Bagian Kedua

172 37 7
                                    

Jika Nolan dan Leon lari tergopoh-gopoh menghampiri Marko, maka berbeda dengan Davin dan Narest. Perlu kalian ketahui Davin masih sangat dendam dengan Saka setelah kejadian tadi. Kurang puas hanya menendang sekali. Harusnya ia buat sekarat pemuda itu.

Setelah mendengar Marko terjatuh yang posisinya dekat garis finish. Davin segera memberi kode untuk Narest yang langsung ditangkap oleh pemuda itu. Mereka berdua berlari menjauhi kerumunan. Melepas jaket yang dikenakan Narest, mengendap perlahan dibelakang pemuda yang hanya duduk tidak ikut melakukan selebrasi bersama teman-temannya.

Setelah Narest membekap mulut Saka dengan jaketnya, mereka berdua segera menyeret pemuda itu menjauhi kerumunan. Tentu saja Saka memberontak namun malah mendapat satu pukulan dari Davin.

Tempat gelap dipinggir jalan raya yang sepi penduduk menjadi pilihan mereka untuk menghabisi lelaki itu. Saka sangat terkejut setelah jaket yang tadi dikenakan untuk menutup wajahnya kini di buka kasar oleh Narest.

"Kalian ngapain, anjing?"

Bughh..

Dugh..

"Akhhh"

Satu pukulan dan satu tendangan mendarat pada kepala dan rahang Saka. Benar-benar sebenci ini mereka pada Saka.

"Lepasih gue berengsek. Akhhh"

"Mana ada pemangsa melepaskan mangsanya, bodoh"

"Tau nih, lo sekolah berapa tahun deh? Ginian aja enggak tau. Mangkanya di otak lo jangan ada perempuan doang, goblok" Narest menonyor keras kepala Saka.

"Anjing lo pada. Lihat aja, enggak akan bisa kabur lo dari gue"

"Lihat muka gue" Tangan Narest ia bawa untuk mencengkeram kuat rahang Saka. Membuat pemuda itu mengeram tertahan.

"Gue anak kepala polisi, kalo lo mau tahu" Lanjutnya. Biarkan dia sombong untuk saat ini. Pemuda didepannya ini memang sesekali perlu diberi pelajaran.

Sial, Saka lupa.

"Lo pegang" Ucap Davin pada Narest.

Saka sudah dijadikan samsak oleh dua pemuda itu, darah segar sudah keluar dari mulutnya.

"Uhukk.. uhuk.."

"Ini sebagai gantinya karena boss lo udah main curang. Lo harus ngerasain apa yang dirasain Marko"

Dughh..

Satu tendangan terakhir Narest berikan. Setelah itu mereka pergi meninggalkan Saka yang mulai tidak sadarkan diri. Saka sudah pasrah jika dia ditemukan hanya tinggal nama. Dia salah memilih lawan.

***

"Lo kemana aja sih, anjing?" Nolan segera menghampiri kedua temannya yang berjalan cepat kearahnya.

"Sorry. Gue sama Davin ada perlu sebentar tadi. Marko didalam?"

"Iya masih ditangani. Duduk dulu, bro" Ucap Leon yang mencoba menengahi.

Nolan masih memandang curiga pada kedua temannya tersebut. Membuat Davin yang dilihat seperti itu sedikit risih.

"Ngapain lo?"

"Lo yang ngapain, anjing?"

"Cukup. Kita didepan ruang operasi. Kalo mau ribut silahkan keluar. Lo mau bunuh-bunuhan juga gapapa" Leon cukup lelah dengan sikap teman-temannya. Tidak ada yang menjawab, hanya kesunyian yang melingkupi mereka. Jelas saja saat ini sudah tengah malam lebih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Falling In Love (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang