Naif

725 42 2
                                    

Haechan POV

Dear Diary,

Aku akan bercerita tentang kisah antara aku dan seseorang yang pernah sangat aku cintai.

Kisah ku dengan pria ini dimulai ketika aku masih duduk dibangku Sekolah menengah atas di tingkat kedua. Pria itu adalah guru muda di sekolahku. Dia memegang pembelajaran matematika, yang dimana itu adalah pelajaran favorit ku.

Nama pria itu adalah Qian Kun, pria asal negri tirai bambu alias China.

Awalnya aku biasa saja, namun ketika dia datang menghapus air mataku di rooftop sekolah pada sore itu mengubah perasaan ku padanya. Aku ingat apa yang dia ucapkan pada saat itu. Dia bilang "kau masih sangat muda. Kalau kau ada masalah jangan bermain di tempat berbahaya seperti ini. Biasanya berakhir tragis"

Aku langsung tertawa mendengarnya. Aku memang sedang stress pada saat itu. Orang tua ku selalu sibuk berkerja dan mengabaikan ku. Aku tentu merasa sakit hati.

Semenjak saat itu pak Kun sering datang ke rooftop untuk menghibur ku. Aku nyaman dengan nya. Kami sangat dekat, hampir setahun.

Aku menyukainya, aku sangat nyaman dengan nya. Dan aku sering merasakan rumah ku memang berada pada pak Kun. Pak Kun sendiri hanya tersenyum ketika aku mengatakan akan menjadikan dirinya sebagai rumah kedua ku. Dan aku berfikir dia juga menyukaiku. Aku tak pernah meminta untuk kejelasan hubungan kami yang 'dekat' ini. Aku terus berfikir pak Kun tak menjadikan aku kekasih karena kami masih murid dan guru.

Hingga tiba hati kelulusan ku. Aku sudah berdandan dari pagi. Memoles wajah ku dengan kemampuan terbaik yang aku bisa. Orang tua ku ada dihari itu. Betapa bahagianya hatiku, bahkan aku merasa semesta sedang berpihak kepada ku.

Seharian aku tak berhenti tersenyum. Berfoto-foto dengan riangnya. Aku bahkan yakin pada hati itu galeri HP orangtua ku berisi penuh dengan wajahku. Namun aku belum melihat pak Kun seharian itu. Aku bertanya kepada guru ataupun staff sekolah, kebanyakan dari mereka mengatakan juga belum melihat pak Kun. Ada juga yang menjawab pak Kun tidak akan datang.

Awalnya aku sedikit sedih mendengar hal itu. Hingga saat jam pulang pun aku tak juga melihat pak Kun. Aku berfikir pak Kun mungkin sibuk.

Beberapa hari setelah itu pak Kun menghubungi ku. Mengajak ku bertemu di sebuah kafe. Dan aku sangat senang. Aku bahkan membayangkan kejadian romantis apa yang akan terjadi antara aku dan pak Kun. Dengan segera aku bersiap siap. Memilih baju terbaikku, menggunakan parfum termahal ku. Memoles wajahku setampan mungkin.

Aku berangkat diantar supir. Aku bahkan tersenyum terus seperti orang gila. Aku tiba di kafe itu, kondisi nya tak begitu ramai. Aku mencari meja tempat duduk pak Kun dan aku menemukan nya.

Aku duduk didepan nya. Berbasa basi sambil terus tersenyum. Dia membalas senyum ku.

Beberapa menit setelah aku duduk pak Kum mulai angkat bicara. Aku akan tuliskan apa saja yang dia katakan.

"Haechan, selamat atas kelulusan mu. Maaf bapak tidak datang. Padahal bapak mengajar seluruh angkatan mu. Waktu itu bapak sedang menyiapkan sesuatu" Begitu kata pak Kun. Aku tak ingat apa persis seperti itu yang jelas intinya begitu. Aku tentu menjawab dengan mengatakan tidak apa-apa. Tak berselang lama datang banyak orang. Anak anak dari kelas ku, alias teman sekelas ku. Mereka bilang pak Kun mengundang mereka. Lagi lagi aku berfikir pak Kun akan menyatakan perasaan nya di depan teman sekelas ku. Aku sangat ingat pipi ku merah seketika.

Namun seorang pria tak ku kenal ikut bergabung bersama kami. Pria itu terlihat sangat dekat dengan pak Kun. Aku kesal melihat nya tapi aku diam.

Hingga tak berapa lama pak Kun bersuara. Meminta atensi ku dan teman-teman yang lain.

Kata-kata berikut nya yang ia ucapkan sungguh menghancurkan perasaan ku. Dia mengatakan.

"Anak-anak mohon perhatian nya. Bapak sangat bahagia kalian mau datang kesini. Disini dengan disaksikan murid murid yang pernah bapak ajar. Bapak ingin melamar pria disamping bapak ini. Menjadikan dia pasangan hidup bapak. Ten Lee sayang. Maukah kau menikah dengan ku"

Dunia ku hancur. Disaat teman-teman ku bersorak. Aku menahan tangis ku. Aku seperti ingin terjun ke tebing paling tinggi sekarang juga. Tapi aku terus menahan nya. Hingga acara itu selesai. Aku meminta pak Kun untuk berbicara intens dengan ku.

Pak Kun mengajak ku ketempat yang lebih sepi. Aku menangis setelah merasa tempat itu sepi dari orang lain. Pak Kun terlihat panik dan khawatir.

Dia bertanya apakah aku baik-baik saja. Aku menjawab nya dengan pertanyaan. Aku bertanya kenapa pak Kun begitu perhatian padaku, kenapa pak Kun membuat ku merasa spesial. Dan terakhir sambil berteriak aku berkata.

"SAYA KIRA BAPAK MENYUKAI SAYA" Aku menangis semakin kencang. Namun jawaban pak Kun sungguh membuat ku ingin memukulnya.

"Saya perhatian dengan kamu karena kamu murid saya. Saya tidak mau salah satu anak didik saya mengalami stress yang mengganggu pembelajaran nya. Saya tidak tau kamu malah mengsalahartikan perhatian yang saya berikan. Kamu tidak pernah bapak spesialkan. Dan satu lagi saya tidak mungkin menyukai kamu saya sudah memiliki kekasih"

Aku yang mendengar hal itu pada saat itu langsung menampar Pak Kun dan pergi dari sana. Setelah itu aku tak pernah mau mendengar apapun tentang pak Kun.

Sungguh sakit rasanya. Seseorang yang pernah kuanggap rumah nyatanya cuma sekedar penenang. Aku bahkan tak bisa membuka hati sampai sekarang.

Aku begitu naif berfikir bahwa aku yang paling spesial nyatanya aku bahkan tak lebih dari sekedar 'anak didik'

Pak Kun terimakasih untuk perasaan bahagia namun sakit ini. Saya tetap mengidolakan pak Kun. Semoga pak Kun bahagia dengan calon bapak.

Diary terimakasih telah menampung cerita ku. Setelah ini aku berharap mempunyai rumah baru yang lebih indah.

Sekian....

End.

Haii, aku bawa pov doang sih. Karena bingung mau ngetik apa.

Setelah self healing semalaman kemarin aku mendingan banget. Self healing ke pantai jam 7 sampe dimarahin orang tua. Tapi ngga apa, aku merasakan ketenangan. Dan aku berusaha untuk produktif sekarang.

Tetap sama aku yaaaa♡♡♡♡♡♡

See Yaaa~~~

Hyuck and his lover✔️Where stories live. Discover now