- Chapter 6 -

308 6 0
                                    

“Nggak usah pancing gue buatgaplok muka lo di sini!”- Adriana Grandelion

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Nggak usah pancing gue buat
gaplok muka lo di sini!”
- Adriana Grandelion

———

“EH, woi!”

Riana menepuk lengan Dana cukup keras saat mobil lelaki itu melewati gang masuk kompleks. “Belok kanan. Lo mau bawa gue ke mana? Rumah gue kelewat itu, njirr!”

Lalu menunjuk gang Cikelor sebelah kanan yang Dana lewati dengan sengaja.

Dana tak menjawab, lelaki itu seperti menulikan telinga dan terus melajukan mobilnya menjauh dari belokan gang Cikelor. Hingga tak butuh waktu lama, sekitar lima menit saja, mobil avanza tersebut sampai di tempat tujuan: taman negeri oranye.

Riana memukul keras bahu Dana. “Ngapain lo bawa gue ke taman?”

“Hobi banget kamu mukul saya,” ucap Dana dengan lirih sembari mengusap halus bahunya. Dana mengabaikan pertanyaan wanita itu, sebab ingin sekali rasanya dimanja oleh calon istri sendiri. Entah, sudah berapa kali Riana memukul bahunya dalam hari ini. Di pertemuan pertama, bayangkan!

Untung Dana orangnya sabar.

“Inget. Bodo amat. BO-DO-A-MAT!” Riana mengulangi itu, membuat Dana memberengut.

Sepertinya, sulit untuk membuat Riana jatuh cinta padanya. Hati wanita itu seolah keras bagaikan batu di dalam goa, perlu waktu dan percikan air yang menetes perlahan untuk membuatnya bisa berlubang. Dalam artian luluh terhadap pesona Dana.

Dana mengembuskan napasnya pasrah ke udara, mungkin Tuhan memang sedang menyuruhnya untuk berusaha membuat Riana bisa jatuh cinta padanya, sesekali dirinya harus merasakan bagaimana rasanya mengejar. Bukan hanya maunya dikejar terus-terusan. Itu mah namanya bukan lelaki jantan. Kata si Lanang, temannya, begitu.

“Ayok! Kita turun, Riana?” ajak lelaki itu sambil mengulurkan tangannya pada Riana, yang mana langsung membuat wanita itu berdecak sebal sambil merotasikan bola matanya dengan jengah.

“Please, deh, Dana. Romantis dikit jadi cowok bisa? Biar mirip kayak dibuku cerita-cerita novel gitu, ceweknya itu dibukain pintu. Bukan diajak turun bareng kayak gini!” protes Riana.

“Ohh!” Kepala Dana mengangguk-ngangguk paham, tapi kesannya bagaikan orang dongo di mata Riana.

“Kalau mau romantis sama pasangannya, tuh, harus kayak gitu, ya?” tanya Dana kemudian, sok polos.

Riana menggeleng cepat. “Bukan, tapi diseret pake tali tambang Agustusan. Pake segala nanya lagi si Cumi! Lo pernah pacaran, 'kan? Ya, kali enggak. Soalnya muka-muka kek lo gini kelihatan dulunya punya komunitas yang isinya anak-anak badung!”

Dana mengangguk polos. “Iya, pernah. Cuma gak pernah saya ajak naik mobil, tapi saya ajak keliling naik delman bareng kurir.”

Riana menoyor kepala Dana dengan pelan.

Married With Pilot (COMPLETED) ✔Where stories live. Discover now