Langsung Tamat

66 7 0
                                    

Aku tahu akan selalu ada kata teman di antara kita, sekeras apapun Aku berjuang kau tak pernah memikirkannya dengan matang. Aku berusaha menahan rasaku menahan rasa ingin memiliki walaupun kutahu akhirnya aku akan tetap sendiri.

Setiap hari kulalui semua dengan senyum canda tawamu, aku tahu mungkin ini yang terbaik di antara kita aku selalu berada di sisimu menjagamu melihatmu dan berusaha melindungimu sekuat yang aku bisa.

Suatu hari dia berkata padaku.

" Ai Ohm apa yang kau lakukan, kau selalu menempel pada ku apa kau tidak ada kegiatan lain? "

Aku mundur selangkah saat pembicaraan itu.

" Maaf jika itu membuatmu merasa tidak nyaman, aku akan sedikit menjauh jika itu yang kamu inginkan "

" Bukan maksudku seperti itu, Aku sangat senang kau selalu ada didekatku tapi berilah aku waktu itu untuk bisa dapat merindukanmu "

" Kau ingin aku menjauh, jadi tak usah menghibur ku "

Aku ku berpaling menjauh tanpa mengatakan apapun lagi setelah itu, perkataan itu tidak terlalu menyakitkan seharusnya, tapi perkataan itu dia katakan setelah ia berjalan dengan seseorang, dan dia tidak tahu bahwa aku melihatnya.

Dia berusaha memanggil-manggil namaku tapi aku tetap pergi melaju kencang dengan mobil hitamku.

Hatiku bagaikan tersayat saat aku melihatnya dengan orang lain, ditambah lagi dengan perkataannya tadi membuat pikiranku semakin kacau dan hatiku semakin terluka. Luka tersayat dan disiram air garam.

Aku melaju kencang tanpa sadar aku terus menginjak gas dan menambah kecepatan, aku tidak lagi menghiraukan apapun yang terjadi, blank semua terasa kosong.

Dan...

Bragggkkkk...

Aku menabrak pembatas jalan, kepalaku terbentur keras mobilku pun rusak parah Aku kehilangan kesadaran ku saat itu, dan ketika aku tersadar aku sudah berada di rumah sakit.

Aku terbangun di tengah malam dan aku melihat seorang pria duduk tertidur di sampingku, dan tentu saja aku mengenal orang itu.

" Nanon, kau disini ? "

Tanyaku pelan sambil mengusap rambutnya, tapi dia masih tetap tertidur lelap. Dan akupun tidak ingin mengganggunya.

Pagi pun datang menyapa, dan ketika aku bangun lagi pagi itu aku melihatnya sedang membereskan bunga di samping tempat tidurku.

" Ohm kamu sudah sadar, syukurlah "

Aku hanya melihatnya heran berusaha menatapnya seperti tidak pernah mengenalinya.

" Siapa kamu ? "

" Apa? Aku Nanon, apa kau baik-baik saja? "

" Aku baik hanya terasa sakit di kepalaku, aku di mana dan kamu siapa? "

" Ohm, aku Nanon "

Dia menatapku tajam sambil memegang tanganku matanya mulai berkaca-kaca saat aku tidak meresponnya dan bakar berusaha melepaskan genggaman tangannya.

" Aku tidak mengenalmu "

" Ohm "

Matanya berkaca-kaca bahkan air mata itu sudah tidak bisa terbendung lagi dan menetes di pipinya.

" Kenapa kau menangis? Emangnya apa yang sudah aku lakukan padamu "

" Hiks..( Isak tangisnya ), aku akan panggil dokter untukmu "

Segera dia bergegas keluar kamar dan memanggil dokter, Aku sengaja melakukan itu semua agar aku bisa menjauh darinya nanti saat aku sudah membaik.

Dia kembali bersama dokter, dia menunggu di luar saat aku sedang diperiksa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Friend  in story Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang