Part 3.

14 7 0
                                    

"Pagi ayang."

Gadis dengan rambut ombrenya itu sudah berdiri di depan pagar sambil menatap laki-laki di hadapannya.

Pandangan laki-laki itu mengedar, lalu menatap gadis yang kini sedang tersenyum lebar. "Yang mana ayang lo?"

Misya menghela nafas. Dia menunjuk tepat di wajah Arga. "Lo ayang gue!"

Arga terbelalak. Ia cukup terkejut dan marah, karna seenak jidat gadis ini mengklaim dirinya.

"Najis."

"Najisan gue atau najisan lo?"

Alis Arga terangkat. Menatap bingung. "Maksud lo?"

Misya mengangkat sudut bibirnya ke atas sambil terkekeh kecil. "Pura-pura gak tau? Kayaknya lebih najisan lo ya, Ga."

Emosi Arga tersulut. "Jangan sembarangan anjing!"

Misya pura-pura terkejut. "Waw, sabar ayang."

Murid yang lewat sempat heran melihat adanya perdebatan di antara Arga dan Misya.

Mereka pun mengelengkan kepalanya tak menyangka Arga berlaku kasar terhadap wanita. Tadi, hampir saja Arga ingin memukul, tapi tersadar jika ia memilih tempat yang salah.

"Kenapa gak jadi mukul? Takut mereka tau sifat asli lo yang sebenernya?"Misya berbisik.

"Gue tau lo pernah suka sama adek lo sendiri, Arga."

Arga menegang. Arga menjaga imagenya di hadapan murid SMA Fioleik karna ingin menjaga nama baik keluarganya walau Muti menghancurkan semuanya.

•••

Perkataan gadis itu kini tegiang-giang di kepalanya. Seakan-akan itu menjadi ancaman baginya. Kartu AS nya sudah di dapatkan oleh gadis itu yang artinya dia lagi berada di situasi bahaya.

Bisa saja jika Misya mengancam dirinya dengan menyebarkan bahwa dia pernah suka dengan adiknya sendiri.

"Gue aneh. Gimana dia bisa tau?"gumamnya. Itu yang selalu ia pikirkan.

"Apa gue pura-pura ngedeketin dia biar rasa penasaran gue termusnahkan? Dari pada gue penasaran terus kan ya."

Aliran sesat mulai mengalir dengan sendiri di pikiran laki-laki itu.

Semakin hari, rasa penasarannya semakin meningkat. Gadis itu bagaikan ada aura yang memikat dan selalu saja menarik perhatiannya.

Dari segi hati, Arga lebih memilih Masya di banding Misya. Karna idaman kekasihnya itu cewe yang baik dan bukan berandalan seperti Misya.

Hari ini kebetulan tugas Arga sangat banyak. Rapat Osis yang padat dan tanggung jawab yang dasyat.

Apakah Arga harus mengundurkan diri jadi ketua Osis? Rasanya sudah tidak sangup lagi ia melakukan tugasnya yang begitu sangat melelahkan.

"Permisi kak. Kak Arga di panggil sama pak Jian di ruang Osis."

Arga menatap laki-laki di hadapannya. Laki-laki itu adik kelasnya yang juga berstatus sebagai anggota Osis.

Arga menghela nafasnya berat. "Ya, nanti gue bakal kesitu."

•••

Brak!

"Aduhh jantung gue."Misya meringis memegang di daerah yang tepat dengan jantungnya.

Arga panik. Arga rasa tadi ia menabraknya cukup keras dan mungkin saja gadis itu merasa kesakitan.
"Sorry gue gak sengaja. Jantung lo kenapa?"

Arga Vs Misya [ON-GOING]Where stories live. Discover now