Salah Nanya Auto Nyasar

188 0 0
                                    

Oke, aku akan menceritakan pengalaman pribadiku yang terjadi pada tahun 2015 ketika mendaki Gunung Haruman bersama ibuku yang hingga saat ini kejadian tersebut masih menjadi hal yang misterius bagi kami.

Saat itu, aku dan ibu berencana melakukan tektok ke Gunung Haruman. Ya, salahnya kami hanya bermodalkan nekat saja kala itu hanya mempunyai informasi transportasi apa yang hendak kami naiki, tanpa tau dimana kami harus berhenti dan start melakukan pendakian. 2 hari sebelum tektok, aku sempat bermimpi tersesat disebuah hutan yang bahkan didatangi oleh seorang kakek yang memarahiku, hanya saja aku tak mengerti bahasa apa yang kakek itu gunakan. Namun, yang jelas aku ingat betul wajah dan baju yang dikenakan oleh kakek tersebut. Dalam mimpi itu, kakek tersebut berteriak-teriak seolah mengusirku dari Kawasan hutan tersebut. Saat pagi harinya, saat aku hendak menceritakan mimpi tersebut, ternyata ibu pun mengalami mimpi yang sama. Saat itu kami fikir mungkin itu hanya kebetulan saja. Selain itu, karena ada beberapa kendala yang menyebabkan kami tak bisa berangkat sesuai rencana awal, akhirnya rencana ini terealisasi pada Jum'at berikutnya.

Pada perjalanan kali ini, entah mengapa kami merasa ada yang agak berbeda. Mulai dari spontan membawa qur'an kecil di masing-masing tas kami, membeli tali rapia bergulung-gulung yang entah untuk apa (semacam feeling lebih awal kalau kami akan membutuhkannya).

Hari itu, kami berangkat dari rumah pukul 08.00 dengan menaiki angkutan umum yang dimana selama perjalanan kami berusaha mengingat-ngingat jalur. Ya berhubung ini adalah perjalanan pertama kami ke daerah tersebut, kami berusaha untuk lebih berhati-hati dan menghafal semua yang kami lewati saat itu. Satu jam berlalu, kami pun tiba di daerah Limbangan dan kami berinisiatif untuk menanyakan jalur menuju puncak dan tak disangka ada salah satu supir angkot yang mengajak kami menaiki angkotnya dan mengarahkan kami untuk menuju salah satu kampung yang menurutnya adalah kampung terdekat di kaki Gunung Haruman dan merupakan jalur cepat menuju puncak. Tanpa kami sadari, inilah awal kami mengalami hal yang tak terbayangkan hingga kami sulit menemukan arah pulang.

Angkutan umum yang kami naiki sedikit agak aneh, dimulai dari angkutan umum yang terlihat sudah tua, penumpang yang saling duduk berjauhan dengan kepala menunduk. Yang aku ingat, didepan ku ada penumpang seorang ibu-ibu memakai kaos hitam dengan celana panjang yang melihat ke arah kami dengan tatapan yang datar. Namun, baru saja aku hendak menyapa ibu-ibu tersebut, seolah ibu tau apa yang akan hendak aku lakukan, ibu langsung memegang tanganku dan menggelengkan kepalanya. Dan tak lama kemudian, kami disuruh turun oleh supir angkot.

''Ini neng kampungnya, hati-hati bu jangan pulang malam. Semoga sampai tujuan'' ucap supir angkot itu sembari tersenyum kecil.

Saat kami turun, semua penumpang melihat ke arah kami yang bahkan saat angkutan umum itu berjalan mereka masih melihat kea rah kami. Tanpa fikir panjang, kami pun tak menghiraukannya dan segera memulai perjalanan. Awalnya kami sempat terheran akan keadaan kampung yang kami lewati. Yap, kampung ini memiliki jumlah rumah yang sedikit dengan kerapatan rumah yang bisa dibilang saling menempel. Hal ini terlihat karena dinding rumah yang satu dengan dinding rumah lainnya saling menempel. Selain itu, orang-orang yang kami jumpai melihat kami dengan sinis seolah tak menyambut ramah kedatangan kami. Bahkan ada beberapa orang yang menertawakan kami saat kami menanyakan arah menuju puncak Gunung Haruman ini.

''Bu, permisi. Mau numpang tanya, arah ke puncak Haruman ke sebelah mana ya bu?'' tanyaku pada seorang ibu yang sedang menyisir rambut anaknya yang panjang. Respon dari ibu tersebut sangatlah tak terduga, dia menjawab dengan ramah, ''Lurus terus neng. Hati-hati, disana ada tukang kebun. Ikuti jalur pohon saja, hihihi'' jawabnya yang dilanjutkan dengan tawa kecil yang seolah sedang menipu kami. Saat aku melihat ke arah ibu, ''Hatur nuhun bu'' sambil menarik tanganku dan menyeretku untuk menjauh dari ibu-ibu tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

*2 Salah Tanya Auto NyasarWhere stories live. Discover now