??

1.4K 87 8
                                    

"Ka-kapten?! A-ada perlu apa? " kaget Fang yang langsung duduk menghadap kaizo.

"...." tiada jawaban.. hanya ada keheningan.

"Kapten?" Fang hairan sebab pertanyaannya tidak dapat jawaban.

K. Kaizo hanya menunduk seolah sedang menyembunyikan sesuatu.

"Emmm.. Kap-"

"Abang"

"Hah? "

"Abang, bukan kapten"
Timpa Kaizo yang masih menundukkan kepalanya.

"Ka- abang Oke ke? " kini Fang mulai risau sebab abangnya tidak melihat kearahnya.

Tangan Fang mulai bergerak menuju wajah kapten.

"Kenapa tanya abang? Bukannya adik yg harus ditanyakan?" suara kaizo yg biasanya tegas kini melemah.

"Kenapa abang tunduk macam ni? " Fang mengangkat wajah kaizo perlahan agar melihat kearahnya.

"Ab-" Fang membeku sejenak melihat wajah abangnya itu.

Fang melihat wajahnya yang sudah habis basah, matanya yang biasa bersinar kini redup, wajah yg biasanya garang kini terlihat lemah.

Ini ialah kali pertama Fang melihat kaizo menangis.

"Apa dah jadi dekat kap-abang nih?? " Fang risau namun ia tidak mendapat balasan.

Kaizo hanya menatapnya dan tersenyum.

Tatapan itu begitu menyedihkan... Tatapan yang kosong seolah - olah menjelaskan bahwa sang pemilik telah tiada.

"Jawab adik! abang Jangan bikin adik risau!" Fang masih memegang wajah abangnya itu.

Kaizo tertawa kecil dengan air mata yang masih mengalir.

"Pang...., boleh abang peluk?" pinta kaizo dengan lembut.

Fang yang mendengar sontak melepas tangannya itu, ia kaget dengan pertanyaan yg dilontarkan kaizo.

"Ah.. Tak boleh ya.." kaizo menundukan sedikit kepalanya dan tersenyum. (Senyuman yg menyakitkan bukan?)

Sontak Fang memeluk abangnya itu.

"Abang boleh peluk adik! "

Kaizo sedikit terkejut namun ia membalas pelukan itu.
(...pelukan yang hangat...)

"Maaf... " satu kata ini mampu membuat Fang mengeluarkan air mata.

"Maaf kan abang... " suara itu terdengar sangat lemah.

Fang hanya diam berusaha agar air mata nya tidak lolos.

"Kali ini abang gagal... " lirih kaizo membuat hati Fang terasa sakit.

"Apa maksud abang nih?"

"Kini abang bukan yang adik kenal"

"Abang kini lemah..." lirih kaizo.

"Yang adik kenal,abang ni tak punya kelemahan kan? " tanya kaizo seraya memeluk lebih erat Fang.

"Hm... " ia mengangguk kecil.

Kaizo tertawa kecil "Ini.... Ini lah kelemahan abang.. " air mata nya mulai membasahi baju Fang.

"Kali ini abang gagal menutupi kelemahan abang" suara itu terdengar menyedihkan... Dengan Air mata yang semakin deras.

Kaizo mulai tertawa kecil lagi..
"Sungguh lemah bukan? " bisik kaizo

"Tak! Abang tak lemah pun" Fang tidak kuasa mendengar suara kaizo.

"Abang memang tak pantas jadi abang pang.. " suara lirih itu membuat air mata Fang lolos begitu saja.

"Apa abang cakap ni!"

"Abang tau tak adik ni sayang abang! "

"Abang pun sayang adik"

Kaizo perlahan melepaskan pelukan hangat itu..

"Sudah lah.. Adik perlu istirahat" suara kaizo sangat lembut, ia membaringkan Fang lalu menyelimuti adik kesayangan nya.

Fang yang sudah terbaring menatap mata abangnya.. Sungguh mata yang dulunya bersinar kini gelap seolah pemilik nya telah hancur.

"Abang Oke ke? "

"Abang Oke je, dah tuh cepat tidur dah lewat nih" suara lembut itu membuat Fang lebih tenang.

Kaizo mencium kening Fang.

"Slamat malam" kaizo beranjak lalu pergi kekamar nya.

"Slamat malam juga abang" bisik Fang lalu terlelap.

___________________________________________

Apa yang terjadi? Mengapa Fang terkejut? Ada apa dengan kaizo? Bagaimana ini bisa terjadi?

___________________________________________

Ini bermula pada berapa hari sebelumnya...

Rahasia Yang Mulai Terungkap.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang