06. We are siblings

882 100 21
                                    

Jungkook mengantungkan sebuah figura yang berisi aturan baru yang dia buat untuk para staff di ruang ganti dengan wajah kaku. Para pegawainya yang penasaran membaca aturan itu satu-persatu membacanya setelah Jungkook pergi. Tidak terkecuali Jaewan, dan kemudian dia pergi menemui Yoongi di kasir.

"Ah sepertinya Seokjin membuat sajangnim berang kali ini," kata Jaewan khawatir,

Yoongi tidak benar-benar mendengarkan Jaewan dan fokus mengerling para pelanggannya yang sedang menikmati makan siang mereka.

"Sajangnim membuat aturan baru untuk kita, dan di sana tertulis jelas karyawan tidak boleh tidur siang selama di restoran, bukankah itu karena Seokjin?"

Yoongi menatap Jaewan tanpa ekspresi, "Entahlah," jawabnya acuh.

"Dia tidak menyerangmu tapi menyerang Seokjin, dan bahkan sekarang Seokjin ijin, apa dia sakit?" Jaewan tampak mencemaskan teman kerjanya itu.

"Anggap saja dia sakit," saut Yoongi masih dengan ekspresi yang sama,

"Harusnya kita jelaskan saja tentang keadaan Seokjin," Jaewan memberi saran,

"Memangnya itu akan merubah sesuatu? Manusia jika diperbudak oleh materi tidak akan pernah merasa puas, bahkan kemanusiaannyapun lenyap," desis Yoongi menahan emosinya.

Jaewan hanya mengela nafasnya pasrah,

"Kuharap sajangnim segera menyelesaikan supervisinya di sini, bisa-bisa Seokjin akan benar-benar di pecat,"

.

.

.

.

.

"Kau terlamat 10 menit Kim Seokjin," Taehyung menatap Seokjin tajam,

"Aku ketiduran," Seokjin memberi alasan,

"Hobimu memang terlambat, aku heran bagaimana kau dulu punya predikat siswa teladan di sekolah," cibir Taehyung masih belum puas,

Mereka bertemu di sebuah cafe yang Seokjin beritahu malam kemarin sebelum dia masuk ke dalam rumah bersama Yoongi. Letaknya cukup dekat dengan restoran tempat Seokjin bekerja dan rumahnya. Tapi Taehyung tetap kesal kenapa Seokjin begitu lambat sampai terlambat sepuluh menit.

Seokjin hanya tersenyum,

"Berhenti, jangan tersenyum seperti itu," Taehyung menatapnya tajam,

"Kenapa?" Seokjin bertanya bingung, dia sudah duduk di kursi yang Taehyung pesan,

"Menjengkelkan!" Taehyung memperingatkan,

"Baiklah," ucap Seokjin mengerti, sepertinya mood Taehyung tidak begitu baik.

Seokjin sadar, keterlambatannya juga salah satu alasan yang membuat Taehyung kesal. Tadi sore dia membersihkan rumah dan sampai lupa waktu. Jadi dia terlambat datang.

"Sekarang apa yang akan kau katakan padaku Taehyung?" tanya Seokjin hati-hati, dia takut membuat Taehyung marah-marah lagi.

Taehyung itu memang sejak dulu gampang sekali tersulut emosi dan menunjukan kemarahnya dan ketidaknyamanannya jika sesuatu menganggu. Jadi Seokjin berusaha tetap tenang dan bersikap selembut yang dia bisa.

"Kau mau pesan apa?" Taehyung bertanya, karena sekarang seorang waiter berdiri di sisi meja mereka,

"Apa saja,"

"Dua latte,"

"Kau suka kopi Tae?"

"Yah,"

"Dulu kau tidak suka kan?"

MoonchildWhere stories live. Discover now