Part 36. Awal perjuangan

252 13 3
                                    

"Lemes amat jalan lo, Hantu!" Audi menjemput Hanna dari parkiran sekolah. Ia sudah mendapatkan kabar kalau Hanna akan berangkat bersama Bisma pagi ini.

"Elah, kayak yang gak ikhlas lo jemput gue." Hanna masih terfokus pada jalannya perlahan-lahan.

Hanna sama sekali tidak bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Kepalanya masih sangat lemah untuk ia beraktifitas seperti biasanya.

"Ya gue emang gak ikhlas kalo nanti lo gak bantuin gue ngerjain PR." Jawab Audi hendak tertawa.

"Parah! Kok ada ya manusia licik kek lo di dunia ini?" Ucap Hanna masih dengan nada lemas.

"Hahahaha.. pantes ya gue buat jadi peran antagonis di drama nanti?" Tanya Audi setelah tawanya berhenti.

"Lo mau tampil drama?"

"Iya. Kayaknya seru tuh." Ucap Audi yakin.

"Gue apa?"

"Lo mau ikutan juga? Jangan deh. Mendingan lo istirahat aja, latihannya pasti ganggu kesehatan lo. Lo kan belum bener-bener sehat." Pesan Audi.

"Tapi_"

Ucapannya terpotong oleh seseorang yang datang menghampiri Hanna dan menyapanya.

"Hanna! Hai!" Ucapnya melambaikan tangan.

"Kak Jhon!"

"Udah sekolah aja. Emang udah bener-bener sehat?" Tanyanya kemudian.

"Ya lumayan kak. Lagian gue juga bosen diem dirumah terus, gak ada kegiatan." Ucap Hanna masih dengan nada lemas.

"Yang penting jangan cape-cape aja. Jaga kesehatan lo sekarang," pesan Jhon diangguki Hanna.

"Thank's kak." Ucapnya.

"Gue duluan, ya!" Jhon langsung berlalu dari hadapan mereka berdua, setelah berpamitan.

Hanna melamun sebentar setelah melihat Jhon pergi. Ia seperti memikirkan sesuatu yang sempat terlintas di pikirannya.

Entah kenapa hari ini ia seperti memulai hari baru. Ia tidak seperti sebelumnya yang ceria dan bersemangat.

Kali ini, ia memasuki lingkungan sekolah dengan perasaan tenang, dan sikap yang terlihat dingin. Hanna seperti murid baru pindah sekolah.

"Heh! Bengong aja! Mikirin apa sih? Perasaan lo gak punya utang deh." Audi memecahkan suasana.

"Sorry, emm.. yaudah ayo ke kelas." Hanna kembali berjalan dengan perlahan. Takutnya jika ia tergesa-gesa berjalan, kepalanya akan terganggu seperti sebelumnya.

Ketika keduanya tengah asik mengobrol sambil berjalan, langkah mereka kembali terhenti dengan seseorang datang dari arah samping dan memberhentikan mereka.

"Hanna!" Panggilnya pelan.

Hanna menengok kearah samping tempat dimana seseorang itu memanggilnya. Hanna terpaku dengan seseorang itu. Entah ekspresi apa yang Hanna perlihatkan kini. Yang jelas, Hanna juga kaget melihat orang itu.

"Kamu..emm, kamu kemana? Kenapa susah banget aku hubungin?" Agustian nampak sedikit gugup dengan tatapan Hanna yang sulit dibaca itu.

Hanna masih terdiam ditempat. Ia masih merasa sesak ketika bertemu dengan cowok ini. Ingin sekali ia menampar dan memukulinya sampai ia bisa meluapkan semua rasa kecewa dan sesaknya.

"Di, ayo ke kelas aja." Hanna mengajak Audi berjalan kembali. Ia tak ingin berlama-lama melihat masa lalunya. Pikirannya tak akan jernih nanti jika masa lalunya itu terus hadir.

"Tunggu, please.. aku cuman mau ngomong bentar sama kamu." Agustian menghentikan kembali langkah mereka. Agustian berjalan kearah pandangan Hanna. Ia berdiri lesu tepat dihadapan Hanna.

HANNA ( End + Completed )✅Where stories live. Discover now