Close and Hurt

148 11 4
                                    

Matahari hampir tenggelam.

Jisoo dan Han Tae seok berada di Gym.

Jisoo mencoba memberikan pertolongan pertama pada luka tembak Han Taeseok.

"Sir,Kita harus segera kembali ke markas, luka anda perlu diberi penanganan serius" Jisoo kawatir.

"Ada yang harus aku selesaikan terlebih dahulu disini" Han Taeseok mulai merasa kebas dilengannya.

"Kita bisa mengurusnya nanti,sir" Jisoo membalut lengan Han Taeseok.

"Ada beberapa hal yang tak bisa ditunda" Han Taeseok berdiri. Memakai kembali blazer hitamnya.
Kain kasa bekas membersihkan darah yang keluar dari lukannya di ambil olehnya.
Dia pergi mendekati Pak Na. Yang beberapa mater saja dari mereka .

"Maaf aku tidak bermaksud untuk merendahkan mu" Han Taeseok melempar kasanya ke arah Pak Na.

Pak Na hanya bingung menerima perlakuan itu.

Sementara Jisoo memperhatikan mereka berdua.

"Kamu baik-baik saja?" Han Taeseok bertanya.

"Maaf sir , bukan kah yang seharusnya bertanya saya, anda terkena tembakan. Apa anda baik-baik saja?" Pak Na terlihat sangat normal. Dan tidak memperdulikan kain kasa yang ada disampingnya yang dipenuhi darah.

"Sepertinya kita berdua baik-baik saja" Han Taeseok menghengbuskan nafas lega.

Pak Na masih bingung.

"Boleh saya mengambil sampel darah anda ?" Tanya Han Taeseok.

"Ya tentu saja" Pak Na santai menjawab.

Jisoo mengambil sampel darah Pak Na. Dan setelah itu mereka berniat untuk kembali ke markas.

Di lift mereka berdua tak banyak bicara. Han Taeseok mundur kebelakang, menyenderkan dirinya kedinding lift. Sedangkan Jisoo masih berada di dekat tombol lift.

Pikiran pria ini sedang kalut, dia memikirkan keadaan seseorang. Tapi dia bahkan tak berani bertanya atau pun bertemu orang itu.

Dia mentap punggung wanita didepannya. Wanita yang entah datang dari bagian dunia mana, yang selalu ada disaat dia sulit, wanita yang selalu bertahan dan percaya pada semua keputusannya. Wanita yang tak pernah berpaling darinya.

"Jisoo ya" akhirnya Han Taeseok memecah keheningan.

"Ya sir, Jisoo berbalik menghadap Han Taeseok"

"Terimakasih"Han Taeseok berdiri tegap didepannya.

Pipi Jisoo agak sedikit memerah teringat Bagaimana dengan mudahnya dia memeluk pria didepannya ini, tadi siang.

"Ya sir" jawab Jisoo sedikit gugup.

"Jisoo ya,tolong bertahanlah sebentar lagi. kali ini aku tidak akan gagal lagi"

"Aku akan bertahan sampai akhir bersama anda sir." Jisoo memberikan senyuman tulusnya.

Melihat senyum dipipi Jisoo ,Han Tae Seok juga ikut tersenyum.

Ditempat lain.
Saebom sedang menunggu lift terbuka, lift yang dia tunggu akhirnya terbuka perlahan.

Dia melihat sosok pria yang sedari tadi ada difikiranya. Dari sela pintu lift yang belum terbuka lebar. Dia tanpa sadar menyadari ini pertama kalinya melihat Han Taeseok tersenyum . Waktu terasa sedikit melambat baginya.
Sampai akhirnya pintu lift terbuka lebar, dia menyadari Jisoo adalah orang yang membuat pria itu tersenyum . Dia sedikit mematung.

Menyadari pintu Lift terbuka , Jisoo berbalik. Dan Han Taeseok sedikit tertegun melihat Saebom.

"Saebom-sii silahkan" Jisoo tersenyum pada Saebom sambil menyuruhnya masuk.

SacrificeWhere stories live. Discover now