Chapter 4

1.6K 291 101
                                    

CHAPTER 4

Hi yall!

beware agak sedikit R16 diawal

Why u ask?

BECAUSE FOR THE PLOT THATS WHY/gajuga

hshshshshs anyw happy reading <(")

.

.

.

Malam itu, tidak seperti biasanya, suasana yang ada di minimarket ini terasa sunyi. Di hadapan Taehoon kini, Hobin entah kenapa terlihat lebih bercahaya dan memukau di matanya. Wajahnya yang polos itu terlihat bersinar dan sangat lembut untuk disentuh. Tangan taehoon meraih wajahnya dan mengusapnya lembut. Hobin menyambut dekapan Taehoon dengan mengalungkan kedua lengannya di leher Taehoon.

Agak terkesiap, Taehoon mencoba untuk melepaskan diri dari Hobin, namun tiba-tiba Hobin menarik wajah Taehoon dan melumat bibirnya panas. Taehoon yang awalnya bingung dan kaget lama-lama terbuai dengan cumbuan penuh kasih sayang itu.

Tidak puas hanya mencium bibirnya, tangan Taehoon mulai meraba torso Hobin dan memberinya sentuhan elektrik yang membuat tubuh Hobin tersentak. Perlahan tapi pasti, Taehoon melepaskan ciumannya dan mulai menyusuri leher Hobin dan meninggalkan beberapa tanda disana.

Taehoon lalu membuka baju Hobin dengan tidak sabar dan kembali menciumi torso tanpa sehelai benang tersebut. Taehoon menghisap, mengulum dan menggigit pelan kedua puting yang berada di dada Hobin itu sehingga berwarna pink kemerahan. Eksplorasi Taehoon sukses mendapat erangan nikmat dari Hobin. Tangan Hobin yang kecil meremas pundak Taehoon dengan lemah. Sejenak, Taehoon menghentikan aktivitasnya dan mengadahkan kepalanya keatas untuk melihat kondisi Hobin.

Hobin menatapnya balik dengan tatapan matanya yang sayu dan berair, serta napas yang terengah-engah. Semu merah di wajahnya pun menambah 'keindahan' dari wajah Hobin yang Taehoon dambakan itu. Taehoon meneguk ludahnya. Tangannya mulai menjarah ke bagian bawah tubuh Hobin yang rupanya membutuhkan perhatian darinya juga.

Namun sebelum bisa berbuat lebih jauh, tangan Hobin menghentikan tangan Taehoon. Taehoon menatapnya bingung. Hobin membuka mulutnya, hendak berbicara, namun yang keluar dari mulutnya hanya suara dengungan yang memekakkan telinga.

.

.

KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING

Taehoon terbangun dengan posisi duduk tegap. Matanya juga sudah sangat segar, melotot seakan-akan kedua bola matanya akan keluar dari soketnya. Ia melirik jam wekernya itu yang menunjukkan pukul 9 pagi. Dengan takut-takut, Taehoon memeriksa dalam selimutnya dan langsung merasakan malu serta amarah pada dirinya sendiri. Bangs*t! Memalukan sekali! Memangnya kau ini remaja yang baru mengalami masa pubertas?!

"Gila, kau benar-benar sudah gila, Seong Taehoon..." desis Taehoon seraya menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi.

Kedua tangannya menangkup wajahnya yang merona merah itu. Mimpi itu terasa sangat nyata sampai membuat Taehoon merinding. Ia menghela napas panjang dan berat.

Sial, aku jadi ingin bertemu dengannya.

.

Setelah 'membersihkan diri' Taehoon keluar dari kamarnya, hendak mencari sesuatu untuk dimakan. Tak disangka, Jinho, yang sedang menonton TV menyapanya. "Hei. Tidurmu nyenyak?"

Taehoon tidak menjawab. Ia malah mengernyitkan dahinya bingung. WTF?  Sejak kapan Lee Jinho itu menyapanya? Memutuskan untuk tidak menggubris Jinho, Taehoon hanya melirik padanya singkat dan langsung melengos ke dapur. Ia harus segera sarapan dan pergi ke gym. 

Oh My Idol!Where stories live. Discover now