𝟬𝟱. Salah arah

93 46 7
                                    

Mayra melangkahkan kakinya masuk ke kamarnya dan duduk di kursi belajarnya. Mayra bukan tipe orang yang bisa langsung berbaring di ranjangnya saat seharian dari luar.

Suara notifikasi ponselnya membuatnya sadar dari lamunan. Ia mengambil ponselnya, melihat 3 notifikasi dari Rebecca.

Beka lesbi
Heh, Merak
Mau ikut ngga lo reuni SMK?
Habis reuni, Bang Sam ajak ke kos dia.

Ikut, ikut.
Tapi nanti lo jemput gue, ya.

Iya.
Jam 6 gue ke sana. Ngga telat, ngga lebih.
Lo kalau telat gue tinggal.

Bawel.
Ngga ada kata telat di kamus hidup gue.

Sok lo bilang gitu, anjing.

Bawel beneran lo.
Diem, gue mau siap-siap.

Ya.

Mayra menutup ponselnya, lalu kembali meletakkan di atas meja belajar. Ia dan Rebecca memang sudah lama kenal, mereka sudah tahu batasan bercanda untuk keduanya.

 Ia dan Rebecca memang sudah lama kenal, mereka sudah tahu batasan bercanda untuk keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 18.00, Mayra benar-benar melihat mobil Rebecca di depan rumahnya.

Tak telat, tak lebih juga. Benar-benar dilakukan oleh Rebecca.

Mayra keluar dari rumah, tak lupa mengunci pintu pagarnya. Ia membuka pintu belakang dan melihat Gabriel sudah di sana. Gabriel melambaikan tangannya pada Mayra.

"Mau ketemu siapa lo cakep gini?" tanya Rebecca.

"Bego, lo lupa bajunya?"

"Itu baju dari Mama yang dikasih pas lo ulang tahun umur 15, 'kan?" tebak Gabriel.

Mayra mengacungkan kedua jempolnya pada Gabriel. "Bener, lo lebih pinter dari Becca."

"Inget gue, anjing. Itu Mama lo bilang pakai pas lo reuni," ucap Rebecca.

Mayra hanya tersenyum. Memang benar itu hadiah dari Mama saat ia ulang tahun ke-13. Mama bilang, ia bisa memakainya saat reuni lulus sekolah nanti, dan benar-benar ia memakainya.

"Gue kira lo bakal tinggalin Gabriel, jumput gue doang."

Rebecca menyeringai, menatap Mayra dari kaca spion depan. "Gue lebih sayang Gabriel dari pada lo."

"Gab, sekarang lo saingan gue."

Gabriel tertawa, ia benar-benar bisa merehatkan pikirannya jika sedang bersama Mayra dan Rebecca.

Mayra dan Rebecca sudah berteman saat Sekolah Dasar, kemudian keduanya bertemu dengan Gabriel saat menginjak Sekolah Menengah Pertama. Pertemuan tak di sengaja saat Mayra dan Rebecca bertemu Gabriel yang sedang merokok di atap sekolah. Dan akhirnya mereka berteman, hingga sekarang masih sama, tiga insan yang berteman karena dipertemukan dengan cara yang unik oleh semesta.

Tempat BerpulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang