Part 18

799 71 6
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Pair : rahasia
Genre : romance, hurt, erotis
Sifat karakter berbeda dengan versi anime terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran

Happy reading

Untuk pembaca 18+

Part 18






Entah apa yang harus Naruto ungkapkan sekarang. Mungkin ia ingin terjun ke air terjun Niagara atau menjatuhkan diri dari bangunan tertinggi yang ada di Dubai. Perasaannya ketika melihat tambatan hati sedang berbincang - bincang bersama ibu asuhnya. Keduanya terlihat begitu akrab layaknya ibu dan anak. Terlebih mereka sedang bercakap - cakap begitu akrab. Pasalnya ibu asuhnya itu orang yang sulit didekati oleh orang luar. Apalagi seorang perempuan seperti Sasuke.

Tes tes. Air mata menetes dari sepasang netra berwarna langit itu. Ia tak bisa untuk tidak terharu menyaksikan interaksi kekasih dan ibu asuhnya.

Set. Tsunade dan Sasuke menoleh. Mereka terkejut saat melihat Naruto menangis.

"Kamu menangis, bocah?" tanya Tsunade, heran. Pasalnya Naruto itu tipe orang yang sulit untuk menangis. Selain dirinya yang seorang laki - laki ditambah dia sangat tidak peka.

"Ti-tidak." Naruto berbohong. Ia mengusap air mata dengan tangannya.

Sasuke bingung kenapa Naruto menangis. Banyak hal yang tak Sasuke ketahui tentang Naruto.

"Sasuke chan!" panggil Tsunade menoleh pada Sasuke yang sedang mengaduk kari satu panci besar.

"Iya, bu?" tanya Sasuke.

"Tolong jaga karenya. Jangan sampai gosong. Oke? Aku ingin bicara dulu dengan si bocah ini. Kamu tidak keberatan, kan?" pinta Tsunade.

"Hn, aku tidak keberatan, bu," jawab Sasuke.

"Kami pergi dulu, Sasuke chan!" kata Naruto undur pamit bersama ibu asuhnya.

'Kayaknya mereka mau ngobrolin sesuatu. Biarin ah. Aku mau ngurusin kare ini saja. Ini kare pertama buatanku yang dibantu oleh ibu Tsunade, calon mertuaku. Kyaa!! Calon ibu mertua!!' batin Sasuke. Senangnya tak terkira.

'Apa ibu Tsunade tidak menyukaiku?' batin Sasuke. Rasa senangnya berubah menjadi cemas dan bimbang. Lalu ia berpikir sejenak namun setelahnya ia memilih untuk lebih fokus pada masakan yang sedang ia masak agar matang secara sempurna.

Sementara itu, Tsunade dan Naruto berada di taman belakang rumah panti. Keduanya duduk sambil minum kopi yang Tsunade buatkan.

"Aku pikir kamu tidak suka kopi, bocah," kata Tsunade duduk di kursi seberang Naruto.

"Tak terlalu suka, bu. Sasuke chan membuatkanku kopi lalu aku kerja sambilan sebagai barista. Jadi mau tak mau aku harus minum kopi, bu," jawab Naruto. "Oh, ya, ibu mau bicara apa?"

"Hm.. Entahlah. Kalau keadaanmu sedang baik, ibu harus bicara apa? Jadi, apa yang harus ibumu yang tua ini tanyakan padamu, nak?" Tsunade malah bertanya. "Mungkin tentang gadis yang kamu bawa."

"Sasuke chan gadis yang baik, bu, meski dia anak orang kaya. Tapi aku masih rendah diri tiap berjalan dengannya. Aku dan dia selain umur kami beda 5 tahun, status sosial kami pun berbeda. Dan juga aku ragu kalau Sasuke chan bisa jatuh cinta padaku," ungkap Naruto mengeluarkan unek - uneknya.

Pacar Sewaan (end) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora