9

216 37 40
                                    

Ingat bestie, besok hari Senin.

***

Upacara.

Hal yang tidak disukai dari hari Senin bagi siswa SMA Magic adalah upacara.

Kalo aku sih suka hari Senin karena dua hal. Satu, nanti malemnya malem selasa. Dua, The Star Seekers terbit. Wkwk

Ok, back to topic

Nampak sang kepala Sekolah yang bernama Soo-man itu sedang berbicara tentang pentingnya disiplin. Juga menyindir barisan siswa yang berada di samping lapangan. Barisan khusus siswa terlambat.

Hari ini, banyak anggota PMR yang terlambat. Padahal seharusnya mereka yang berjaga apabila ada siswa yang pingsan.

Seharusnya Soobin sudah pensiun. Mengingat ini sudah semester genap dan dia sudah kelas 12. Tapi, salah satu juniornya bilang sebaiknya ikut keliling. Takutnya banyak yang pingsan.

Dan benar saja, terdapat 5 siswa pingsan. Karena jabatannya dulu sebagai ketua, dia tidak ikut menangani. Tapi, jumlah PMR yang ada hanyalah 5. Jumlah yang pas-pasan.

Akhirnya dia menangani siswa terakhir yang pingsan.

Setelah dibawa ke UKS. Kebetulan upacara baru saja selesai. Beberapa siswa yang pingsan tadi sudah sadar. Kini hanya tersisa Soobin dan siswa yang pingsan, Zuu.

Jemari Zuu mulai bergerak setelah beberapa menit yang lalu diurut dengan minyak angin oleh Dennis. Soobin membantu Zuu untuk duduk.

"Masih mual?"

Zuu mengangguk.

"Lo Soobin ketua PMR kan?" tanya Zuu yang diangguki Soobin.

"Tehnya mana?"

"Bentar ya, gue buatin dulu." Soobin tersenyum dan segera beranjak dari sana. Senyum yang memiliki arti ingin mengumpat.

Di dapur UKS, Soobin dengan cekatan membuat teh yang pas. Tiba-tiba HPnya berbunyi, ada notifikasi dari anggota PMR lain. Dia jadi lupa dengan Zuu.

"Astaghfirullah, jadi lupa sama tehnya."

Soobin mengalihkan atensinya ke teh yang masih hangat. "Loh, ada apa ini? Kok ada lalat?"

Soobin panik guys.

"Duh, stok teh celup udah habis. Air hangat juga kalo buat teh lagi gak nyukup. Gula habis. Buset, dapurnya kayak akhir bulan aja, serba limit."

Dia berpikir sejenak.

"Hoek!"

Mendengar Zuu yang sepertinya masih mual, Soobin tak punya pilihan lain. Dia mengangkat lalat itu dengan sendok. Perlahan, dan dapat.

"Bang?"

"HAH!"

Taehyun mengagetkan Soobin dengan kedatangannya yang tiba-tiba. "Ngapain hayo?"

"Ngambil lalat."

"Mana?"

"Ini, di sendok." Soobin menyodorkan sendok yang terdapat lalat yang tadi diambil.

"Apaan sih bang, gaada lalat. Dah la, gue mau ke kelas." Taehyun berucap lalu keluar dari dapur.

Soobin memilih tak peduli, dan menyajikan teh itu kepada Zuu.

***

Suara sirine ambulan mengundang perhatian para siswa. Tandu telah dimasukkan kedalam mobil ambulan milik sekolah.

Soobin terdiam ditempat. Dia ikut mendorong brankar Zuu tadi. Masih terbayang jelas di ingatannya, Zuu menahan sakit perut. Tak lama setelah meminum teh yang disajikan Soobin.

Selepas ambulan tidak terlihat oleh pandangan mata, tangan Soobin ditarik oleh Bu Wendy, sang dokter UKS untuk ditanyai kronologi kejadian yang lebih jelas.























***

Hayo, Soobin kenapa?
Zuu kenapa? 👀

Anyway, HBD ayang! 😘

arapanku, tengilnya gak nambah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

arapanku, tengilnya gak nambah. Asal masih ceria, selalu bahagia, dan sehat selalu.

Harapan kalian apa nih untuk ayangku?

[1] Thriller Story : Siders || TXT [✔]Where stories live. Discover now