KOMITMEN 2

17 1 0
                                    

Cerita ini mengandung adegan 21+ dimohon dengan bijak untuk membacanya.

Satu hari, satu Minggu, satu bulan apakah gengsinya begitu mahal "pikirku"

Sudah satu bulan sejak kami terakhir bersama tetapi bagaimana kabarnya? Apakah ia hilang terbawa angin, oh Natasha apakah harus aku yang memulai semua hal terlebih dahulu?? "Pikiran ku yang berlebihan"

Sementara itu jam menunjukkan pukul 23.01 ketika hati dan logika sedang bertengkar aku hanya bisa berkata semua pasti akan baik baik saja...

Pikiran positif ku selalu mengatakan "ah mungkin dia lelah karena kerja, ah mungkin dia sibuk, ah mungkin dia... Bla bla bla bla.. dsb.

Via WhatsApp.

Arditama: sayang, sibuk kah?

10 menit kemudian.

Natasha: engga yang.
Arditama: lagi apa? (Fast respon)

30 menit kemudian.
Natasha: lagi nonton Drakor yang.

Arditama: oh ya udah, kalo udah selesai chat aku lagi yah.

Sifat nya benar benar membuat ku sangat kesal, Natasha benar benar seenaknya. Seolah olah dia bisa pergi meninggalkan ku kapan saja.
Aku sempat berpikir "apa aku sudahi saja hubungan ini?"

Arditama: sayang udah tidur kah? Kok nggak dibales? Marah? Besok aku kerumah yah.

Esok pagi.
Dirumah Natasha.

Arditama: yang lagi sibuk banget yah? Tanyaku kepada Natasha
Natasha: engga yang. "Jawabnya ketus sambil terus memainkan ponselku"
Arditama: apa kamu udah ada cowok lain? (Tanyaku dengan nada serius)
Natasha: enggak lah cowok lain siapa? nggak ada.
Arditama: terus ponselmu mana?
Natasha: lagi di cas.

Saat itu aku benar-benar curiga, aku curiga dia punya orang lain yang membuatnya istimewa.

Terdiam..

Arditama: apa kita putus saja? (Kataku sambil menahan air mata)
Natasha: kok putus sih yang? Enggak lah aku engga mau, kamu nggak sayang apa? Hubungan kita kan udah lama!
Arditama: yah sayang sih.. tapi..

Air mataku pecah dihadapan Natasha.

Tapi.. kayaknya cuman aku loh yang sayang, suka dan cinta sama kamu. Sementara kamu kayak engga ada rasa gitu.

Natasha: kan aku dulu udah bilang pas waktu kamu ngajak balikan, aku nggak kayak dulu lagi. Lagi pula aku kalo diluar juga pasti inget kok kalo aku punya kamu.. kamu juga punya aku.. hey sudah jangan nangis sih. (Sambil mengusap air mataku)

Arditama: yah aku juga inget kok kalo aku punya kamu, asal kamu tau aja Nat. Aku ngehindar dari temen temen cewek yang suka aku di kampus ku, yang jelas notabenenya mereka lebih dari kamu..

Tapi kamu tau kenapa aku masih milih kamu? Karena aku nyaman Nat, nyaman sama kamu. Tetapi kalo memang kamu udah ada yang lain bilang aja.. biar semua bisa jelas atau kamu ingin bales dendam untuk yang dulu (kataku sambil meneteskan air mata)

Natasha: benar aku nggak ada yang lain yang (cowok).. enggak lah aku engga pendendam kaya gitu (jawabnya sambil memelukku)

Aku pun perlahan tenang, dengan pikiran yang agak terbuka dan emosi yang memuncak perlahan lahan mulai reda..

Arditama: maaf..
Natasha: iya.. (sambil mengusap pipi ku)

Kami pun memperat pelukan kami, seakan akan semua masalah sudah beres. Kami pun langsung berciuman
Mulut ku terus menelan mulut Natasha

Ciuman ku perlahan turun dari mulut ke lehernya, desahan Natasha benar benar membuat ku sangat bergairah. Tidak lupa juga kedua tanganku memainkan payudaranya yang lumayan montok itu..

Hal tersebut berlangsung cukup lama, hingga akhirnya aku pun membuka baju Natasha dan membuka bra Natasha terlihat dua payudara indah yang menyembul. Tanpa basa-basi aku pun langsung menikmati payudaranya dan bermain main dengan dua gunung kembar itu..

Sementara tangan Natasha bermain dengan Mr. p dibalik celanaku...

Lanjut dibagian selanjutnya..

Same EndingWhere stories live. Discover now