[ 1 ] berikan kasih

1.3K 209 13
                                    

Kira-kira yang sering ditangisi oleh si bungsu Haruto adalah berkaitan tentang ibunya, dia pura-pura tidak merindukan sosok wanita baya yang banyak memberikan kasih sayang. Sebenarnya tidak terlalu banyak, karena bisa jadi kasih sayangnya tidak tulus. Haruto saja yang merindukannya, sebab dia si bungsu yang masih membutuhkan perhatian dari orangtuanya sendiri. Dan akan terus membutuhkannya termasuk, sebuah kasih sayang dari sang—ibu.

Setiap ditanya apakah kau tidak ingin bertemu ibumu? Kau sudah lama berpisah dengannya. Namun, Haruto tanpa ragu menjawab jika ia tidak punya waktu untuk merindukan seseorang yang sengaja membiarkan anak-anaknya pergi.

Haruto berbohong, dia tidak bisa mengatakan apa yang ingin sekali dikatakan. Bagaimanapun adanya, Haruto sangat merindukan orangtuanya. Mereka tidak pernah datang lagi, setelah sekian lama yang Haruto lakukan adalah berharap dan terus berharap.

Mungkin yang dilakukan oleh ibunya adalah keputusan paling tepat, untuk kebaikan dirinya sendiri. Tapi tidak keputusan yang menguntungkan bagi ke-empat anaknya. Mereka diam-diam masih mengharapkan kehadiran orangtuanya, berproses sendirian itu tidak mudah. Apalagi di saat mereka menginjak usia dewasa. Semuanya benar-benar di butuhkan pendamping, agar jika jatuh mereka bisa bangkit lagi.

Yoshi yang seharusnya menjalani hubungan lebih serius lagi bersama Karina, kini harus mengakhiri sebuah hubungannya. Bagi si sulung adik-adiknya terlalu penting, dibandingkan dengan cintanya sendiri. Jika mereka berjodoh pasti akan bertemu. Lagian tidak perlu dipikirkan karena kehilangan, jodoh tidak akan tertukar. Dan jika tidak berjodoh, kemungkinan keduanya memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

Kini si tampan yang di manjakan oleh para kakaknya sedang menatap ke arah televisi. Ia hanya menghidupkannya saja, tapi tidak tertarik akan alur dari drama yang sedang ditontonnya. Setiap harinya yang dilakukan Haruto tetaplah seperti itu,dia kehilangan banyak minat untuk tetap bersemangat pada hidupnya.

Haruto memikirkan sang ibu, setelah lama berpisah ia selalu merindukannya. Sebentar lagi ia akan lulus sekolah, seharusnya hari kelulusannya adalah hari yang membahagiakan. Dia selalu berharap melihat ketiga kakaknya yang pernah merasakan semua itu, sekarang giliran Haruto yang kemungkinan tidak terwujudkan. Haruto tidak yakin, jika kedua orangtuanya saja sampai saat ini pun tidak pernah datang padanya.

Tanpa diharapkan pun dia pasti membayangkan betapa bahagianya ketika kedua orangtuanya mencium keningnya. Ah ayolah, Haruto berharap pada seseorang yang tidak menjamin akan itu. Haruto juga tidak mau, tapi dia akan terus mengharapkannya. Karena itu merupakan bentuk kebahagiaan, yang sangat di inginkan olehnya.

"Dramanya kurang seru, ganti aja yang lain. Kayak Sinchan gitu biasanya juga adek nonton itu," ucap Mashiho, dia baru saja pulang dari kuliahnya. Dan langsung duduk di dekat Haruto.

"Gak ada yang seru. Haruto mau tidur."

Merasa ada yang berbeda dari Haruto, si mungil Mashiho segera menanyakannya. Mungkin dia tak sebaik Yoshi,  ia berusaha menjadi kakak terbaik dengan caranya yang berbeda. Haruto masih membutuhkan banyak perhatian, Mashiho juga seharusnya memberikan. Lagian di sini dia juga seorang kakak.

"Ada masalah?" Mashiho bertanya lebih serius lagi.

"Gak ada kok, cuma mood adek kurang baik aja. Kebanyakan tugas dari sekolah hehehe," bohong Haruto dia malas untuk menjawab semuanya dengan jujur. Karena itu pun tidak akan memperbaiki keadaannya.

Tapi kakaknya itu justru percaya. Dia benar-benar tertipu akan  raut wajahnya, dan tawa dari sang adik. Setidaknya tak ada yang perlu dikahwatirkan. Dan semoga saja adiknya tak keterusan. Padahal kenyataannya, bisa jadi Haruto paling terluka di sini. Dia tidak bisa menghentikan harapannya, membuat Haruto akan terus mengharapkannya. Meskipun dia tidak bisa membuatnya menjadi kenyataan.

Pulang[✓]Where stories live. Discover now