01

1.4K 87 2
                                    

Sebagai seorang duda dengan dua anak, papa Jiwoong merasa bahwa dia harus bisa menjadi sosok bapak sekaligus ibuk buat kedua anaknya.

Makanya rutinitas pagi harinya selain mempersiapkan dirinya buat bekerja, papa selalu sigap buat membangunkan kedua anaknya biar tidak telat masuk sekolah.

Masuk ke kamar anak sulungnya, papa jalan mendekat. Ada sebuah gundukan besar dililit selimut diatas kasur.

"Bang, bangun gih, terus mandi, jangan lupa gosok gigi, habis mandi bantu papa, terus beresin juga kamarnya."

Kalimat tak asing, seperti lirik lagu anak anak, abang Gyuvin malah nyanyi. Meskipun sudah berubah posisi jadi duduk, matanya masih merem.

"Bangun tidur ku terus mandi lalala, tidak lupa menggosok gigi lalala~"

Papa geleng geleng kepala lihat kelakuan absur abang, "Pokonya nanti kalo udah beres nyanyinya cepet siap siap, papa tunggu dibawah."

Setelah memastikan abang sudah bangun dari tidurnya, papa menuju kamar anak bungsunya.

Melihat adek Yujin masih tertidur lelap, papa malah gemas sendiri. Anak bungsunya pokonya segede apapun pasti papa anggap masih bayi.

"Dek bangun," panggil papa sambil mengusap sayang puncak kepala adek yang malah bikin adek makin tidur lagi.

Tangan papa mulai jail, bukanya kasih usapan kaya tadi, kini tangannya colek colek bahu adek.

"Dek bangun dulu dek."

"Mmh... 5 menit lagi," gumam adek yang masih belum sepenuhnya sadar.

Kini jari telunjuknya colek ujung hidung adek, buat pemilik hidung sedikit geli, "Mmh... 5 menit lagi piiii," rengeknya.

Panggilan yang disebutkan adek buat papa terdiam sebentar. Papa mengangkat kecil ujung bibirnya sebelah.

"Padahal kamu udah dia tinggalin 10 tahun lamanya dek," gumamnya pelan.

Tak ingin terlarut dengan lamunan yang menurutnya tak penting, papa kembali berusaha untuk membangunkan anak bungsunya.

"Bangun dek," tangan papa yang awalnya hanya mencolek kini mencubit pipi adek cukup keras.

Cubitan keras yang cukup untuk membuat kedua mata yang tadinya tertutup kini terbuka kaget.

"AW PA SAKIT!" ringisnya.

"Papa udah bangunin baik baik adek ga bangun bangun. Yaudah papa bangunin ga baik baik aja."

Adek memicingkan kedua sudut matanya, kesal.

"Cepetan siap siap, kalo telat nanti sarapan adek bisa habis sama abang duluan."

Perkataan papa yang benar adanya, adek dengan cepat berlari menuju kamar mandi kamarnya, "ABANG JANGAN HABISIN SARAPAN PUNYA ADEK!"

___

PAPA
___

"Abang ih, jangan ngambil punya adek!"

"Abang masih lapar tau."

"Ya ambilnya yang di piring baru aja, jangan punya adek!"

"Tapi abang maunya punya adek."

Adek memicingkan matanya, menatap kesal pada pemuda yang tiga tahun lebih tua darinya itu.

Sedangkan abang malah menunjukan wajah tanpa rasa bersalahnya setelah sedikit demi sedikit mencuri sarapan milik adiknya.

"Bang udah, jangan dijailin terus adeknya. Nanti adek nangis papa yang repot."

PAPAWhere stories live. Discover now