09

86 14 10
                                    

Hai! Welcome back to my story

Aku harap kalian masih betah dengan kerandoman cerita yang aku tulis

Oke, selamat membaca:)

Eits! Sebelum baca gih pencet tombol vote dulu biar gak kelupaan





Eits! Sebelum baca gih pencet tombol vote dulu biar gak kelupaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brata Alfredo Banurea




"Bwahahaha, terus-terus gimana?"

"Gimana pala lu botak! Ya dia langsung pergi gitu aja, gue malu banget anjir!" Ara menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya, wajahnya terasa panas karena malu.

Malam ini Caca akan menginap di rumahnya sesuai rencana di sekolah tadi namun, acara maraton drakor harus tertunda karena Caca yang begitu kepo dengan foto lelaki yang dikirim Ara sore tadi.

Mau tak mau, ikhlas tak ikhlas akhirnya Ara menceritakan semua kisah yang ia alami hari ini, mulai dari ia yang sedang asik nongkrong di Cafe hingga ia melihat cogan dan memotret remaja itu diam-diam sampai akhirnya ketahuan dengan tidak aesthetic.

"Sumpah, anjir! Gue kalau jadi lo malu banget," Masih dengan sisa tawanya Caca memandang wajah sang sahabat yang mulai kesal. Tangan gadis itu memegang perutnya yang terasa kaku karena tertawa.

"Sixpack perut gue gegara tertawa." Uhar Caca terkikik geli.

'Sixpack gigi lo dongos.' Batin Ara kesal

"Udah, ish, jangan dibahas lagi, gue malu! Kan gue gitu juga demi elo, gak tau makasih banget." Sungut Ara, merasa perjuangan tadi sore sangat tidak dihargai oleh Caca.

"Dih, emang gue ada minta lo fotoin cogan tadi? Enggak kali! lagian itu karma buat lo sok-sokan healing sendirian!" Sindir Caca.

Ara mengerucutkan bibirnya kesal. "Kan gue niatnya mau my time gue tiap keluar kalau gak ada Ata ya elo yang ngikutin kan bosen."

"Iya-iya serah, yang penting dah dapet karma." Caca kembali tertawa membayangkan komuk gadis itu saat tertangkap basah memfoto orang secara diam-diam, seperti orang oon.

"Lo kalau masih resek pulang aja deh, Ca!" Usir Ara yang mulai greget dengan temannya yang satu ini.

Caca memberengut kesal. "Ck, baperan! Lo kalau ditinggal Ata bawaannya sensi mulu."

"Tapi, Ra, lo gak kenal tuh cogan siapa?" Sebuah bantal melayang tepat diwajah cantik Caca, Ara lah sang tersangka.

"Cowok di Jakarta bejibun, anjir! Ya, gue mana tahu!"

"Ya santai kali nyet gak usah ngegas! Tapi kalau dilihat lihat nih cowok agak mirip sama gue mukanya, atau jangan-jangan dia jodoh gue! Kan kata orang kalau wajahnya mirip berarti jodoh." Ujar Caca dengan heboh sendiri.

Ata&AraWhere stories live. Discover now