Buku

977 190 11
                                    

Hidup mereka berubah? Ya, Asta bahkan tak percaya mereka dapat berkunjung sesering ini ke desa. Ini adalah kali keempat mereka kembali dan baru terhitung —

Asta mengecek tanggal pada kalender ruangan besar yang terisi banyak buku itu. 1 Bulan! Baru terhitung 1 bulan semenjak festival!

"Hei, dik!"

Panggilan itu membuatnya menoleh lantas menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"

"Jangan menyentuh apapun jika tanganmu basah." Asta kemudian menyadari bahwa kalender berbahan kertas tipis yang barusan ia sentuh hampir sobek ulahnya.

Salahkan hujan yang tiba-tiba mengguyur dengan deras saat mereka sedang berjalan. Bukannya menepi, satu-satunya manusia diantara mereka bertiga —entah dalam rangka apa— menarik mereka ke dalam perpustakaan di pusat desa. Tak jauh memang, tapi berhasil membuat hampir seluruh badan Asta basah kuyup sebab dua bocah itu menginvasi payung besar yang mereka pinjam dari sebuah toko.

Asta sedikit mengintip dari balik rak buku nomor dua. Lunar dan Haiden sudah menjelajah dalam dunia masing-masing. Sepertinya tempat ini tak cocok untuknya. Daritadi ia hanya mondar mandir. Tak ada buku yang menarik.

Bangunan yang lumayan besar itu rupanya menyimpan sangat banyak buku. Mulai dari buku sejarah, bahan masakan, psikologi. Psikologi itu apa? Kata yang sangat rumit, pikirnya.

Rak demi rak ia lewati. Hingga kakinya terhenti di depan sebuah pintu yang sedikit terbuka. Menampakkan isinya yang.. ternyata buku-buku juga. Tapi sesuatu membuatnya ingin melangkah masuk. Sebuah buku bersampul keras dengan kunci di dekatnya.

 Sebuah buku bersampul keras dengan kunci di dekatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hei, siapa Althea?"

Lunar sontak menoleh ketika Haiden entah darimana menyebutkan nama itu.

"Penyihir. Aku tidak pernah bertemu dengannya, tapi mungkin kau bisa bertanya pada Asta. Memangnya kenapa?"

Haiden menggeser buku yang ia baca, lalu menunjuk satu baris terakhir. "Dia benar-benar menggunakan bayi manusia untuk ilmu sihir?"

"Tidak." Lunar menatap polos. "Hanya jiwanya saja. Tubuhnya untuk ia makan."

Seketika bulu kuduknya meremang. Bagaimana makhluk imut nan lucu di sampingnya bisa mengatakan itu dengan mudah?

"Jadi dia lah si penyihir jahat itu?"

Lunar mengangguk sedikit ragu. "Sebenarnya ada banyak. Hanya saja, dia yang ketahuan dan karena itu manusia memburu kami. Yah, tapi hanya itu yang kutahu. Aku hanya mendengar ceritanya saja. Kalau kau penasaran, kau harus membujuk Asta untuk bercerita."

"Memangnya dia suka sejarah?" Haiden mengenyit. "Dia tidak terlihat seperti orang yang akan kencan dengan buku seharian. Dia bahkan belum kembali daritadi."

Lunar hanya bisa tersenyum simpul. Ia lupa kalau yang tertulis disana hanya tokoh antagonisnya saja. "Tebak umurku berapa."

"Tiba-tiba?" Lelaki di sampingnya hanya mengangguk sembari membalik halaman buku.

Lunar [NOMIN] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang