05. My cold boyfie || Hamada Asahi

505 25 0
                                    

Happy reading🤖

Asahi as Anggara

🤖🤖🤖

Cuek, dingin, kulkas berjalan, mayat hidup, dan masih banyak lagi sebutan untuk the most wanted dan the most handsome di SMA Harta Karun. Menjadi incaran kakak kelas, adik kelas, maupun sekelas atau setara, siapa lagi kalau bukan Anggara Sega. Udah ganteng, pinter ngelukis, ketua eskul seni, banyak prestasi yang udah diraih dalam bidang akademik, siapa yang engga mau sama dia?.

Nampaknya satu sekolah sudah terpesona dengan pesona manusia es satu ini. Namun satu hal yang menyulitkan setiap harus dekat dengan dia, dia akan mengabaikan bahkan tak segan-segan akan menatap mu dengan tatapan tajamnya.

Anggara merupakan anak kelas 11.1. Yang bukan menjadi rahasia umum baginya jika semua perempuan di kelasnya mengaguminya, bahkan terang-terangan menyatakan perasaannya, namun tetap ditolak mentah-mentah oleh pria es yang satu ini, memang susah di dekati.

Bahkan rumor yang menyebar tentang dirinya pun dirinya abai. Banyak yang menyangka bahwa Anggara itu suka sama sesama jenis, karena ia tak pernah terlihat berjalan dengan perempuan manapun, selalu dengan laki-laki, gila emang.

"Surat dari fans lu lagi?." Titah seorang pemuda, dia sahabat nya Anggara, panggil saja Daru. Daru sangat berbeda dengan Anggara. Dia sangat pintar dalam hal menggombal, bahkan terang-terangan membuat para betina kejang-kejang.

"Ya biasa. Lu juga tau." Titah Anggara santai. Ia sudah sangat sering bahkan selalu lokernya dipenuhi dengan banyak surat, yang langsung ia buang ke tempat sampah, sangat membuang waktu, pikirnya.

"Gue cabut duluan, gue ada kelas dance, bye." Daru pergi dengan membawa ransel yang berisikan bajunya, ketua eskul dance emang sibuk latihan.

Anggara menghela nafasnya, ia harus membersihkan lokernya dari surat-surat yang tidak berguna ini.

"Nyusahin banget." Kesal dirinya, sembari menyusun surat-surat yang ada di dalam lokernya. Terkadang ia berpikir, mengapa harus terlahir ganteng? Jika akan berakhir di teror seperti ini, ia lebih memilih untuk dilahirkan jelek saja.

"Mau aku bantuin?." Disaat tengah bergelut dengan pikiran dan hatinya, satu suara halus menginterupsi pendengaran nya.

Anggara menolehkan wajahnya dan netranya menangkap sosok gadis dengan ransel lumayan besar di pundaknya, oh iya jangan lupa dengan rambut kuncir kuda nya.

"Gaperlu." Titah Anggara dengan tidak minat.

"Tapi aku tetep mau bantuin." Gadis ini kemudian mengambil semua surat yang berada di tangan Anggara.

"Andira!." Titah Anggara hingga menghentikan gadis ini.

"Kenapa?." Gadis di panggil Andira ini pun menjawab.

"Gue bisa sendiri, tangan gue dua, biar gue aja." Anggara dengan cepat mengambil tumpukan surat dari tangan Andira namun dengan cepat Andira mengelak.

"Ngeyel. Aku tetep mau bantuin pokoknya." Titah gadis ini, dasar keras kepala!.

"Terserah." Anggara kemudian menyerah dan beralih membereskan lokernya lagi bersama dengan Andira. Setelah dirasa bersih, ia menutup dan mengunci lokernya kali ini.

"Thanks." Titah Anggara sembari berlalu dengan tas ransel nya.

"Ihh tunggu." Andira mengejar Anggara dan berjalan berdampingan dengan dirinya. Mereka berdua berjalan dalam diam dan keheningan hingga sampai ke galeri seni sekolah. Anggara dan Andira sama-sama anak seni.

Treasure Imagine One shoot (Lokal Vers)Where stories live. Discover now