Part II (finale)

1.7K 167 11
                                    


cw:  vampire!au, nsfw, explicit language, mention of killing, blood, magical creatures, modern setting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cw:  vampire!au, nsfw, explicit language, mention of killing, blood, magical creatures, modern setting.

Renjun, tolong.... tolooong...."

Tangan Donghyuck terlihat menggapai Renjun dari kegelapan. Darah di mana-mana, dan raut wajah kekasihnya makin pucat, makin dingin. 

Renjun ingin meraih tubuh Donghyuck, ingin memeluknya. Namun kakinya kembali ditarik oleh sebuah tangan hingga ia terjerembab jatuh ke pusaran jurang yang dalam.

"Hyuck!"

Renjun terbangun dari tidurnya dengan peluh bercucuran, nafas tersengal, dan kepala yang terasa sedikit pusing. Lagi-lagi ia mengalami mimpi buruk. Ini adalah kali keempat dalam sepekan Renjun mengalami mimpi serupa. 

Donghyuck meminta tolong, ia kesakitan, namun Renjun tidak bisa berbuat apa-apa. Jurnalis muda ini menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, lalu bangkit dari tempat tidurnya.

Jam menunjukkan pukul 2.15 malam saat Renjun terbangun. Ia pulang lebih cepat hari itu. 

Namun saat pulang lebih awal, Donghyuck malah mengabarkan kalau ia sedang keluar kota, untuk tugas freelance nya sebagai fotografer di acara Busan Film Festival. 

Renjun sempat ingin keluar dari kamar apartemennya, dan pergi ke unit Donghyuck untuk tidur di sana. Aroma parfum kekasihnya yang menenangkan, sering membuatnya merasa lebih aman.

Segelas air yang diteguknya meredakan rasa lelah dan penat setelah terbangun dari mimpi buruk. Renjun menyadari, sejak ia memutuskan menjalin kasih dengan Donghyuck. Ia lebih sering mengalami mimpi buruk.

Dan mimpi itu sangat sering terjadi saat ia tidur seorang diri. Renjun belum menceritakan soal mimpi-mimpinya itu pada Donghyuck. 

Takut, kalau si vampire tampan akan terlalu cemas dan malah merepotkannya. Meski baru beberapa bulan bersama, tapi sedikitnya Renjun paham, jiwa posesif yang diperlihatkan Donghyuck, meski kekasihnya itu sering menahan diri.

Suara ketikan pintu apartemennya membuat Renjun sedikit was-was. Apalagi karena hari sudah larut. 

Tidak ada teman kantor atau teman apartemennya yang akan datang malam-malam begini. 

Renjun mengambil sebuah penggorengan lalu berjalan ke arah pintu. Ia mengintip dari lubang pintu, sekilas seperti melihat sosok Donghyuck.

Tapi apa benar itu Donghyuck? Atau hanya tipuan matanya saja? Renjun lalu mengambil ponsel dari kamarnya, dan kembali ke depan pintu. 

Orang itu mengenakan hoodie hitam dan sebuah masker, masih mengetuk kamar Renjun.

Renjun menggunakan ponselnya untuk menelpon Donghyuck, memastikan apakah pria di depan pintunya adalah Donghyuck atau bukan.

Red FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang