Bunga Kecil

681 97 8
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

"Bosan."

Jennete bersandar sambil melihat langit. Dia sedang berada di balkon kamarnya. Langit terlihat sangat biru, cantik sekali.

Ia mengelus perutnya. "Lihat, langitnya cantik sekali sayang. Tunggu beberapa bulan lagi dan kamu bisa melihatnya."

Jennete tersenyum manis. Kandungannya sudah menginjak minggu ke sepuluh. Dihitung-hitung, sudah delapan hari sejak dia tinggal disini. Makanan, minuman, pakaian, semua yang dibutuhkannya disediakan. Dia benar-benar disuruh hidup disini...

Jennete merenung. Kandungannya harus diperiksa, dia juga sudah berusaha mengontrol makanannya. Dia menyesal tidak meminta buku tentang kehamilan yang dibelinya. Mansion ini memiliki perpustakaan, tapi kebanyakan tentang sihir dan politik, banyak juga ilmu pengetahuan, tapi dia masih belum menemukan buku tentang kehamilan. Hanya ada beberapa tentang reproduksi.

Penyihir Agung yang membawanya kesini juga tidak pernah muncul di mansion. Mansion ini sangat sepi. Kadang Jennete merasa takut dengan mansion ini, untung saja ada empat pelayan yang selalu mengelilinginya. Walau mereka hanya kumpulan sihir, setidaknya dia bisa mengajak seseorang bicara. Yah, tapi pelayan-pelayan itu cenderung menjawab singkat.

Tapi mansion ini sangat luas.

Sepi...

"Aku ingin pergi ke suatu tempat." Gumam Jennete.

Dia akhirnya membuka pintu. Empat orang pelayan telah menunggunya. Jennete tersenyum cerah.

"Selamat pagi,"

"Selamat pagi, Nona." Jawab mereka hormat. Mereka sudah tidak pernah membungkuk kearahnya lagi setelah Jennete berbicara pada mereka. Jujur, Jennete bingung dengan hal ini. Mereka ditugaskan untuk menjaganya, tapi sedikit berlebihan. Kemanapun dia pergi pasti ada salah satu dari mereka yang mengikutinya. Hanya saat dia berada di kamar, mereka tidak berani masuk.

Mereka menuruni tangga. Di seberang mereka ada sebuah lorong. Jennete memperhatikan ada sesuatu berwarna hitam yang bergerak di lorong itu, ada pola berwarna hijau di atasnya.

Jubah.

"Ah, Tuan Penyihir, tunggu!"

Jennete berlari kecil, menuruni tangga, menaiki tangga lagi, hingga mencapai ke koridor kanan, lantai dua. Ini pertama kalinya dia kesini, para pelayan memberitahunya bahwa lantai dua sebelah kanan adalah tempat Tuan Lucas.

Lucas berhenti, dia meliriknya.

"Apa?"

Jennete ngos-ngosan. Astaga, baru berlari segitu dia sudah merasa lelah sekali. Dia hampir melupakan kalau dia harus berhati-hati bertindak sekarang. Jennete menarik napas.

"Saya...ingin bicara. Bisakah anda memberikan nama pada mereka?"

Lucas menatapnya yang berarti 'kau menggangguku hanya untuk ini?'. Tapi pria tampan itu tetap menjawab.

"Ha? Maksudmu sekumpulan sihir itu?"

Jennete mengangguk polos. "Mereka memiliki wujud manusia walau tidak memiliki emosi. Saya pikir setidaknya mereka bisa mendapatkan nama."

To Be Happy (With Family)Where stories live. Discover now