김독자 : Neighborhood

1.5K 134 16
                                    

Sung Jinwoo selalu memuja hyung-nya,
Dokja Kim seorang.

Top – Sung Jinwoo
Bot – Kim Dokja

This works is my belongings, don't copy in another platform if u have attiude.

Sincerely,

Nathan

Sung Jinwoo ingat tetangganya yang berprofesi sebagai editor sekaligus penulis. Kim Dokja, namanya. Laki-laki ringkih dengan kantung mata samar diwajahnya sudah membantu ekonominya semenjak ibunya dirawat, membantunya membayar keuangan dan kehidupannya. Ia akan mengingatnya, selalu. Bagaimana ia berusaha memasakkannya makanan(walau tidak direkomendasikan untuk dimakan) walau itu tidak perlu, membiayai dirinya dan adik perempuannya untuk hidup.

Dan disinilah ia sekarang, menjadi Hunter kelas dunia untuk Dokja hyung, hyung-nya, miliknya, dibawahnya, dengan wajah memerah dan mendorong dada bidangnya.

"Tunggu, Jinwoo-ya, jangan digigit, eh!" Leher pucat itu digigit, bercak merah dan saliva teruntai dari bibir Jinwoo. Sesekali mengagumi mahakaryanya yang ia ukir tersebut. Kepalanya ia dekatkan dengan telinga yang lebih mungil, menggigitnya dengan gemas bagaimana telinga itu memerah akibat perbuatannya.

"Hyung, Dokja hyung. Kau ingin tahu sesuatu?" Tangan kasarnya akibat berlatih itu menelusuri pinggang yang lebih kecil, melepas kancing kemeja satin itu perlahan.

"Apa ...?" Kim Dokja menjawab gugup, sesekali berusaha mendorong tubuh atletis Jinwoo yang tetap diam seperti batu diatasnya.

"Kau cantik, hyung. Aku menginginkanmu, hanya untukku. Menjadikanmu milikku. Aku menyukaimu—tidak, aku mencintaimu, hyung." Pernyataan tersebut membuat Kim Dokja terdiam beberapa saat, lalu edaran darah diwajahnya naik menyebabkan memerah tersipu malu.

"Tapi aku sudah menganggapmu sebagai adikku, Jinwoo-ya, kita tidak bisa." Dokja meremat dada yang mengungkungnya, sesekali menghela napas gugup akibat tiupan napas Jinwoo disekitar lehernya.

"Kurasa aku akan mengubah itu untuk kita." Kim Dokja mengerjap bingung dengan apa yang dikatakan Jinwoo, lalu saat bibirnya dipertemukan dengan lawan bicaranya ia membola.

Ciuman itu menuntut, bagaimana Jinwoo dari remaja pemalu menjadi pria dewasa penuh dominansi adalah hal yang Kim Dokja tidak ketahui caranya. Lidah itu saling menggeluti, dengan Jinwoo yang kian menuntut untuk lebih.

Merasa napasnya kian menipis, Kim Dokja menepuk dada bidang Jinwoo dengan kencang. Jinwoo menatapnya dengan penuh memuja, bagaimana bibir hyung-nya membuatnya gila selalu menjadi misteri untuk dirinya pecahkan. Saliva itu teruntai dari belah bibir yang lebih kecil, mengusapnya hanya membuat libidonya semakin naik.

"Sekarang mengerti, hyung? Aku sekarang pria dewasa dan dapat membuatmu tersipu. Jadi, beri aku kesempatan untuk menjadi kekasihmu." Jinwoo mencium tangan Dokja lembut, penuh kasih bagaimana ia melakukannya, penuh obsesi, jika Dokja melihat sekilas kilat matanya berubah, ia tidak akan mengatakan apa-apa.

'Untuk remaja yang sudah dewasa, Jinwoo-ya terlalu panas'

Kim Dokja melihat bagaimana ia diperlakukan dengan penuh kasih, membuatnya merasakan sesuatu menggelitik diperutnya. Tangannya ia arahkan ke wajah Jinwoo, bagaimana pipi itu menjadi tirus dan memiliki lesung, berbeda dengan dirinya saat remaja. Mengelusnya perlahan, lalu menghela napas pelan.

All Hail Dokja Kim - 김독자Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang