15. Whole Night

666 34 0
                                    


Tawa Chicago mengalun lembut ditengah keheningan hutan kecil tepi kota itu. Disampingnya, Travis tengah sibuk memetik bunga-bunga liar.

Rambut blonde-nya nampak kacau sebab Chicago yang selalu mengacak-acak rambutnya sesekali. Melihat raut bahagia diwajah gadis itu, entah mengapa Travis ikut merasakan perasaan senang.

Sejujurnya pagi tadi, Travis bersiap untuk berangkat ke kampus. Namun Chicago menahannya dan mengajaknya untuk melewatkan kelas hari ini.

Melihat keceriaan dimata gadis itu, Travis merasa sulit untuk menolak ajakan sesatnya.

Berakhirlah mereka berdua ke tengah hutan kecil ini sebab katanya Chicago penasaran dengan apa saja hal-hal yang terdapat di hutan.

Agak aneh, namun ini Chicago. Jadi tidak usah merasa heran dengan gadis itu.

"Sejak kapan kau mengenalku?"

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Travis sontak membuat Chicago terdiam.

Travis memang tidak menatapnya langsung. Namun pria itu meliriknya lewat ekor mata. Hanya memastikan bagaimana reaksi Chicago jika ia menanyakan sesuatu yang berkaitan soal kata-katanya pagi kemarin.

Pria itu bangkit berdiri ke hadapan Chicago yang melihatnya dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan. Travis berdeham, "Sejak tiga tahun yang lalu, aku sering mengalami mimpi aneh."

"Kilasan tentang sepasang remaja, rumah sederhana dan danau. Hanya itu yang terus terulang-ulang dalam memoriku.” tuturnya.

Diam-diam Chicago menyimak semua penuturan Travis. Sejujurnya ia ingin menceritakan segalanya namun rasanya tak mungkin jika mendadak seperti ini.

Chicago akan menjelaskan semuanya namun secara perlahan. Ia tidak ingin melukai Travis dan malah membuat semuanya semakin jauh dari genggamannya.

“Travis?”

“Ya?”

“Kau akan mendapatkan semua penjelasan atas mimpi mu itu disaat yang tepat.” ucap Chicago tersenyum penuh arti.

Ada sengatan aneh yang menjalar dalam hatinya ketika Chicago menggenggam tangannya. Menakutkan jari-jarinya ke dalam telapak tangan pria itu.

Lagi dan lagi, rasa sakit di kepalanya kembali muncul. Dan Travis kembali melihat siluet dua orang, rumah serta danau.

Ditengah ringisan kesakitan nya, Travis masih sadar ketika Chicago memanggilnya khawatir bersamaan dengan dua remaja dalam memorinya yang mulai terlihat meski samar-samar.

“Apa ini...alasan kau datang tiba-tiba dalam hidupku, Chi?” Chicago mengangguk mengiyakan.

Perlahan Chicago membawanya kembali ke teras rumah Travis yang berlantai kayu dengan sedikit debu dan dedaunan akibat jarang dibersihkan.

Gadis itu menyandarkan kepalanya pada bahu Travis. Tangan mereka masih bertautan erat. Senyuman kembali menghiasi bibirnya kala usapan hangat dirasakan Chicago disepanjang rambutnya.

Dalam sepersekian detik ekspresi Chicago berubah mengerikan. Ia menatap tajam ke arah jalanan sembari menyeringai aneh.

“Travis, apa kau mau berpetualang malam ini?” kata gadis itu mengundang kernyitan pada glabela Travis.

“Berpetualang kemana?” balas Travis.

Kedua mata Travis menggelap ketika Chicago beranjak duduk ke pangkuannya dan mengusap bibir pria itu dengan jari telunjuknya.

Pandangannya kini jatuh ke bibir seksi Chicago. Tanpa pikir panjang lagi, Travis mencium benda kenyal itu sangat lembut.

Seakan takut melukai gadis itu. Bahkan Travis bisa merasakan Chicago tersenyum disela-sela ciuman mereka.

Chicago melingkarkan kedua lengannya di leher Travis. Sesekali tangannya meremas pelan rambut blonde milik pria itu. Semuanya semakin diluar kendali saat rasa hangat dari tangan Travis mulai menelusup di perutnya.

Mengusap pelan permukaan perut ratanya hingga mulai naik ke dua gundukan besar dibalik crop top yang dikenakan Chicago. Gadis itu mengerang pelan ketika Travis meremasnya lembut namun cukup kuat.

Selama beberapa detik tautan bibir mereka terlepas. Travis memberikan kesempatan untuk Chicago mengambil oksigen sebanyak mungkin. Ia mengusap bibir Chicago yang basah oleh salivanya.

Bibirnya mengecup ringan permukaan leher jenjang gadis itu. Lalu memberikan gigitan kecil, meninggalkan jejak kemerahan disana.

Tangan pria itu bergerak semakin liar saat desahan Chicago terdengar memenuhi pikirannya. Chicago memejamkan mata begitu tangan kekar itu perlahan menyelusup dibalik underwear nya.

Mengelus dengan gerakan sensual pada sesuatu yang basah dibalik sana. Chicago menggigit bibir bawahnya saat kedua jari itu mulai menyentuh liar dibawahnya.

Travis menghentikan permainan panas mereka sesaat. Ia menatap wajah Chicago yang memerah lalu menggendong tubuh gadis itu layaknya koala.

I wanna stay with you whole night.” bisik Travis dengan suara serak nan beratnya.

ACATHEXIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang