Don't Cry, Baby

395 40 0
                                    

"Aku seneng banget Ju. Aku bersyukur karna dengan ini kita pasti bisa bareng terus. Kamu gak menyesal kan Ju?" tanya pemuda manis yang berada di rangkulan pemuda yang lebih tinggi.

"Kenapa aku harus menyesal Kyu? Ini justru hal yang aku tunggu-tunggu dari dulu. Tapi maaf, karna sampai sekarang aku belum bisa mendapat restu yang akan melengkapi ikatan kita"

Pemuda yang lebih tinggi itu menatap pemuda manis dirangkulannya sendu.

"He, tidak perlu minta maaf Ju. Karna sejak awal aku tau ini akan sulit. Papa pasti tidak akan mudah menerima hubungan kita yang beliau anggap melenceng"

Pemuda manis itu tersenyum pada pemuda yang masih menatapnya dengan sorot sendu. Senyuman yang ia berikan bermaksud untuk menenangkannya.

"Aku sangat beruntung memiliki kamu, Junkyu".  Ucap sang dominan sembari menatap submissive nya dengan tatapan penuh cinta.

Junkyu menggeleng pelan, "Tidak Ju. Aku justru yang lebih beruntung karena bisa menjadi istri kamu"

Keduanya saling melemparkan senyum, langkah menuju pintu rumah Junkyu mereka lanjutkan masih dengan saling merangkul. Keduanya tak tau bahwa ada hal besar yang sudah menanti mereka disana.

"KIM JUNKYU!!!!"

Teriakan penuh amarah itu langsung mengejutkan keduanya yang berada beberapa langkah dari pintu. Empat netra itu bisa melihat seorang pria paruh baya yang menatap tajam keduanya.

"Papa" bisik Junkyu lirih sembari menatap ketakutan ayahnya yang tanpak sangat marah itu.

Junkyu menoleh pada suaminya, "Junghwan, pergi sekarang! Ayo pergi sebelum papa berbuat sesuatu padamu. Junghwan!"

Junghwan tetap diam, ia tak berniat menanggapi permintaan istrinya itu.

Netra cokelatnya hanya memandang lurus, pada pria yang merupakan ayah Junkyu, juga ayah mertuanya.

Mata Junkyu mulai berkaca-kaca saat Junghwan tak mau juga beranjak. Ia sangat ketakutan sekarang. Takut jika sang ayah berbuat hal jahat yang bisa memisahkan ia dan Junghwan.

Air mata Junkyu seketika luruh saat ayahnya kini melangkah cepat kearahnya. Yang ia bisa lakukan hanya semakin mengeratkan lengannya di lengan Junghwan.

"APA - APAAN SEMUA INI KIM JUNKYU!!!"

Ayah Junkyu segera menarik sang anak menjauh. Membuat Junkyu memberontak namun tak bisa mengalahkan kekuatan sang ayah.

Ayah Junkyu lalu memerintahkan dua orang kepercayaannya untuk menahan Junghwan. Membawa pemuda itu pergi dari sana.

"Lepas! Lepaskan saya!!" Junghwan terus meronta, mencoba melepaskan diri dari pertahanan dua orang berbadan besar di kanan kirinya.

Awalnya pemuda itu berhasil, bahkan telah melayangkan beberapa pukulan ke wajah hingga badan dua orang yang menahannya.

Namun, pemuda yang menyandang gelar sebagai pemegang sabuk hitam taekwondo itu langsung ambruk ketika satu orang lagi datang. Memukul bagian belakang kepalanya dengan keras.

"JUNGHWAN!! TIDAK!!" teriak Junkyu saat melihat Junghwan yang terus memegangi kepalanya.

Air mata pemuda manis itu merebak saat menyaksikan bagaimana suaminya ambruk saat pipa besi menghantam kepalanya.

Junkyu menghadap sang ayah, bersujud di kaki ayahnya.

"Papa Junkyu mohon lepaskan Junghwan! Jangan sakitin Junghwan pa hiks hiks"

Ayah Junkyu tak terpengaruh sedikitpun dengan permohonan sang anak. Pria paruh baya itu segera menoleh tiga orang suruhannya yang kini berhasil menahan Junghwan yang hampir kehilangan kesadaran kembali.

AMARANTHINE Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin