[II] Lahirnya dan Akhirnya

2.3K 251 88
                                    

🍑JaeRen🦊
Jung Jaehyun as Senandika
Huang Renjun as Renjana

AU, Lokal, Marriagelife, Mpreg⚠️

***

"Aku ngerti kantor kamu sekarang lagi sibuk-sibuknya, ngurus investor sama cek lapangan. Tapi apa gak bisa gitu sebagian diurus sama karyawan kamu yang lain?" Renjana bersidekap dada tanpa mau memandang Senandika yang duduk di sampingnya. Sejak beberapa menit lalu pria itu tiba dirumah, Renjana tidak lagi menyambut kedatangannya seperti biasa.

"Lagi gak bisa, Renjana. Semua orang lagi sibuk sama kerjaannya sendiri. Kalau bukan aku, siapa lagi?"

Renjana mengedikkan bahu mendengar itu. Rasanya percuma memang mencoba menyelesaikan masalah ditengah padatnya pemikiran. "Aku lagi hamil besar loh," katanya lagi.

"Aku tahu," balas Senandika.

"Iya, tahu. Tapi seolah gak peduli dan gak penting buat kamu."

Sang kepala keluarga menghela napas berat. Beban dipundaknya semakin berat kala pikirannya runyam tak karuan. "Aku kerja, Renjana. Bukan main-main gak jelas. Aku juga pengen kerjaanku cepat beres, aku sengaja beresin kerjaanku untuk beberapa minggu ke depan supaya nanti bisa nemenin kamu lebih lama. Kamu pikir buat siapa aku sibuk kaya gini? Buat nyambut dia, buat kamu."

"Aku gak butuh itu. Yang aku butuhin itu sekarang kamu ada, bantu aku. Masalah cuti lama atau nggak, aku gak pernah permasalahkan itu, Senandika. Aku juga capek ngelakuin apa-apa sendiri, ngurus Jeje, beresin rumah, bahkan sampai kalau aku ngidampun sekarang kamu selalu gak bisa buat dimintai tolong." Renjana baru berani menatap wajah tegas suaminya dengan mata memerah syarat akan marah dan kecewa.

Sejujurnya ini adalah pertengkaran mereka yang pertama dalam kurun beberapa tahun ini. Dan Renjana berhasil memancing rahang itu untuk mengeras sebagai tanda bahwa Senandika mengemban amarah yang sama. Pria pemilik lesung pipi itu tak segan menatap istrinya.

"Oke, kamu gak butuh itu kan? Kamu berlagak seolah nanti bisa ngurusnya sendiri, aku berkai-kali nawarin buat sewa asisten rumah tangga, tapi selalu kamu tolak. Aku mau sewa pengasuh buat Jeje juga lamu tolak. Jadi salah siapa? Kamu juga seolah gak menghargai aku yang lagi ngusahain waktu buat kamu." Senandika berdiri dari duduknya, meraih tas miliknya yang tergeletak di atas meja. "Nyesel aku pulang cepet kalau kamu ngajak berantem gini."

Helaan napas lelah terdengar dari Renjana. Ia memejamkan mata seraya berujar, "Lari aja terus!"

Dan beberapa hari setelahnya tak ada tegur sapa hangat antar keduanya. Bahkan hingga si kecil menyadari suasana tidak enak dari kedua orang tuanya, mereka hanya berpura-pura seolah mereka baik-baik saja. Berlakon menjadi papa dan mama dengan baik, walau di belakang Jean, keduanya masih tetap mempertahankan keterdiaman.

Hari-hari yang dilalui semakin berat bagi Renjana. Senandika memang menuruti ucapannya hingga pria itu mengambil cuti sehari setelah pertengkaran mereka. Kini pria itu lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, membantu mengurus Jean, mengantar jemput putra sulungnya itu, atau sekedar mengajak Jean keluar jalan-jalan. Pengecualian untuk Renjana yang tidak pernah diajak walaupun hanya untuk ke taman komplek seperti biasa.

Kantung mata terlihat jelas, tanda bahwa calon ibu dua anak itu sering kali melewatkan waktu istirahatnya. Entah untuk menangis atau merasakan perutnya yang akhir-akhir ini melewati fase kontraksi awal.

"Mama, where are you?" panggil bocah dengan pengucapan kalimat yang masih berantakan itu.

"Dikamarnya adik, Je," balas Renjana sedikit keras.

Renjana menggelengkan kepalanya saat terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. "Jangan lari, Sayang. Nanti jatuh," katanya menegur. Beberapa saat setelahnya tampak si anak yang masih menggunakan seragam sekolah lengkap dengan tas ranselnya. Anak itu menenteng sebuah paper bag cokelat.

RENJANA | JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang