Pekik Kemenangan

1.1K 19 3
                                    


"Pertandingan memperebutkan tampuk juara tinju kelas menengah antara juara bertahan Joshua Teller melawan Emmanuel Lumato!! Pertandingan yang tak pernah disangka-sangka!!"

Gema komentator pertandingan hari itu disambut teriakan-teriakan penonton yang memadati arena. Para penonton meneriakkan nama jagoannya masing-masing.

Di salah satu bangku penonton, tampak Sandra Miguel menyaksikan jalannya pertandingan dengan dada berdebar-debar. Dia selalu berharap bahwa Emmanuel, orang yang sangat dibencinya akan jatuh tersungkur di pertandingan melawan juara bertahan ini.

"Lumato yang tak di unggulkan, mulai ronnde pertama terus mendesak sang juara bertahan!!"

Di atas ring, Emmanuel tampak menguasai jalannya pertandingan. Beberapa kali pukulan-pukulannya masuk mengenai titik-titik vital Joshua. Hingga suatu ketika, pukulan tangan kanan Emmanuel mengenai pelipis kiri Joshua.

"Masuk! Pukulan kanan Lumato mengenai Teller!!" Komentator kembali berteriak lantang yang disambut oleh teriakan pendukung Emmanuel Lumato.

"Sang juara benar-benar tak berkutik dibuatnya!"

Emmanuel terus mendesak Joshua hingga terpojok di sudut rung. Sandra menatap cemas sambil menahan nafas melihat Emmanuel yang terus menekan Joshua.

"Teller di pojokkan! Lumato terus menyerang bertubi-tubi! Akankah juara baru akan lahir di ronde kedua ini?!"

Kembali pukulan tangan kanan Emmanuel masuk ke perut Joshua. Sang juara bertahan sudah benar-benar terpojok

"Teng... Teng... Teng .." nyaring suara bel tanda berakhirnya ronde kedua menghentikan serangan-serangan Emmanuel.

Emmanuel melangkah mendekat ke arah Joshua. Seakan berjiwa sportif, Emmanuel meraih tangan Joshua membantunya berdiri. Tapi mulutnya membisikkan kata-kata di telinga Joshua.

"Jangan terlalu mengalah. Berlagak jugalah untuk melawanku. Baru setelah itu bersiaplah mencium kanvas, sehingga akan seperti pertandingan yang seru, hehehe" bisik Emmanuel.

Joshua hanya mendelik dan terus melangkah menuju sudut tempatnya.

"Teng..." Setelah rehat beberapa detik, bel tanda dimulainya ronde ketiga berbunyi. Emmanuel segera berdiri dari kursinya, lalu dengan sombong meneriakkan kata-kata sambil berjalan mengitari ring.

"Ronde selanjutnya akan aku buat juara bertahan mencium kanvas!" Seru Emmanuel pongah. Lalu dia melangkah ke tengah ring untuk memulai pertandingan di ronde ketiga.

"Bersiaplah, Josh. Demi anak perempuanmu" bisik Emmanuel sebelum pertandingan dimulai lagi sambil menyeringai.

Joshua tidak menanggapi ancaman Emmanuel, hatinya gelisah menjalani pertandingan ronde ketiga ini yang merupakan ronde terakhir untuk mengalah kepada Emmanuel.

"Pernyataan untuk meng-KO dari Lumato..!!" Teriak komentator yang kembali disambut teriakan riuh pendukung Emmanuel.

David Valley, yang sedari tadi menyaksikan pertandingan dari atas tribun menyelinap menuju koridor. Langkahnya cepat menuju ke toilet. Di tempat sampah samping pintu masuk toilet, setelah mengawasi sekitarnya, David mengambil bungkusan plastik di dalam tempat sampah, lalu membawanya masuk ke salah satu bilik toilet.

Di dalam bilik toilet, David mengeluarkan isi bungkusan yang ternyata adalah sepucuk senapan laras pendek berperedam yang tadi disembunyikannya. David lalu merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebutir peluru berwarna keemasan. Ditatapnya peluru itu dari pangkal hingga ke ujungnya.

"Peluru ini adalah peluru nitro ekspres berdiamater 5,00 mm. Dapat melemparkan benda seberat 2 ton sejauh 2 kaki, jika ditembakkan dari jarak 100 meter" David berkata dalam hati.

"Akan kuhadiahkan peluru emas ini kepadamu, Emmanuel" gumam David dengan sorot mata tajam menatap peluru di tangannya.

"Agar kematianmu seperti seorang petinju, akan kuarahkan peluru ini ke telingamu. Karena peluru yang masuk ke telinga, tidak akan menembus begitu saja, tapi akan terus menetap di tengkorak kepalamu" David menyeringai, lalu memasukkan peluru itu ke dalam senapannya.

Dengan wajah dingin, David melangkah menuju ke arah gerbang masuk arena. David meringkuk di belakang puntu gerbang. Sambil menutup tangan yang memegang senapan menggunakan koran, dia membidik targetnya yang sedang berlaga di atas ring menyerang sang juara bertahan habis-habisan.

"Ronde yang sangat menegangkan! Apakah di ronde ketiga ini, Lumato akan meng-KO Teller, sang juara bertahan?!" Gema komentator kembali terdengar.

Pertandingan memang berjalan sangat menegangkan. Joshua nampak terdesak dan menjadi bulan-bulanan penantangnya. Sandra menatap geram ke arah ring.

"Ayo, pukul aku, Josh! Berlagak sedikit lah" Kata Emmanuel pelan kepada Joshua.

"Ukh.." Joshua mendengus lalu melayangkan pukulan tangan kiri ke arah perut Emmanuel.

Emmanuel menghindar dengan memiringkan tubuhnya, tapi ternyata pukulan Joshua tadi hanya tipuan. Dengan cepat Joshua memasukkan pukulan tangan kanannya ke perut Emmanuel yang bersarang dengan telak.

Emmanuel terhuyung ke belakang. Matanya menyipit menahan rasa sakit di perutnya. Memang jika bertanding secara normal, Emmanuel mengaku tidak akan bisa menang melawan juara bertahan ini. Dengan senyum licik, Emmanuel kembali memasang kuda-kuda, sambil berbisik kepada Joshua.

"Ayo pukul lagi, Josh! Tapi setelah itu, kau harus terjatuh dan tidak bangun lagi. Hehehe" bisik Emmanuel.

Joshua kembali tidak menanggapi ocehan lawannya. Dengan gerak cepat, Joshua melayangkan pukulan bertubi-tubi ke perut Emmanuel. Emmanuel bergerak mundur untuk menghindari serangan Joshua. Penonton di arena yang mendukung Joshua bergemuruh, mengira bahwa Joshua bangkit dari posisinya yang terdesak beberapa waktu lalu.

Gerakan Joshua sangat lincah membuat penonton tak percaya jika beberapa saat sebelumnya sang juara bertahan bisa dihajar habis-habisan oleh penantangnya. Hingga suatu ketika, Joshua melihat peluang untuk memasukkan pukulan ke wajah Emmanuel. Tangannya bergerak cepat disertai gerakan menyamping sedikit membuat efek pukulannya pasti akan sangat telak.

Bersamaan dengan pukulan Joshua, David yang sudah mengunci targetnya dalam titik bidiknya, menarik pelatuk senapan di tangannya.

"Bzzz..." Suara desingan peluru beradu dengan sorak sorai penonton yang menahan nafas karena sangat tegang melihat tangan Joshua melayangkan pukulan.

Tepat sepersekian detik tangan Joshua hampir mengenai wajah Emmanuel, peluru tembakan David lebih dulu masuk menghajar telinga Emmanuel. Joshua masih sempat merasakan tangan kanannya menghantam wajah Emmanuel, saat Emmanuel terlempar hingga keluar ring. Suasana dalam arena pertandingan tiba-tiba hening sejenak.

"Lumato terlempar dari ring oleh hook kanan sang juara!! Dan wasit sudah mulai menghitung!!" Pekik komentator.

"Delapan... Sembilan... Sepuluuuhh..." Wasit  menghitung dengan suara keras, lalu mengibaskan tangannya tanda pertandingan selesai dengan kemenangan Joshua.

Ruangan arena pertandingan kembali bergemuruh. Pendukung Joshua meluapkan kegembiraan atas kemenangan jagoannya. Teriakan histeris memenuhi seluruh arena. Joshua sampai tak percaya, bahwa pukulannya dapat membuat lawannya terpental bahkan hingga keluar ring. Dan Emmanuel tidak bergerak lagi sampai official pertandingan menggotongnya keluar arena.

"Sang juara menang...!! Joshua Teller menang KO..!!" Teriak komentator melihat Emmanuel tetap tak bergerak setelah wasit selesai menghitung.

"Setelah sesumbar akan meng-KO juara bertahan, Lumato malah di KO oleh Teller!"

Sandra terhenyak melihat semua kejadian itu. Matanya membelalak tak percaya menyaksikan orang yang dibencinya diam tak bergerak. Saat tubuh Emmanuel di gotong beberapa orang, Sandra melihat tetesan darah yang mengalir dari kepala sebelah kiri Emmanuel.

"David" Sandra bergumam teringat akan detektif yang disewanya. Pikirannya langsung tertuju kepada David, dan yakin bahwa semua itu adalah perbuatan David.

DETEKTIF MESUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang