part 1

6.5K 455 1
                                    

Keluarga Na merupakan keluarga yang sangat besar. Keluarga Na yang terlahir merupakan pemilik beberapa perusahaan besar yang ada di berbagai negara.

Keluarga Na sendiri terdiri dari empat anggota keluarga, yaitu sang kepala keluarga yang bernama Na Jackson, sang ibu yang bernama Na Mia, putra sulung yang merupakan pewaris kekayaan keluarga Na bernama Na Jaemin dan putra bungsu di keluarga Na yaitu Na Minno.

Terlahir di keluarga kaya raya, membuat Jaemin dan Minno harus mengikuti semua peraturan yang di tetapkan oleh keluarga mereka. Meskipun Jaemin adalah sang pewaris kekayaan keluarga Na, namun kedudukannya belum bisa membuatnya terbebas dari segala jenis larangan di keluarganya.

Ruang keluarga yang ada di dalam mansion megah itu menjadi tempat Jaemin menikmati secangkir teh yang di siapkan oleh salah satu pelayan pribadinya. Sang adik yaitu Minno ada disana menemani sang kakak sambil membaca buku.

"Aku ingin menikah"
Ucap Jaemin dengan tiba-tiba. Membuat sang adik yang masih sibuk membaca bukunya menoleh kearah sang kakak.

"Menikah?"
Tanyanya sambil menaikan sebelah alisnya. Jaemin mengangguk namun wajahnya masih menghadap kearah taman mansion.

"Dengan siapa?"
Tanya Minno sambil menutup buku yang ia baca sedari tadi. Sepertinya cerita sang kakak terdengar lebih menarik.

"Entahlah"
Ucapnya dengan lirih. Minno yang mendengar jawaban sang kakak, mulai menatap bingung kearahnya.

"Kau belum ada calon sama sekali?"
Tanya Minno sekali lagi.

Jaemin menggeleng pelan.

"Ingin ku carikan?"
Tawar sang adik.

Jaemin yang mendengar itu memilih untuk menoleh kearah sang adik yang tengah menyeringai di depannya. Tawa pelan ia keluarkan sambil menggeleng pelan.

"Aku tidak percaya dengan mu"
Ucapnya menolak.

Minno tersenyum tampan sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi yang ia duduki.

"Oh ayolah, aku kenal banyak wanita dari kalangan atas. Ingin yang seperti apa? Akan ku carikan yang baik"
Ucap Minno. Jaemin kembali terkekeh namun setelahnya ia terdiam dan kembali menoleh kearah taman mansion.

"Aku ingin yang sederhana"
Ucapnya.

Minno yang mendengar itu mulai berpikir.
"Sepertinya sangat sulit menemukan wanita seperti itu di kalangan atas"
Ucapnya, membuat Jaemin menoleh ke arahnya.

"Jika ingin yang sederhana. Kenapa tidak nikahi saja seorang pelayan?"
Ucap sang adik sambil menoleh kearah pelayan pribadi Jaemin yang berdiri tidak jauh dari Minno duduk.

Pelayan itu terlihat tertegun lalu menunduk.

"Hentikan"
Ucap sang kakak, membuat Minno mendengus pelan.

"Sebenarnya aku tidak ingin di jodohkan"
Ucap Jaemin sekali lagi.

"Aku juga"
Balas Minno.

"Gadis dari kalangan atas memang cantik dan memiliki sopan santun yang sudah di ajarkan sejak mereka kecil. Tapi kau tau? Aku lebih tertarik dengan gadis miskin yang sederhana"
Ucap Minno.

Jaemin yang mendengar perkataan sang adik tertegun.

"Benarkah-"

"Tentu saja tidak"
Potong Minno, sambil melirik kearah sang kakak.

"Aku belum ada niat untuk menikah sekarang"
Ucap Minno. Membuat Jaemin terdiam.

"Lagi pula, bukankah ciri-ciri gadis yang ku ucapkan tadi adalah tipe istri mu?"
Ucap Minno dengan wajah menggodanya. Menatap sang kakak yang terlihat tertegun pelan.

"Yah begitulah"
Ucap Jaemin di akhiri helahan nafas.

"Aku tidak masalah jika harus memiliki kakak ipar dari keluarga sederhana. Tapi, ayah dan ibu belum tentu menyetujui hal itu"
Ucap Minno, memperingati sang kakak mengenai kedua orang tua mereka.

Jaemin hanya diam, tidak mengatakan apapun, tatapannya kembali tertuju kearah taman mansion, terlihat para pelayan yang tengah bercanda gurau disana sambil membersihkan taman.

"Ayah..ibu.."
Lirih Jaemin, membuat Minno menoleh kearahnya. Pria tampan itu hanya tersenyum lalu setelahnya Minno langsung mengganti arah pandangnya kearah para gadis pelayan itu.

"Kakak ipar ya?"
Gumamnya. Namun sebuah senyuman tipis terukir di bibirnya.

"Aku akan menunggu mu"


































VannoWilliams

Caste Difference (NaHyuck)Where stories live. Discover now