mad

933 115 2
                                    

hello, don't forget to click the star and turn on the comment! thank you⚘

>>>

Navier menghampiri Renjana yang menangis di depan kamar mandi. Ia memeluk erat Renjana. Sepertinya, traumanya kembali terulang di otaknya.

"It's okey bae, let go everything. Jangan di tahan ya?" bisik Navier.

"Mau daddy hiks... daddy kemana? Renjana capek dad! Daddy jahat banget. Renjana suka sama Navier, Renjana nggak mau cuma sebatas benefit sama Navier. Renjana mau di sayang seutuhnya sama Navier. Renjana nggak mau kehilangan Navier kayak daddy dulu hiks..." lantur Renjana yang mabuk sambil menangis sesugukan.

Renjana kembali tidak sadar di pelukan Navier. Lelaki itu di rawat dengan baik dengan sang dominan. Tiba-tiba di tengah ketidaksadarannya, ia terbangun masih dengan keadaan melantur tidak jelas.

"Ini daddy? Kok daddy ada di sebelah Renjana? Renjana udah pergi ke samping daddy? Cepet banget padahal, cuma mukulin botol wine ke kepala." ucap Renjana sambil meraba-raba kasurnya, lelaki itu memegang muka Navier yang terlihat samar-samar daddynya, Luke.

"Oke, ini bocil mulai berulah lagi. Kita lihat dia ngapain gue lagi." batin Navier dengan firasat tidak enak.

"Daddy nggak papa kan? Daddy sendirian ya di sini? Sini Renjana peluk daddy. Dad, papa sakit. Daddy nggak ada niatan buat jenguk mommy? Apalagi, Renjana anak kesayangan daddy. Daddy nggak ada niatan gitu juga buat jemput Navier? Navier jahat banget dad, dia tadi selingkuh sama Jeje. Padahal, Renjana baik kan, dad?" lanjut Renjana di akhiri dengan tertawa terbahak-bahak.

"Matamu, Ren. Kenapa gue suruh ikutan daddy lo juga. Pengen banget gue pukul anjir ini bocil. Ngadi-ngadi terus kerjaannya." gumam Navier.

Renjana kembali berdiri dengan badannya yang sempoyongan. Ia mengambil remote AC dan melemparkannya kepada Navier.

"Rasain itu! gue lemparin TV lo sekarang." Ucap Renjana yang hendak mengambil TV yang tertancap di dinding kamar Navier.

"EH ANJIR TV GUE MAU DI RUSAKIN." Bentak Navier yang langsung menyelamatkan TV nya.

Renjana berganti untuk mengambil lampu tidur di samping kasur. Ia mengambil tutup lampu dan memasangkannya di kepala mungil miliknya.

"Rasain lo sekarang gue jadi lampu kamar lo. Gue bakalan ngawasin lo 24 jam dari sini. Sampe lo macem-macem sama Jeje, gue rusakin TV lo." ancam Renjana.

Sumpah gaoaoa, Navier seteronk banget. Renjana cosplay apa aja dari tadi. Kenapa sih nggak sekalian cosplay jadi suaminya Navier, eh. Renjana berlanjut sembunyi di dalam lemari. Saat Navier membuka lemarinya, Renjana langsung menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.

"Sst.. diem. Nanti, Renjana ketauan sama papa. Nanti kena pukul lagi hahaha. Sini sembunyi di dalam biar papa nggak ikutan mukul." bisik Renjana sambil menarik tangan Navier.

Navier menurut saja apa ajakan Renjana. Di dalam lemari rasanya gelap dan sunyi. Lelaki itu menemukan sebuah cutter? Untuk apa cutter di dalam lemari Navier? Ia cepat-cepat meraih tangan Renjana. Sial, ia terlambat.

"Lo ngapain pake coret-coret tangan Ren? Tangan Renjana jadi jelek." ucap Navier sambil mengelus rambut Renjana.

"Ih kata siapa jelek, ini bagus tau." balas Renjana.

"No bae, stop it. Itu jelek. Navier nggak suka Renjana ngelakuin itu. Katanya, udah janji sama Navier nggak bakalan mati duluan? Kok gitu."

"Nggak mati, cuma enak."

"No, if you do that again, I'll hug you tightly and give you more a lot of candy that you like bae."

"Renjana punya banyak permen, nggak usah di kasih lagi. Nanti, Navier marah. Navier nggak suka orang lain ngasih permen ke Renjana."

"Ren, lo inget semua perkataan gue. Gue rasanya mau marah sama lo. Lo terlalu baik buat gue yang brengsek gini. Tapi, gue nggak bisa tinggalin lo gitu aja. Gue udah janji sama diri gue buat jagain lo sampe, lo di suruh temenin daddy lo di atas sana." batin Navier.

Navier langsung memeluk Renjana dengan seerat-eratnya. Renjana yang kehabisan nafas memukuli Navier dengan brutal.

"Ih anjing gue nggak bisa nafas." seru Renjana.

Alhasil, Navier melepaskan pelukan tersebut. Niatnya ingin memeluk malah di marahin dan di pukuli brutal. Renjana kembali tertidur di lemari. Kepalanya bersandar di bagian dinding dalam lemari. Navier menggendongnya kembali ke atas kasur dan menyelimutinya.

🦊

"Ugh terang banget anjir kayak cahaya ilahi. EH, KENAPA... kenapa gue nggak pake baju?!" teriak Renjana dengan terkejut.

Tentu saja lelaki mungil itu terkejut dengan tubuhnya. Mengapa hanya di tutupi bedcover coklat? Renjana segera berlari menuju dapur dan menutupi badannya dengan kemeja milik Navier.

"Gue lo apain semalem?" tanya Renjana yang duduk dan hendak meminum segelas air madu di atas meja.

"Nggak ngapa-ngapain tuh." balas Navier.

"Kok gue nggak pake baju? Pasti, lo macem-macem sama gue."

"Ya, itu lo sendiri yang lepas bego. Masa lo lupa semalem kayak gimana?"

"Gu-gue emang ngapain? Nggak aneh-aneh kan?"

Seketika, Navier memiliki ide untuk menjahili Renjana.

"Emm, lo semalem manja banget sama gue. Lo deketin gue terus lo..." kata Navier yang terhenti dengan bekapan tangan Renjana.

"Udah, lo diem. Gue masih marah sama lo. Jangan harap gue maafin lo." balas Renjana sambil melepaskan bekapan tangannya dan meninggalkan dapur.

Navier langsung berjalan menghampiri Renjana yang marah. Ia memeluk Renjana dari belakang.

"Don't be mad bae. it's past okay?" bisik Navier.

"Nyenyenye, bohong aja terus kerjaan lo." balas Renjana.

Sekarang pelukan itu berubah menjadi sesuatu yang liar. Sialan, Renjana tidak menginginkannya sekarang.

"DON'T TOUCH ME, BITCH." teriak Renjana sambil menyikut perut Navier.

"Isn't that you? now my little fox is naughty huh?" tanya Navier balik sambil mencengkram dagu Renjana.

"Lo duluan yang buat masalah sama Jeje, brengsek."

"So, my little fox getting possessive huh?"

"Nggak ngapain gue possessive sama bajingan kayak lo."

"Lo nggak tanya kenapa Jeje ciuman sama gue? Lo asal ngomong kalo misal lo jadi barang taruhan?"

"Karena, itu udah jelas jawabannya tercetak dari raut wajah lo yang ngomong."

"Emang lo tau kejadian sebenernya kayak gimana? Don't like to judge carelessly, bae."

Renjana yang kesal karena Navier bertanya terus menerus, ia berdiri hendak meninggalkan kamarnya dan di hentikan oleh Navier.

"Mau kemana? Mau kabur dari masalah yang lo buat?" tanya Navier yang menggenggam tangan Renjana dengan terlalu erat hingga sang empu merasakan kesakitan.

"Lo yang buat masalahnya bego. Gue cuma diem aja, nggak usah asal nuduh kalo gue yang salah."

"Stop talking, start to moan my name sweetie."

Navier langsung menciumi leher Renjana. Giginya yang cukup tajam itu mengigit leher sang dominan hingga menimbulkan bekas. Ia membanting badan Renjana ke atas kasur.

>>>

jangan jadi siders, kalau nggak nanti ku marahin sama renjun! baibai~

signed,
aksasenjaa

Bad Decision; jaemren.Where stories live. Discover now