Six

1.2K 213 58
                                    

Dirinya hanya sendiri disini, sebatang kara, tak punya seorang pun untuk mengadu, berbagi cerita maupun berkeluh kesah. Dirinya menangis sendu dengan situasi sendiri.

Berbalut jubah tebal yang menutupi tubuhnya yang basah, pegangannya menguat, tubuhnya sedikit bergetar karena dingin dan ketakutan setengah mati. Kematian adalah salah satu hal yang ia sangat hindari.

Membayangkan mati dengan cara apa saja sudah mampu membuat tubuhnya merinding ketakutan.

Kepalanya ditundukkan, mengucapkan terima kasih banyak pada ksatria pribadi sang kaisar yang telah menyelamatkan nyawanya.

Kebetulan beliau tengah lewat kala kedua gadis itu tercebur.

Kini penyihir jenius itu tengah disidang oleh sang kaisar, gadis kecilnya itu pingsan karena kebanyakan meminum air kolam.

Kakinya bergetar ketika melangkah, rasa takutnya masih ada. Kejadian tadi benar-benar membuatnya trauma, pasalnya hanya umurnya yang panjang, tapi tidak dengan nyawanya.

"Kau mau kemana, (Name)? Mau ku antarkan saja?" Felix menawarkan diri sembari menatapnya prihatin.

Wanita itu menggeleng, cukup sudah ia merepotkan ksatria bersurai merah itu. Dirinya tak enak bila terus-terusan meminta tolong padanya apalagi ia paling tidak suka dikasihani.

Meski kakinya bergetar, namun (Name) tetap melangkah maju. Tujuannya kini hanya membersihkan diri lalu berganti pakaian.

*****

Rasa hangat menjalar disekitaran tubuhnya, menghembuskan nafas lega sembari menatap langit-langit kamar mandi.

'Sekarang harus bagaimana?'

Netranya terpejam. Pusing mendera kepalanya.

"Apa aku pergi aja ya?"

Hati dan otaknya tak sinkron. Perasaannya berkata jangan namun logikanya berkata ayo!

Jemarinya bergerak mengusap tubuhnya dengan sabun, semerbak wangi bunga lavender memenuhi indra penciumannya. Tubuhnya terasa santai meski hanya sedikit.

di satu sisi yang lain, Lucas terduduk dipinggiran kasur, mengusap kasar sudut bibirnya yang berdarah akibat bogeman mentah dari sang kaisar tirani. Netranya menelisik ke sekitar, suara guyuran air kamar mandi menjawab pertanyaan dibenaknya.

Hidungnya pun turut mengelurkan darah, namun dirinya tidak peduli. Jiwanya tengah melamun, memikirkan apa yang harus dikatakan kepada sang pujaan hati. Sudah jelas (Name) akan kecewa terhadap sikapnya. Menyisir surainya ke atas menggunakan tangannya, Lucas sendiri tak tau harus bagaimana.

Pintu kamar mandi itu terbuka, menampilkan wanitanya yang tengah terbalut handuk sedada. Netra keduanya bersitatap.

Dahi wanita itu mengernyit melihat pemandangan dihadapannya kini. Memutuskan acuh dan lanjut berjalan mengambil pakaiannya dilemari.

Sedikitpun tak terlewat dari manik merah milik Lucas, Semua gerakan yang dilakukan sang puan menjadi fokusnya kini.

Mulai dari lilitan handuk yang dilepas sang jelita, Lucas menahan nafas sesak dengan pipi yang merona hebat sembari memalingkan wajahnya ke samping.

Hei seriusan wanita itu akan berganti baju didepannya?!

Ini Lucas lho! Dan Lucas itu seorang pria normal!!

𝐂𝐑𝐎𝐌𝐔𝐋𝐄𝐍𝐓 [𝐋𝐮𝐜𝐚𝐬𝐱𝐘𝐨𝐮𝐱𝐎𝐂]Onde histórias criam vida. Descubra agora