epilog

844 117 7
                                    

"Cheers!!"

Ke sepuluh remaja itu berdiri melingkar, mengangkat gelas mereka tinggi-tinggi dan bersulang. Kegiatan seperti ini sudah menjadi rutinitas bagi mereka setelah berhasil menyelesaikan satu misi. Perayaan ini merupakan bentuk apresiasi kecil atas kerja keras mereka. Kali ini mereka berkumpul untuk makan malam di rooftop yang ada di kediaman milik yeonjun. Tetapi sekarang ada yang berbeda, selain hanya merayakan kesuksesan diez, mereka juga merayakan dan memberi selamat karena taehyun dan chaeryeong baru saja mengumumkan kalau mereka berdua akan segera bertunangan.

Seketika suasana menjadi penuh haru kebahagiaan. Para gadis memeluk chaeryeong sementara para pria berkumpul memberi selamat pada taehyun.

"Aku turut bahagia," yeonjun menepuk pelan pundak taehyun.

"Terima kasih."

Beomgyu menangkup wajah taehyun dengan gemas. Kemudian mengacak-acak rambut karibnya itu. "Astaga.. Aku tidak pernah sesenang ini sebelumnya. Akhirnya, setelah penantian panjanmu, taehyun!"

Hueningkai yang berdiri di samping taehyun, merangkulnya dengan hangat. "Kau dan chaeryeong sama-sama sahabatku. Tolong saling menjaga satu sama lain di masa depan juga."

"Aku salut padamu, taehyun. Meskipun kau lebih muda, tapi kau lebih dewasa dariku. Kau memiliki pendirian yang kuat dalam hal apapun termasuk masalah hati. Di saat kau mengatakan kalau chaeryeong lah kelak yang akan menjadi masa depanmu, dan selangkah lagi kau akan sampai menuju ke sana. Kau adalah laki-laki sejati, taehyun."

Hati taehyun seketika terenyuh saat mendengarkan ucapan dari soobin tersebut. Ia melangkah maju dan memeluk soobin dengan hangat.

"Terima kasih, soobin. Aku pun banyak belajar darimu. Terima kasih telah menjadi seorang sahabat, teman sekaligus kakak untukku."

Kelima gadis berjalan menghampiri. Mereka semua ikut terharu melihat bagaimana seorang taehyun yang selama ini tampak dingin, begitu hangat memeluk soobin.

Yeonjun melirik chaeryeong di sampingnya. Tangannya lalu menyentuh puncak kepala gadis itu. "Berbahagia lah bersamanya, chaeryeong."

Chaeryeong mengangguk, "terima kasih, yeonjun."

:: D I E Z ::

"Kau sedang apa?"

Yeji menghampiri yeonjun yang tengah berdiri di sisi balkon. Kadua tangan pemuda itu bertumpu pada tembok pembatas. Seusai makam malam mereka tadi dan kepulangan yang lain, yeji perhatikan yeonjun masih betah di tempat ini. Padahal sekarang sudah larut malam.

"Yeji, kau belum pulang?" Tanya yeonjun saat melihat yeji sudah berada di sampingnya.

"Kau menyuruhku pulang selarut ini?"

"Tidak, maksudku...,"

"Biar aku tebak. Kau masih memikirkan temanmu itu?"

Yeonjun menatap kedua mata yeji. Ia akui, hanya yeji yang paham tentangnya. Gadis itu bisa melihat bagaimana keadaan yang sebenarnya di balik apa yang terlihat dari luar.

Yeonjun menghadapkan dirinya pada yeji. Pemuda itu menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, "aku hanya masih terkejut saja. Karena baru kali ini aku menemukan orang yang pernah aku kenal sebelumnya menjadi target kita."

Tangan yeji bergerak menyentuh pipi yeonjun. Memberikan usapan lembut di sana, berharap itu akan menenangkan yeonjun walau tak banyak. "Aku paham. Dan tidak ada salahnya juga kau memikirkan hal ini. Aku tau kau pasti sangat menyesal. Tapi ingat, jangan terlalu larut. Setelah ini kita tidak tau apa yang akan terjadi. Siapa yang akan menjadi target kita selanjutnya. Kau paham kan maksudku?"

𝔻 𝕀 𝔼 ℤ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang