"Oh, apa kamu lupa dengan ancamanku sweetie??"
"Menurutlah Gulf! Ingat kamu sekretaris saya jika kau lupa."
Gulf hanya memutar bola matanya dan pergi meninggalkan Mew menuju seseorang yang sepertinya Mew kenal.
"Wow, cowok baru lagi nih Mew?" tanya seseorang yang berada di hadapannya.
"Yoii bro, satu orang ya satu malam hahaha." sahut pria satunya.
Lalu Mew menoleh dan menatap Gulf yang sedikit mengernyitkan kan jidat setelah mendengar beberapa pertanyaan dari sahabat laknatnya itu. Namun beberapa detik kemudian Mew menatap tajam sahabat nya.
"Dia sekertaris Gue." jelas Mew sebelum ia kena amukan dari Gulf, Mew berniat menjelaskannya terlebih dahulu sebelum ucapan sahabatnya ini semakin jauh.
Mereka hanya mengangguk dan menatap Mew sedikit meremehkan lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Mew.
"Iya, sekretaris yang sebentar lagi akan berakhir di ranjangkan?" bisik sahabat Mew yang bernama Tay.
"Sialan lo." ucap Mew yang di balas dengan kekehan.
Tak ingin lama lama berdiri, Mew menarik tangan Gulf mengajaknya duduk disampingnya.
Lalu sahabatnya? Mereka sedang sibuk dengan pasangannya masing masing.
Dihadapannya Tay dan New sedang bercumbu mesra sedangkan Off ia sedang asik menciumi tengkuk Gun ganas.
Gulf hanya tersenyum kikuk melihat adegan live didepannya. Hingga akhirnya Mew memutuskan untuk mengajaknya pulang.
Tidak ke apartement, melainkan ke hotel yang berada tepat disamping Club ini.
"Ayo." Ajak Mew untuk pergi dari tempat yang penuh dengan adegan dewasa itu.
"Kemana lagi? Gue udah ngantuk Mew."
Mew terkekeh mendengar Gulf merengek, terkesan gemas, rasanya ingin sekali ia memasukan Gulf kedalam karung sekarang juga.
Tapi, jujur sejak tadi Mew menahan hasratnya untuk tidak menyentuh sekretaris manisnya ini. Begitu menyiksa, rasanya Mew ingin sekali merobek kaos yang Gulf kenakan saat itu juga dan mengocok sesuatu yang ada didalamnya.
Pikiran mesumnya buyar ketika anak buahnya memberikan sebuah kartu.
Gulf sedikit melotot milihat kartu itu secara ia mengetahui kalau itu kartu buat..
"Jangan bilang lo beneran mau ngajak gue nginep di hotel?"
Bukannya menjawab pertanyaan Gulf, Mew malah terkekeh karna berfikir Gulf cukup cerdas walaupun dia merasa dirinya jauh lebih cerdas.
"Saya ga ngajak Gulf, tapi ini adalah perintah."
Mew baru menjawabnya setelah mereka berdua berada didalam lift.
Gulf menganga setelah mendengar ucapan Mew yang berarti prediksinya itu benar.
"Gue ga ma-"
"fucking with your wish. Saya sudah tidak tahan Gulf!"
Tanpa menunggu balasannya, Mew langsung mengangkat kedua tangan Gulf dan menahan tangan mungilnya itu dengan satu tangannya. Tanpa aba aba, ia langsung menempelkan bibirnya pada bibir seksi milik Gulf yang sedari tadi ia tahan untuk tidak menciumnya. Mew menjulurkan lidah menyuruh Gulf agar mulutnya sedikit terbuka dan memberi akses lidahnya untuk mengabsen setiap rongga mulutnya. Yaaa, Gulf membuka mulutnya seperti memberi akses untuk Mew dan bahkan ia membalas ciumannya.
Sungguh ini adalah detik detik menuju surga dunia. Pikir Mew.
Keduanya saling melahap rakus bibir lawan bercintanya. Gulf memukul lengan pria dihadapannya itu, Mew yang mengerti ia pun segera menjeda ciuman itu memberi waktu untuk Gulf mengambil nafas. Tak mau diam saja, Mew kembali menciumi tengkuk sekretarisnya yang begitu mulus dan sangat menggoda. Ia mulai mengecup lalu menggigit kecil leher mulusnya berniat memberi tanda seolah Gulf kanawut itu miliknya.