2

3K 312 11
                                    


🥀__🥀


"Woi Cella, nih ada kembaran lo" Teriakan dari salah satu teman sekelasnya membuat Cella buru-buru mengemaskan barangnya dan secepat mungkin berlari untuk menemui Cilla didepan kelas.

"Udah?? Yuk" Cella mengangguk, langkah keduanya beriringan.

"Biasanya kalo saling susul dikelas nih kalian gak bakal pulang, mau kemana abis ini??" Jingga muncul dari belakang, melepas tautan tangan Cella dan Cilla, berjalan ditengah-tengah si kembar.

"Ck, kepo!!" Cella menepis tangan Jingga.

"Mau kemana Cilla????" Karena tahu ia tidak akan mendapat jawaban apa pun dari Cella, jadi Jingga memutuskan untuk bertanya pada Cilla. Meskipun sebenarnya pertanyaan itu memang sejak awal untuk Cilla.

"Mau ke tempat les Ji. Nilai kita ulangan kemarin jelek banget. Jadi ibu daftarin les di tempat punya temen ayah" Jingga menggeleng. Ia tahu nilai Cella dan Cilla tidak terlalu tinggi, karena gadis kembar ini memang kurang di akademik, tapi apakah nilai sepenting itu bagi ibu sambung mereka?? Bahkan sekarang saja matahari sudah hampir tenggelam, mereka pulang terlambat karena Cella harus mengikuti kelas tambahan, bagaimana bisa ibu sambungnya menyuruh keduanya untuk mengikuti les dimalam hari??

"Lo berdua kalo gak jadi orang sukses, bu Hanin gue tuntut sih" Kening Cilla mengkerut mendengar ucapan Jingga, sedangkan Cella terkekeh.

"Lo gak bisa gibahin tante Hanin kalo ada Cilla Ji, kesayangannya itu" Wajah Jingga seketika memerah, panik. Ia takut Celli marah,

"Duh Cill, maksud gue bukan gitu kok. Suer, maksud gue tuh—"

"Ibu aku baik kok Jingga. Ibu tau kalo duit ayah tuh gak bakal berguna biat kita didunia kuliah nanti. Kita harus tetep daftar, kalo nilai kita jelek, kampus mana yang mau nerima kita??" Cilla mempercepat langkahnya, meninggalkan Jingga yang langkah kakinya terhenti. Cilla benar-benar salah mengartikan kalimatnya tadi. Bahunya ditepuk tiga kali oleh Cella.

"Kalo sama gue lo bebas ngomong apa aja Ji, tapi kalo Cilla lo harus perhatiin kalimat lo" Setelah mengucapkan itu Cella menyusul Cilla yang sudah hampir sampai dimobil mereka. Meskipun Cella tidak bisa menerima Hanin, tapi ia tahu sebesar apa sayang Cilla untuk Hanin. Dan Cella berusaha sebisa mungkin untuk tidak melewati batasan.



🥀__🥀


Suasana rumah terasa bagitu sepi. Padahal biasanya ketika ia masuk, ia akan disambut oleh suara TV atau suara cekikikan putrinya.

"Anak-anak mana??" Hanin yang tadinya sibuk pada paper-paper mahasiswanya terkejut dengan kehadiran suaminya.

"Loh, mas pulang kok gak ada suaranya??" Hanin melebarkan langkahnya menuju sang suami. Mengambil alih tas kerja, lalu berjalan bersama menuju kamar.

"Biasanya juga gini, trus bakal sadar kalo Cilla udah teriak. Kok anak-anak gak ada suaranya??"  Jenaro membuka dasi kemudian disusul dengan jasnya, menyisakan kemeja berwarna biru muda yang sangat cocok dibadannya.

"Anak-anak aku les-in di tempat mas Ziya. Gak apa kan?? Maaf baru ngasi tau, mulainya baru hari ini kok. Jadwalnya juga cuma seminggu dua hari" Hanin meminguti baju yang tadi dilepaskan Jenaro, lalu meletakkannya dikeranjang baju kotor.

"Nin??"

"Iya mas??" Jenaro menatap Hanin lama, yang ditatap semakin bertanya-tanya, ada apa gerangan??

"Kenapa mas Aro??" Jenaro terkekeh, seumur-umur, selain orang tuanya, cuma Hanin yang berani manggil nama kecilnya, Aro. Nama itu hanya dipakai oleh orangtuanya dulu, bahkan mantan istrinya saja tidak pernah berani memanggilnya dengan nama itu.

Aro memegang kedua pundak Hanin, menepuk yang sebelah kiri pelan, "Makasih ya??" Aro buru-buru meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Hanin ketika wanita itu hendak membuka mulut dan menjawab kalimat Aro. "Makasih udah karena sudah begitu perhatian sama anak-anak aku. Makasih udah mau nerima mereka. Makasih udah baik banget sama Cella, trus kayak gini ya Nin??"

Hanin diam, ditatapnya Aro dengan tatapan yang sulit diartikan. Aro selalu melihat tatapan ini ketika Hanin menatap Cella. Aro tidak tahu apa maksud dari tatapan asing ini, tapi yang Aro tahu pasti, Hanin tidak akan pernah melalukan sesuatu yang akan mengecewakannya. Hanin sudah berjanji untuk hal itu ketika mereka sepakat untuk melangkah kedalam hubungan yang lebih serius.






🥀__🥀




Character unlocked

Character unlocked

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jenaro.

bapak pengusahanya lagi disuruh foto mode gemes sama ibu dosen.


Ps. Jenaro sama Hanin jarak umurnya 6 tahun ya.

CastleWhere stories live. Discover now