras hampir saja memekik kegirangan saking senangnya begitu mendengar Bhisma menjawab teleponnya. "Halo, Bhisma."

"Ya, Ras?"

Raras sedikit mengernyit saat suara Bhisma terdengar mirip orang yang baru bangun tidur. Jangan bilang ....

"Bhisma, kamu ... di mana?" Demi apapun, jantung Raras berdebar hebat saat melontarkan pertanyaan ini.

"Di apartemen, Ras." Lalu terdengar Bhisma menguap lebar di seberang sana, sedangkan Raras semakin menahan napas tidak mengerti dengan penjelasan Bhisma. "Kamu neleponin aku dari tadi, ya? Sori, aku baru bangun. Aku---astaga! Ras?"

Raras tersenyum tipis kemudian begitu mendengar Bhisma tersentak sendiri di tengah kalimatnya yang belum selesai. Saat itu juga, ada rasa nyeri yang mampir di sudut hatinya. Tanpa sadar, sebelah tangannya yang tidak memegang ponsel begitu kuat mencengkeram pinggiran kursi.

"Baru ingat sesuatu?" tanya Raras sambil menunduk menatap tiket bioskop di atas pangkuannya. Yang kemudian ia remas kuat-kuat dengan tangan kiri.

Sekuat rasa sesak yang semakin lama semakin menekan dadanya.

HURU-HARA HATI [BTS] ✓Where stories live. Discover now