2O18

67 12 1
                                    

Pagi hari, 10 Februari.

Sunwoo terdiam di kelasnya. Posisi tempat duduknya yang berada di samping jendela, bisa membuatnya menatap pemandangan di luar dari lantai 2.

Ketika dia bilang 'pemandangan', maka maksudnya adalah⸻ya, Ju Haknyeon.

Sahabatnya itu tengah bermain sepak bola bersama teman-teman sekelasnya. Beberapa kali, Sunwoo tanpa sadar tersenyum kecil ketika melihat Haknyeon yang berlari ke sana kemarin dengan heboh, mengejar bola yang diperebutkan oleh 10 orang lainnya. Lucu.

"DOR! Ngeliatin apa sih pagi-pagi?" Sunwoo tersentak ketika pundaknya ditepuk tiba-tiba. Dia menolehkan kepalanya dan mendengus malas.

"Berisik, Junkyu! Sana ah! Aku lagi males nanggepin omonganmu," seru Sunwoo.

Junkyu terkekeh sembari mengambil tempat di samping Sunwoo. Dirinya ikut melihat ke luar jendela, berusaha mencari objek yang menjadi poros perhatian temannya itu.

"Chaewon ya?"

"Hah?"

"Kamu ... ngeliatin Chaewon ya? Iya kan!" kata Junkyu antusias.

Sunwoo mengernyitkan dahinya bingung. Dia mencari objek lain di sekitar lapangan sepak bola itu dan menemukan segerombolan murid perempuan yang tengah berbincang di sana. Dan memang, perempuan yang memiliki nama 'Chaewon' ini menjadi salah satunya.

"Dari sekian banyak orang yang ada di situ, kenapa kamu mikirnya aku ngeliatin Chaewon?" tanya Sunwoo malas. Lagipula Junkyu juga aneh, memasang-masangkan dirinya dengan Chaewon tanpa alasan yang jelas.

Junkyu tertawa. "Kamu nggak inget kalau satu sekolah udah jadi shippers kalian berdua sejak kalian tampil bareng waktu Autumn Fest tahun lalu?"

"Ah itu... Tapi kan itu cuman tampil bareng. Apa hubungannya sama cocok atau nggak?" Sunwoo jelas semakin tidak paham dengan cara berpikir orang lain.

"Klise nggak sih kalau aku bilang ... Chaewon baper karena itu? Dia suka sama kamu sejak kalian tampil bareng itu, Woo."

Sunwoo memijat pelipisnya perlahan. Dia tidak pernah paham dengan ini semua. Dengan semua yang orang bilang itu adalah 'cinta'.

Memangnya apa itu cinta? Apa cinta datang ketika kau tampil bersama di acara sekolah? Apakah cinta bisa muncul di pertemuan pertama? Apakah pipi yang memerah termasuk tanda cinta? Bagaimana dengan jantung yang berdebar-debar ketika berada di dekat orang tertentu?

Apakah cinta itu harus ... antara laki-laki dan perempuan?

 antara laki-laki dan perempuan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore hari, 13 Februari.

"Latihan hari ini kita cukupkan. Jangan lupa kita ada jadwal sparring di stadion kota. Lawan kita sekolah dari kota sebelah, jadi jangan sampai kita lengah."

"Baik, coach!"

"Kalian bisa pulang. Hati-hati di jalan..."

Seluruh siswa yang tergabung dalam klub futsal, langsung membubarkan diri. Beberapa dari mereka memilih untuk langsung pulang, tapi ada juga yang memutuskan untuk menunggu lebih lama di sekolah dan mengobrol. Termasuk Sunwoo.

"Kalian habis ini mau langsung pulang?"

"Mungkin. Lagian besok kelasku ada ulangan."

"Aku mau ke toko roti dulu sih. Mamaku nitip tadi pagi."

"Eh ngomong-ngomong soal toko roti, aku kok jadi inget kalau besok Valentine Day."

Sunwoo menolehkan kepalanya setelah mendengar kalimat dari salah satu temannya itu. "Valentine Day? Emang ini tanggal berapa?"

Temannya itu melihat ke arah jam tangan digitalnya untuk melihat tanggal dan mengarahkan layarnya ke yang lain. "Tanggal 13. Berarti besok 14, ya bener kan Valentine Day?"

"Eh iya juga! Aduh... Aku belum siapin apa-apa, gimana dong?"

"Emang mau kamu kasih ke siapa, Changmin? Kim Younghoon?" goda salah satu dari mereka diiringi tawa oleh yang lain.

Lelaki itu, Changmin, mengerutkan dahinya kesal dan mendecak malas. "Berisik, Juyeon. Aku nggak butuh opini dari orang yang baru aja ditolak."

"Oof... Skakmat," komentar Sunwoo.

Juyeon menganga tidak percaya mendengar jawaban Changmin. "Nggak perlu bawa-bawa soal itu kenapa sih?! Sakit hati rasanya..."

"Makanya diem aja! Jangan asal bicara yang aneh-aneh," balas Changmin kesal.

"Kau kasih aja Hyunjae coklat atau permen atau apa. Siapa tau dia bisa luluh."

Juyeon merotasikan bola matanya malas. "Biarlah itu jadi urusanku sendiri."

Sementara kedua orang itu saling beradu kata, Sunwoo sudah mulai tenggelam pada pikirannya sendiri. Valentine Day.

Haruskah Sunwoo memberikan sesuatu⸻pada Haknyeon?

Ya sebenarnya, bukan hal yang sulit bagi Sunwoo untuk mencari sekadar coklat atau permen. Mungkin juga memberikan sebuah surat pendek sebagai pelengkapnya.

Tapi memang dirinya saja yang terlalu bodoh dan penakut kali ini.

Hari itu, 14 Februari, tepat di Valentine Day.

Sunwoo justru hanya terdiam menatap Haknyeon dari kejauhan dengan bingkisan yang tergenggam sia-sia di tangannya.

Sunwoo justru hanya terdiam menatap Haknyeon dari kejauhan dengan bingkisan yang tergenggam sia-sia di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[二] Underneath | SunhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang